Pada dasarnya, cara mengobati kanker tulang tergantung pada lokasi, tingkat keparahan, hingga jenisnya. Lantas, apa saja terapi pengobatan yang umum dilakukan? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Beragam Metode Pengobatan Kanker Tulang
Perawatan kanker tulang biasanya diklasifikasikan berdasarkan tipe, stadium, riwayat penyakit yang menyertai, hingga kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh. Berikut adalah beberapa metode pengobatan untuk kanker tulang, di antaranya:
1. Operasi
Pembedahan untuk mengangkat area tulang yang terdapat sel kanker merupakan bagian penting dari pengobatan, meskipun sering kali dikombinasikan dengan perawatan lain.
Hal ini umumnya bertujuan untuk menghindari pengangkatan seluruh bagian tubuh yang terdampak (dikenal sebagai operasi hemat tungkai).
Operasi pengangkatan sel kanker tulang sendiri memiliki beberapa macam:
Pengangkatan Jaringan Tulang yang Terdampak
Tindakan ini idealnya dapat dilakukan bila kanker belum menyebar ke tulang lainnya dan tulang dapat direkonstruksi.
Jenis yang paling umum dari operasi ini melibatkan pengangkatan bagian tulang yang terkena dan beberapa jaringan di sekitarnya (jika ada sel kanker telah menyebar ke jaringan).
Bagian tulang yang diangkat kemudian diganti dengan implan logam yang disebut prostesis atau sepotong tulang dari tempat lain di tubuh (cangkok tulang). Sementara itu, jika kanker berada di dekat sendi—seperti lutut—dokter akan mengangkat sendi dan menggantinya dengan yang buatan.
Amputasi
Amputasi mungkin diperlukan jika tindakan bedah sebelumnya tidak membuahkan hasil. Tidak berhasilnya prosedur pengangkatan jaringan tulang memiliki sejumlah faktor, antara lain:
- Kanker telah menyebar ke luar tulang ke pembuluh darah atau saraf utama.
- Anda mengalami infeksi setelah operasi penyisihan anggota tubuh dan prostesis, atau cangkok tulang.
- Kanker telah berkembang di bagian tubuh yang secara teknis tidak memungkinkan untuk melakukan operasi tanpa lengan, seperti pergelangan kaki.
Setelah diamputasi, seseorang akan menggunakan anggota tubuh buatan untuk menggantikan anggota tubuh yang teramputasi.
Seiring dengan teknologi yang semakin berkembang, anggota tubuh buatan tersebut tentunya nyaman dan secara fungsi hampir menyerupai anggota tubuh asli.
Cryosurgery
Cryosurgery menggunakan nitrogen cair untuk membekukan dan membunuh sel kanker. Teknik ini terkadang dapat digunakan sebagai pengganti operasi konvensional untuk menghancurkan tumor yang ada pada tulang.
2. Kemoterapi
Terdapat empat cara kemoterapi yang dapat digunakan untuk mengobati kanker tulang:
- Sebelum operasi, ini bertujuan untuk mengecilkan tumor sehingga operasi dapat berjalan dengan mudah.
- Dikombinasikan dengan radioterapi sebelum operasi (kemoradiasi), ini khususnya untuk mengobati jenis kanker tulang jenis sarkoma Ewing.
- Setelah operasi, bertujuan untuk mencegah sel kanker kembali tumbuh dan berkembang.
- Untuk mengontrol gejala dalam kasus di mana penyembuhan tidak memungkinkan (dikenal sebagai kemoterapi paliatif).
Kemoterapi untuk kanker tulang melibatkan penggunaan kombinasi berbagai obat yang biasanya diberikan melalui infus ke pembuluh darah atau ke saluran yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang lebih besar.
Perawatan biasanya diberikan dalam siklus. Siklus melibatkan minum obat kemoterapi selama beberapa hari, kemudian istirahat selama beberapa minggu agar tubuh Anda pulih dari efek samping pengobatan.
Jumlah siklus yang penderita butuhkan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan (stadium) kanker tulang.
Baca Juga: Tanda Kemoterapi Anda Berhasil dan Cara Mengetahuinya
3. Terapi Radiasi (Radioterapi)
Seperti halnya kemoterapi, radioterapi dapat digunakan sebelum dan sesudah operasi untuk mengobati kanker tulang, atau untuk mengontrol gejala dan memperlambat penyebaran kanker jika penyembuhan tidak memungkinkan.
Radioterapi untuk kanker tulang melibatkan radiasi yang diarahkan ke bagian tulang yang mengandung kanker dengan menggunakan mesin eksternal.
Prosedur ini biasanya diberikan dalam sesi harian—5 hari seminggu—dengan setiap sesi berlangsung beberapa menit. Seluruh pengobatan biasanya akan berlangsung beberapa minggu.
4. Mifamurtide
Untuk orang dengan jenis kanker tulang yang disebut osteosarcoma, obat yang disebut mifamurtide dapat digunakan bersamaan dengan perawatan yang sebelumnya disebutkan.
Mifamurtide adalah stimulan makrofag imun. Ini artinya, obat bekerja dengan cara mendorong sistem kekebalan untuk menghasilkan sel khusus yang membunuh sel kanker.
Obat ini biasanya diperuntukkan bagi orang muda dengan osteosarkoma tingkat tinggi dan pemberiannya setelah operasi—dalam kombinasi dengan kemoterapi—untuk membantu mencegah sel kanker kembali tumbuh dan berkembang.
Mifamurtide secara perlahan dipompa ke salah satu pembuluh darah selama satu jam (prosedur infus). Perawatan biasanya sebanyak dua kali seminggu selama 12 minggu dan kemudian seminggu sekali selama 24 minggu berikutnya.
5. Terapi Target
Metode pengobatan kanker tulang lainnya adalah terapi target. Terapi ini akan menggunakan obat yang dirancang untuk berinteraksi dengan molekul tertentu yang terlibat dalam pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
Antibodi monoklonal denosumab adalah contoh obat kanker tulang yang telah mendapat persetujuan untuk merawat orang dewasa dan remaja dewasa, terutama dengan tumor sel tulang besar yang tidak dapat terangkat melalui prosedur pembedahan.
Terapi ini juga dapat mencegah kerusakan tulang akibat jenis sel tulang yang bernama osteoklas.
Baca Juga: Tak Hanya untuk Tulang, Ini 12 Manfaat Vitamin D untuk Tubuh
Efek Samping Pengobatan Kanker Tulang
Masing-masing metode pengobatan kanker tulang tentu memiliki efek samping. Berikut penjelasannya:
1. Efek Samping Operasi
Pasca operasi, pasien kanker mungkin akan mengalami gejala-gejala seperti:
- Badan lemas.
- Nyeri tubuh, terutama pada area pembedahan.
- Mual.
- Muntah.
2. Efek Samping Kemoterapi
Kemoterapi dapat merusak sel-sel sehat dan juga sel-sel kanker, yang artinya sering kali menimbulkan sejumlah efek samping. Efek samping yang umum dari kemoterapi meliputi:
- Mual dan muntah.
- Diare.
- Sariawan.
- Kelelahan.
- Peningkatan risiko terkena infeksi.
- Rambut rontok sementara.
- Infertilitas (kemandulan).
Sebagian besar efek samping yang terkait dengan kemoterapi biasanya akan sembuh setelah perawatan selesai. Namun, ada risiko Anda akan mengalami infertilitas alias mandul secara permanen.
3. Efek Samping Terapi Radiasi
Radiasi selama radioterapi sebagian besar akan terfokus pada sel kanker, tetapi sel sehat yang ada di dekatnya juga dapat rusak. Tindakan ini dapat menyebabkan efek seperti:
- Kemerahan dan iritasi pada kulit (ini bisa terasa seperti terbakar sinar matahari).
- Nyeri sendi di bagian tubuh yang dirawat.
- Rambut rontok pada bagian tubuh yang terdampak.
- Kelelahan.
Efek samping ini akan hilang setelah radioterapi selesai, meskipun perasaan lelah dapat bertahan selama beberapa minggu.
Baca Juga: 5 Vitamin untuk Tulang dan Otot yang Mencegah Osteoporosis
4. Efek Samping Mifamurtide
Mifamurtide dapat menyebabkan berbagai macam efek samping, seperti:
- Mual dan muntah.
- Diare atau sembelit.
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Kehilangan selera makan.
- Kelelahan dan kelemahan.
Tidak jelas apakah aman menggunakan mifamurtide selama kehamilan, jadi sebagai tindakan pencegahan, penting untuk menggunakan metode kontrasepsi yang efektif jika Anda wanita yang aktif secara seksual.
Penting untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil. Selain itu, sebaiknya hindari kegiatan menyusui saat menggunakan mifamurtide.
5. Efek Samping Terapi Target
Hampir sama seperti kemoterapi, efek samping terapi target meliputi:
- Mual dan muntah.
- Diare.
- Sakit kepala.
- Tubuh terasa lelah.
- Kerontokan rambut.
- Anonim. Bone Cancer – Treatment. https://www.nhs.uk/conditions/bone-cancer/treatment/. (Diakses pada 13 Februari 2023)
- Anonim. Primary Bone Cancer. https://www.cancer.gov/types/bone/bone-factsheet#:~:text=Treatment%20options%20for%20bone%20cancer,the%20tissue%20removed%20during%20surgery. (Diakses pada 13 Februari 2023)
- Anonim. Treatment for Secondary Bone Cancer. https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/secondary-cancer/secondary-bone-cancer/treatment . (Diakses pada 13 Februari 2023)