Akupuntur kerap ditawarkan sebagai salah satu metode untuk menyembuhkan kanker. Namun, apakah benar jarum akupuntur efektfif melawan penyakit serius seperti kanker? Simak pembahasannya berikut ini.

Apa itu Akupunktur?
Akupunktur adalah teknik memasukan jarum ke dalam tubuh. Teknik pengobatan ini berasal dari China dan umumnya digunakan untuk memulihkan kesehatan, kebugaran, dan menghilangkan rasa sakit pada beberapa penyakit.
Teknik akupunktur di dasari pada teori aliran qi (energi) dan darah yang mengalir melalui jalur-jalur tertentu di dalam tubuh. Menurut teori tersebut, terapi akupunktur dapat memperlancar alliran energi yang sehat ke daerah tubuh yang kurang energi positif, sekaligus membuang energi negatif dari area tubuh yang kelebihan energi.
Cara ini dipercaya dapat mengatur dan mengembalikan keseimbangan energi atau qi yang harmonis di dalam tubuh.
Jenis-jenis Akupuntur
Meski teknik akupunktur yang berasal Tiongkok lebih banyak dikenal, nyatanya ada pula akupunktur khas Jepang dan Korea.
-
Akupunktur Khas Tiongkok
Pada akupunktur khas Tiongkok, biasanya menggunakan jarum yang lebih tebal dan ditusukan lebih ke dalam kulit. Ahli akupunktur Tiongkok juga cenderung menggunakan lebi banyak jarum setiap sesinya dan mencakup area yang lebih luas di seluruh tubuh.
-
Akupunktur Khas Jepang
Berbeda dengan Tiongkok, teknik akupunktur khas dari Jepang menggunakan jarum yang lebih tipis, dan ditusukan secara ringan ke kulit. Fokusnya adalah bagian perut, punggung, dan beberapa titik kunci sepanjang sistem meridian atau jaringan titik akupunktur di seluruh tubuh.
-
Akupunktur Khas Korea
Sedangkan khas Korea, pada beberapa waktu hanya menggunakan jarum tipis yang digunakan dan ditempatkan secara strategis ke beberapa titik tertentu. Penempatannya tergantung pada kondisi penyakit yang hendak diobati.
Baca juga: 5 Terapi Totok Saraf yang Bisa Dilakukan di Rumah
Bisakah Akupuntur Digunakan untuk Mengatasi Kanker?
Bisa atau tidaknya akupuntur mengatasi kanker menjadi pertanyaan yang kerap dipertanyakan banyak orang tidak terkecuali pasien kanker.
Di negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan negara lainnya, teknik akupunktur banyak ditawarkah ke pasien kanker. Lalu, apakah ini berarti metode tusuk jarum ini efektif mengatasi kanker? Jawabnnya bisa saja.
Pakar kesehatan menyebutkan, Akupunktur sejauh ini belum memiliki bukti ilmiah mengatasi kanker. Hanya saja, jika digunakan sebagai terapi tambahan bisa saja. Sebab, mungkin sudah ada kasus di mana akupunktur bisa mengurangi gejala pada pasien kanker yang sedang melakukan kemoterapi.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Memorial Sloan Kettering Cancer Center yang dipublikasian pada Journal of Clinical Oncology, berusaha menentukan apakah akupunktur bisa meredakan nyeri pada pasien kanker, khususnya kanker kepala atau leher yang telah melakukan bedah kelenjar getah bening di leher.
Penelitian tersebut melibatkan 58 pasien kanker yang merasakan nyeri akibat prosedur bedah leher. Salah satu kelompok pasien kanker mendapatkan perawatan akupunktur, sedangkan kelompok lainnya menjalani perawatan yang umumnya dilakukan untuk pasien kanker, termasuk terapi fisik dan konsumsi obat anti-inflamasi.
Hasilnya, pasien kanker yang melakukan terapi akupunktur mengalami pengurangan rasa sakit atau nyeri yang signifikan dibandingkan dengan pasien yang hanya mendapatkan perawatan tanpa akupunktur.
Baca juga: 10 Manfaat Akupuntur Wajah, Bikin Kulit Cerah hingga Awet Muda
Akupuntur Hanya sebagai Tambahan, Bukan Pengobatan Utama
Menurut situs resmi John Hopkins Medicine, teknik pengobatan akupuntur telah terbukti dapat mengurangi rasa mual, muntah, mulut kering, cemas, kelelahan, depresi dan imunosupresi yang sering kali menyertai pengobatan kanker.
Akupunktur dan pengobatan Cina juga telah terbukti dapat meringankan efek samping kemoterapi dan radiasi, misalnya insomnia, keringat berlebih pada malam haru, hot flashes, penurunan anfsu makan, berat badan turun drastis, diare, dan nyeri.
Manfaat akupunktur lainnya adalah hampir bebas dari efek samping, menjernihkan pikiran, serta memperbaiki dorongan untuk seks. Akupunktur juga terbukti dapat meringankan nyeri sendi dan kekakuan pada pasien kanker payudara pascamenopause yang telah menggunakan aromatase inhibitors.
Bagi para penyintas kanker, terapi akupunktur dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dengan mengobati beberapa efek permanen kemoterapi. Meski, pasien kanker banyak yang menjalani terapi akupunktur, namun metode pengobatan tradisional dari Tiongkok ini bukanlah pengobatan utama, melainkan terapi tambahan dan pendamping. Oleh sebab itu, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter sebelum Anda memutuskan menjalani terapi pengobatan ini.
- Anonim. 2019. What is the difference between Korean, Japanese and Chinese Acupuncture. https://www.tcmshanghai.ae/what-is-the-difference-between-korean-japanese-and-chinese-acupuncture/. (Diakses pada 10 Maret 2023)
- Wang AZhanxiang. 2017. How Chinese, Korean, and Japanese Acupuncture Differ. https://blog.nuhs.edu/the-future-of-integrative-health/korean-japanese-and-chinese-acupuncture-whats-the-difference. (Diakses pada 10 Maret 2023)
- John Hopkins Medicine. Acupuncture. https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/acupuncture. (Diakses pada 10 Maret 2023)
- Lu Weidong, Rosenthal S David. 2018. Oncology Acupuncture for Chronic Pain in Cancer Survivors: A Reflection on the American Society of Clinical Oncology Chronic Pain Guideline. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29729786/. (Diakses pada 10 Maret 2023)