Kelebihan vitamin A dalam tubuh dapat menyebabkan efek samping yang ringan hingga berat bagi kesehatan. Apa saja akibatnya bagi tubuh? Yuk, cari tahu selengkapnya dalam penjelasan di bawah ini!
Kelebihan Vitamin A
Kelebihan vitamin A atau dalam istilah medis disebut hipervitaminosis A adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh memiliki terlalu banyak vitamin A.
Kondisi ini bisa akut atau kronis. Kelebihan akut terjadi setelah mengonsumsi vitamin A dengan jumlah banyak dalam waktu singkat, biasanya beberapa jam atau hari. Sedangkan kelebihan kronis terjadi ketika banyak vitamin A menumpuk di tubuh dalam jangka waktu yang lama.
Hipervitaminosis A dapat didiagnosis menggunakan tes darah untuk memeriksa kadar vitamin A. Sebagian besar orang membaik hanya dengan mengurangi asupan vitamin A.
Asupan Harian Vitamin A yang Dianjurkan
Angka kecukupan vitamin A (per hari) yang dianjurkan Kementerian Kesehatan RI, berikut di antaranya:
- Usia 0 – 5 bulan: 375 mcg (mikrogram).
- Usia 6 bulan – 3 tahun 400 mcg.
- Usia 4 – 6 tahun 450 mcg.
- Usia 7 – 9 tahun: 500 mcg.
- Pria usia 10 – 80 ke atas 600 – 700 mcg.
- Perempuan usia 10 – 80 ke atas: 600 mcg.
- Ibu hamil trimester 1-3: 300 mcg.
- Ibu menyusui: 350 mcg.
Vitamin A sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh, mata, dan kesehatan secara keseluruhan. Mengonsumsi vitamin A—baik alami atau sintetis (suplemen)—dapat membantu kondisi tertentu. Namun, apabila terlalu banyak mengonsumsinya, hal tersebut bisa berbahaya bagi kesehatan.
Baca Juga: 11 Manfaat Vitamin A, Mencegah Jerawat hingga Kanker!
Apa yang Menyebabkan Kelebihan Vitamin A?
Hati menyimpan vitamin A. Seiring waktu kadar vitamin A dapat menumpuk di hati ke tingkat yang tidak aman, sehingga menyebabkan hipervitaminosis A kronis.
Kadar vitamin A yang tinggi biasanya akibat mengonsumsi terlalu banyak vitamin tambahan. Anda harus berkonsultasi dengan dokter tentang semua vitamin yang dikonsumsi untuk memastikan bahwa Anda tidak mengonsumsi terlalu banyak.
Terkadang, anak-anak mengalami hipervitaminosis A akut, yang sering kali terjadi sebagai akibat dari konsumsi vitamin yang tidak disengaja. Jadi, jauhkan multivitamin dan suplemen vitamin A dari jangkauan anak-anak.
Penggunaan jangka panjang obat jerawat atau krim yang mengandung vitamin A juga dapat menyebabkan hipervitaminosis A pada beberapa orang.
Akibat Kelebihan Vitamin A
Hipervitaminosis A dapat menimbulkan berbagai gejala yang dapat berbeda-beda tergantung pada apakah kondisinya akut atau kronis. Kedua jenis hipervitaminosis A akut dan kronis dapat mengakibatkan sakit kepala dan ruam.
Akibat kelebihan vitamin A akut mungkin menimbulkan satu atau lebih gejala berikut:
- Mudah marah.
- Rasa kantuk.
- Perasaan tertekan pada otak.
- Mual.
- Sakit perut.
- Muntah.
Sementara akibat kekurangan vitamin A kronis mungkin menimbulkan satu atau lebih gejala berikut:
- Sariawan.
- Kuku retak.
- Pembengkakan tulang.
- Sakit tulang.
- Nafsu makan berkurang.
- Sudut mulut pecah-pecah.
- Penglihatan kabur atau perubahan penglihatan lainnya.
- Sensitif terhadap sinar matahari.
- Pusing.
- Mual dan muntah.
- Kulit tampak kuning.
- Kulit kasar, kering, mengelupas, atau gatal.
- Rambut rontok.
- Kebingungan.
- Infeksi pernapasan.
Bagi anak-anak, dampak kelebihan vitamin A yang mungkin terjadi, di antaranya:
- Tulang tengkorak lunak atau lembut.
- Berat badan sulit untuk naik.
- Penglihatan ganda.
- Bola mata tampak lebih menonjol.
- Tonjolan lunak di kepala bayi.
- Koma.
Komplikasi Kelebihan Vitamin A
Hipervitaminosis A berpotensi menyebabkan komplikasi, meliputi:
- Kerusakan hati.
- Penumpukan kalsium yang berlebihan dalam tubuh.
- Osteoporosis, suatu kondisi di mana tulang menjadi rapuh, lemah, dan mudah patah.
- Kerusakan ginjal karena kelebihan kalsium
Mengonsumsi vitamin A terlalu banyak selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir. Untuk itu, konsultasikan dengan dokter tentang konsumsi makanan yang tepat untuk kehamilan.
Baca Juga: 8 Tanda Defisiensi Vitamin A yang Tidak Boleh Diabaikan
Cara Mengatasi Kelebihan Vitamin A
Seseorang dapat diperkirakan mengalami kelebihan atau keracunan vitamin A berdasarkan gejala yang dikeluhkan. Apabila diduga adanya keracunan vitamin A, dokter mungkin akan menanyakan riwayat asupan makanan dan melakukan tes darah untuk mengetahui status serum retinol dan ester retinil yang beredar dalam darah.
Sebagian besar gejala kelebihan vitamin A dapat diobati dengan menghentikan konsumsi suplemen tambahan dan memantau asupan vitamin A secara keseluruhan dari sumber makanan.
Setelah dihentikan, gejalanya sering kali hilang sepenuhnya dalam satu hingga empat minggu. Lamanya waktu pemulihan berdasarkan pada berapa lama vitamin A telah mengendap di jaringan tubuh. Hal ini berarti bahwa gejala akibat kelebihan vitamin akut akan memiliki waktu pemulihan yang lebih cepat.
Meskipun sebagian besar gejalanya dapat diobati, tetapi cacat lahir yang diakibatkan oleh konsumsi vitamin A yang berlebihan tidak dapat diubah. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan berkonsultasi dengan dokter kandungan terkait dengan konsumsi makanan dan suplemen selama kehamilan.
- Anonim. 2021. What to Know About Vitamin A. https://www.webmd.com/diet/what-to-know-about-vitamin-a. (Diakses pada 13 Juni 2022)
- Anonim. 2020. Vitamin A. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements-vitamin-a/art-20365945. (Diakses pada 13 Juni 2022)
- English, Ava. 2020. Vitamin A toxicity is rare, but taking supplements increases your chance of developing it. https://www.insider.com/guides/health/diet-nutrition/vitamin-a-toxicity. (Diakses pada 13 Juni 2022)
- Pietrangelo, Ann. 2018. Hypervitaminosis A. https://www.healthline.com/health/hypervitaminosis-a. (Diakses pada 13 Juni 2022)
- Wisse, Brent. 2020. Hypervitaminosis A. https://medlineplus.gov/ency/article/000350.htm. (Diakses pada 13 Juni 2022)