Banyak orang yang menyepelekan naiknya asam lambung dan menganggapnya sebagai kondisi yang bisa diatasi dengan mudah. Padahal, jika tidak diobati dengan benar, asam lambung bisa menimbulkan masalah kesehatan serius, salah satunya adalah kanker. Simak penjelasan lengkapnya dalam ulasan berikut.
Asam Lambung dan Meningkatnya Risiko Kanker Esofagus
Belum diketahui secara pasti penyebab orang yang sering mengalami kondisi asam lambung berisiko terkena kanker. Namun, kondisi tersebut bisa berpotensi memberikan masalah ke organ-organ lainnya
Naiknya asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD) sering kali tidak disadari penyebabnya karena gejala bisa datang tiba-tiba; contohnya sensasi panas dan terbakar pada bagian dada—dengan rasa pahit atau sensasi asam pada ujung kerongkongan—akibat asam lambung yang sudah naik ke area tersebut.
Jika naiknya asam lambung pada kerongkongan ini dibiarkan begitu saja dan sering terjadi, dikhawatirkan area kerongkongan akan mengalami peradangan dan pada akhirnya mengubah lapisan sel esofagus. Jika tidak segera ditangani dengan benar, hal ini bisa memicu kanker kerongkongan atau esofagus.
Sementara itu, seseorang yang berusia 20-40 tahun berisiko mengalami masalah GERD akibat tingkat stres yang tinggi, gaya hidup yang kurang sehat, hingga tekanan kerja. Apalagi jika memiliki kebiasaan minum kopi, merokok, hingga konsumsi minuman beralkohol, GERD pun akan semakin meningkat.
Baca juga: Penyakit Asam Lambung: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Gejala Kanker Esofagus
Umumnya kanker esofagus ditandai dengan kondisi kesulitan menelan atau disfagia. Kesulitan ini dapat memburuk saat sel tumor tumbuh dan menghalangi kerongkongan. Berikut ini gejala lainnya yang bisa terjadi, di antaranya:
1. Nyeri Dada Kronis
Nyeri dada dengan sensasi terbakar di tengah dada, persis seperti nyeri saat sakit maag kronis atau penyakit GERD. Sensasi nyeri akan semakin terasa ketika kanker esofagus sudah berkembang.
Kanker ini juga dapat menyebabkan nyeri dada beberapa detik setelah menelan atau saat makanan dan minuman (cairan) masuk melewati lokasi tumor di kerongkongan.
2. Penurunan Berat Badan
Penelitian menemukan bahwa sekitar 50% penderita kanker esofagus mengalami penurunan berat badan secara tiba-tiba. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya porsi makan akibat masalah kesulitan menelan atau hilangnya nafsu makan akibat kanker.
3. Suara Serak dan Batuk Kronis
Suara serak atau batuk tidak kunjung sembuh juga dapat mengindikasikan adanya kanker kerongkongan.
Kondisi ini biasanya tidak menimbulkan gejala pada awalnya. Umumnya, penderita hanya akan menyadari gejala setelah kanker telah mencapai tahap lanjut.
Itulah sebabnya penting untuk melakukan pemeriksaan dini ke dokter apabila Anda menemukan tanda-tanda atau gejala seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Baca juga: Kanker Esofagus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan
Cara Mencegah Kanker Esofagus
Selain mengontrol asam lambung, berikut ini beberapa langkah lainnya yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker esofagus, antara lain:
- Tidak berbaring setelah makan.
- Mengontrol berat badan.
- Berhenti atau menghindari kebiasaan merokok .
- Batasi atau menghindari konsumsi minuman beralkohol.
- Mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur.
Nah, itulah pembahasan mengenai hubungan penyakit asam lambung dengan kanker. Jika Anda mengalami kondisi ini, sebaiknya temui dokter untuk melakukan pemeriksaan rutin agar kemungkinan terburuk dapat dicegah atau diobati secepatnya.
- Anonim. 2022. Complications of Heartburn and GERD. https://www.webmd.com/heartburn-gerd/guide/untreated-heartburn. (Diakses pada 17 Februari 2023)
- Anonim. Esophageal Cancer. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/esophageal-cancer. (Diakses pada 17 Februari 2023)
- Reef-Guy Lauren. 2018. Esophageal Cancer and Acid Reflux. https://www.healthline.com/health/gerd/esophageal-cancer. (Diakses pada 17 Februari 2023)