Terbit: 29 March 2023 | Diperbarui: 8 August 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Pilek berkepanjangan adalah kondisi yang tidak boleh dianggap sepele. Pada beberapa kasus, kondisi tersebut bisa menandakan penyakit serius yang membutuhkan penanganan medis. Lantas, apa penyebab pilek terus-menerus? Simak penjelasannya dalam ulasan berikut ini.

Pilek Berkepanjangan? 5 Penyakit Ini Mungkin Jadi Penyebabnya

Berbagai Penyebab Pilek Menahun yang Harus Diwaspadai

Pilek biasanya hilang dalam waktu sekitar 2 minggu dengan atau tanpa pengobatan. Namun, jika pilek tidak hilang dalam waktu tersebut, hal tersebut mungkin menandakan kondisi medis tertentu.

Berikut adalah beberapa kondisi yang mungkin menjadi penyebab pilek berkepanjangan, di antaranya:

1. Polip Hidung

Polip hidung merupakan pertumbuhan jinak (bukan kanker) dari lapisan mukosa hidung yang berada dalam rongga hidung. Perlu diketahui mukosa merupakan lapisan yang sangat basah (berlendir) dan berfungsi melindungi bagian dalam hidung serta sinus; serta melembapkan udara yang dihirup sebelum masuk ke paru-paru.

Pertumbuhan jaringan mukosa yang berlebihan pada polip hidung terjadi akibat adanya peradangan yang berkepanjangan, baik itu karena infeksi ataupun reaksi alergi. Akibatnya, mukosa hidung menjadi bengkak dan merah, serta dapat menghasilkan cairan yang menetes keluar (hidung meler ingusan).

2. Sinusitis

Pilek menahun berikutnya juga bisa disebabkan oleh sinusitis, yaitu peradangan jaringan dinding yang melapisi rongga sinus (ruang berisi udara yang terletak di hidung, pipi, rongga hidung serta di atas mata). Hal ini terjadi saat sinus yang berisi udara berisi cairan dan mengalami penyumbatan.

Pada akhirnya, kuman bisa menyebabkan infeksi yang kemudian dikenal sebagai sinusitis. Saat Anda mengalami pilek bersamaan dengan sinusitis, hal itu bisa menimbulkan rasa sakit di sekitar hidung dan mata, serta memproduksi lendir dengan warna kekuningan.

Gejala penyakit sinusitis yang bisa Anda kenali adalah pilek yang berlangsung hingga 1 bulan. Jika pilek berkepanjangan berlangsung lebih dari waktu tersebut, kondisi ini dikategorikan sebagai sinusitis kronik.

Baca Juga: 23 Obat Pilek yang bisa Anda Coba (Medis dan Alami)

3. Alergi

Pilek berkepanjangan yang paling umum terjadi karena disebabkan oleh alergi. Beberapa alergen (hal yang memicu munculnya alergi) antara lain: debu, bulu hewan, serbuk sari, atau tungau. Saat alergi terjadi, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi terhadap alergen.

Kondisi ini bisa terjadi karena sel-sel hidung melepaskan histamin dan bahan kimia lainnya saat bertemu dengan alergen. Dampaknya, peradangan pada hidung dan gejala khas seperti keluarnya lendir bisa terjadi.

Dampak pilek yang terjadi akibat alergi biasanya bersin, batuk, hingga munculnya demam. Gejala-gejala itu akan dengan cepat muncul saat Anda bersentuhan atau hanya dekat dengan penyebab alergi.

4. Rhinitis Non-Alergi

Rhinitis non-alergi atau dikenal juga sebagai rhinitis vasomotor adalah peradangan yang terjadi di hidung bagian dalam yang disebabkan oleh gangguan pada saraf hidung dan bisa menyebabkan pilek berkepanjangan. Gejalanya bisa terlihat dari hidung tersumbat, bersin, dan hidung meler.

Rhinitis non-alergi terjadi saat pembuluh darah di dalam hidung melebar. Pelebaran pembuluh darah ini menyebabkan hidung tersumbat dan menimbulkan pembengkakan. Hal ini juga dapat membuat lendir mengering di hidung.

Perlu Anda ketahui, dalam kondisi normal pembuluh darah ini menyempit sehingga sirkulasi udara di dalam hidung dapat berjalan dengan lancar. Akan tetapi saat terjadi peradangan, pembuluh darah melebar sehingga saluran udara di hidung terganggu.

5. Pneumonia

Pilek berkepanjangan lainnya juga bisa disebabkan oleh pneumonia. Penyakit infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Penyakit yang mudah ditularkan melalui udara ini umumnya terjadi saat seseorang sedang batuk atau bersin.

Perlu Anda ketahui juga, penyakit pneumonia akan semakin berisiko jika Anda memiliki kondisi tertentu seperti:

  • Mempunyai riwayat penyakit kronis tertentu seperti HIV/AIDS, asma, diabetes, gagal jantung, dan cystic fibrosis.
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat penyakit atau penggunaan obat tertentu seperti steroid.
  • Memiliki kebiasaan merokok. Aktivitas merokok dapat menyebabkan penumpukan lendir dan cairan di dalam paru, kondisi yang bisa menyebabkan paru-paru basah.

Baca Juga: 12 Gejala Paru-Paru Basah yang Harus Dikenali dan Diwaspadai

Pilek Berkepanjangan Akibat Alergi atau Non-Alergi?

Setelah mengetahui hal-hal yang menyebabkan pilek berkepanjangan, tindakan selanjutnya adalah membedakan apakah pilek yang Anda alami ini bagian dari reaksi alergi atau bukan. Oleh karenanya, Anda disarankan untuk menemui dokter spesialis THT untuk menentukan dengan pasti penyebab pilek berkepanjangan yang terjadi.

Pada umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menggunakan spekulum untuk melihat ke dalam rongga hidung. Selain itu, dokter juga akan menyarankan untuk tes tusuk kulit untuk memastikan apakah Anda mengalami rhinitis alergi atau bukan, serta melakukan pemeriksaan darah.

Dengan begitu, pengobatan yang dilakukan akan disesuaikan dengan penyebabnya. Hal-hal yang dapat Anda lakukan, antara lain:

  • Rutin membersihkan tempat tinggal.
  • Rutin berolahraga.
  • Penuhi kebutuhan asupan cairan tubuh dengan baik.
  • Konsumsi obat dekongestan dan antihistamin.
  • Menggunakan masker saat berada di tempat umum.
  • Membersihkan saluran hidung dengan larutan garam.
  • Bagi Anda yang memiliki hewan peliharaan, jangan lupa untuk menjaga kebersihan hewan peliharaan secara rutin.

Pada akhirnya, apabila pilek berkepanjangan ini disertai dengan sesak napas, telinga sakit, kesulitan menelan, nyeri di sekitar mata, atau tenggorokan sakit, segera konsultasikan dengan dokter spesialis THT untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Kapan Harus ke Dokter saat Pilek Tak Kunjung Membaik?

Jika mengalami pilek selama 10 hari dan tidak kunjung membaik, Anda harus menemui dokter. Pada umumnya virus flu bertahan 7 hingga 10 hari, jadi jika bertahan lebih lama dari waktu tersebut, kemungkinan besar infeksi bakteri dan memerlukan antibiotik.

Perlu diketahui, anak-anak, lansia, perokok, dan individu dengan masalah kesehatan serius seperti asma, penyakit jantung, kanker, atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), cenderung menderita lebih lama saat terkena pilek.

 

  1. Anonim. 2021. Common cold. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/symptoms-causes/syc-20351605. (Diakses pada 17 Februari 2023)
  2. Anonim 2022. Non-allergic rhinitis. https://www.nhs.uk/conditions/non-allergic-rhinitis/. (Diakses pada 17 Februari 2023)
  3. Anonim. 2020. Pneumonia. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pneumonia/symptoms-causes/syc-20354204. (Diakses pada 17 Februari 2023)
  4. Baertlein, Lisa. 2017. When Should You See a Doctor for a Cold?. https://www.everydayhealth.com/cold-and-flu/symptoms/when-to-see-a-doctor/. (Diakses pada 17 Februari 2023)
  5. Sampson, Stacy. 2018. Acute Sinusitis. https://www.healthline.com/health/acute-sinusitis. (Diakses pada 17 Februari 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi