Kanker prostat adalah salah satu jenis kanker penyebab kematian paling tinggi kedua di dunia pada pria. Sayangnya, ada banyak mitos terkait kanker ini yang perlu diluruskan. Apa saja mitos kanker prostat yang penting untuk Anda tahu? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Berbagai Mitos Terkait Kanker Prostat
Berikut ini beberapa mitos kanker prostat yang beredar di masyarakat, di antaranya:
1. Hanya Menyerang Lansia Saja
Sebagian besar kanker ini memang terjadi pada pria lanjut usia alias lansia. Faktanya, ada juga pria yang usianya di bawah 65 tahun mengalami kanker prostat. Hal ini karena usia bukanlah satu-satunya faktor, tetapi karena faktor lain, beberapa di antaranya:
- Riwayat keluarga. Jika ayah atau saudara laki-laki Anda memiliki kondisi ini, kemungkinan Anda dua atau tiga kali lebih besar mengalaminya. Semakin banyak kerabat yang memiliki penyakit ini, semakin besar risiko untuk mendapatkannya.
- Ras. Pria dari ras Afrika-Amerika lebih berisiko untuk mengalami kondisi ini.
Meskipun masih muda, penting untuk waspada terhadap kanker prostat dengan berkonsultasi pada dokter tentang apakah Anda harus menjalani tes lebih awal.
2. Hanya Diturunkan dari Ayah atau Kakek
Pria yang memiliki ayah dengan riwayat kanker prostat memang dua atau tiga kali lebih rentan mengembangkan sel abnormal ini. Namun, tidak semua pria yang memiliki riwayat kanker dari keluarganya langsung terkena.
Terdapat faktor gaya hidup yang juga dapat meningkatkan risiko kanker prostat, seperti merokok, hubungan seks tidak sehat, dan jarang olahraga.
3. Kanker Prostat Tidak Mematikan
Banyak anggapan bahwa kanker jenis ini tidak mematikan meski cukup berbahaya. Namun, faktanya kasus kematian akibat kanker prostat ada di peringkat kedua setelah kanker paru-paru. Bahkan setelah menjalani operasi kanker juga bisa kembali tumbuh.
Meskipun dapat menyebabkan kematian, perkembangan kanker prostat tergolong lamban, itu artinya kanker tumbuh perlahan dan sering kali dapat dipantau secara aktif selama bertahun-tahun tanpa pengobatan lain. Namun terkadang kanker ini bersifat agresif dan tumbuh dengan cepat.
Baca Juga: 8 Makanan untuk Menjaga Kesehatan Prostat, Pria Wajib Tahu
4. Pengobatan Kanker Prostat Sebabkan Impotensi
Sebagian besar pria percaya jika operasi kanker prostat dapat menyebabkan gangguan ereksi. Faktanya sekitar 25% pasien yang telah menjalani operasi bisa pulih dan masih memiliki kehidupan seksual yang baik.
Masa pemulihan memakan waktu 4 hingga 24 bulan atau mungkin lebih lama. Pria yang lebih muda biasanya sembuh lebih cepat.
Perlu diketahui, terdapat banyak faktor yang membuat pria tidak bisa ereksi kembali setelah operasi, salah satunya keterampilan dokter bedah. Namun, seiring dengan peningkatan teknik bedah, pasien bisa pulih lebih cepat dan memiliki efek samping yang lebih sedikit.
5. Kanker yang Kambuh Tidak Bisa Diobati Kembali
Meskipun penyembuhan kanker pertama selalu yang terbaik, tetapi Anda memiliki kemungkinan untuk sembuh jika kambuh, terutama jika Anda pernah menjalani tindakan prostatektomi radikal.
Jika mengetahui kekambuhan lebih awal, Anda akan mendapatkan tingkat kesembuhan yang cukup baik.
6. Pengobatan Menyebabkan Sulit Menahan Buang Air Kecil
Efek samping seksual lebih umum daripada efek samping inkontinensia urine setahun setelah operasi. Sebagian besar pasien kanker jenis ini tidak memiliki masalah berkemih yang signifikan.
Jika memang Anda memiliki masalah kandung kemih, kemungkinan besar akan mengalami kebocoran kecil dan biasanya bersifat sementara atau dapat diobati.
Baca Juga: Mengenal Stadium Kanker Prostat, dari Awal Hingga Akhir
7. Kanker Prostat Selalu Menimbulkan Gejala
Pada stadium awal, kanker prostat sering kali tidak menyebabkan timbulnya gejala.
Namun pada banyak kasus, kondisi ini didiagnosis melalui skrining sebelum gejala berkembang. Jika Anda memiliki gejala, sebaiknya segera kunjungi dokter. Gejala potensial termasuk:
- Sering buang air kecil.
- Bercak darah dalam urine atau air mani.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
8. Tes Skrining Tidak Pernah Membantu
Dalam beberapa kasus, sebenarnya tes skrining dapat membantu dokter mendiagnosis kanker prostat lebih awal dan memudahkan pengobatan.
Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter untuk mempelajari potensi manfaat dan risiko skrining kanker prostat. Dokter mungkin melakukan tes prostate-specific antigen (PSA) atau colok dubur (digital rectal examination).
Apabila hasilnya tidak normal, dokter akan melakukan tes lanjutan untuk memastikan apakah Anda menderita kanker prostat atau kondisi lain.
Nah, itulah berbagai mitos seputar kanker prostat yang sebaiknya tidak Anda percaya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat.
- Anonim. Prostate Cancer. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8634-prostate-cancer. (Diakses pada 1 Maret 2023)
- Grey, Heather. 2022. 7 Myths About Prostate Cancer. https://www.healthline.com/health/prostate-cancer/myths-about-prostate-cancer. (Diakses pada 1 Maret 2023)
- McMillen, Matt. 2022. Myths and Facts About This Disease. https://www.webmd.com/prostate-cancer/guide/prostate-cancer-myths-facts. (Diakses pada 1 Maret 2023)
- Vann, Madeline R. 2022. 9 Myths About Prostate Cancer. https://www.everydayhealth.com/prostate-cancer-pictures/myths-about-prostate-cancer.aspx. (Diakses pada 1 Maret 2023)