Terbit: 15 November 2021 | Diperbarui: 30 November 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Kondisi lidah penderita HIV memiliki ciri-ciri tertentu atau bahkan mirip dengan kondisi mulut lainnya. Oleh karena itu, mengenali tanda HIV pada lidah adalah sesuatu yang penting. Simak penjelasan selengkapnya mulai dari ciri hingga cara mencegahnya dalam ulasan berikut ini.

Ini Ciri-ciri Lidah Penderita HIV yang Perlu Anda Waspadai

Ciri-ciri Lidah Penderita HIV

HIV (human immunodeficiency virus) adalah infeksi yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel darah putih yang disebut sel CD4. Virus ini dapat menyerang setiap bagian tubuh, termasuk kulit dan sistem saraf, pernapasan, dan pencernaan. Ini juga meningkatkan risiko  masalah kesehatan mulut, seperti pada lidah.

Penderita HIV berisiko khusus pada masalah kesehatan mulut, menurut The National Institute of Dental and Craniofacial Research. Bukti telah menunjukkan bahwa sekitar 30-80% penderita HIV mengalami komplikasi oral terkait.

Gejala HIV berbeda-beda tergantung pada stadium penyakit ini; termasuk infeksi HIV akut, infeksi HIV kronis, dan AIDS. Selama tahap akut, gejala pada mulut (seperti sariawan) sering terjadi. Gejala oral HIV dapat menyerang lidah dengan berbagai bentuk, yang masing-masingnya memerlukan perawatan berbeda.

Berikut ini ciri-ciri lidah penderita HIV, di antaranya:

1. Kandidiasis Mulut

Kandidiasis mulut atau biasa disebut sariawan, adalah infeksi jamur yang dapat berkembang di mana saja di mulut. Gejala ini ditandai bercak bergelombang yang berwarna kuning, putih, atau merah dan menyebabkan sensasi terbakar. Penderitanya mungkin juga mengalami perubahan rasa, dan kepekaan terhadap rempah-rempah meningkat.

Jika infeksinya tergolong ringan, dokter mungkin akan meresepkan obat pelega tenggorokan atau obat kumur. Dokter mungkin juga menyarankan untuk minum pil antijamur jika infeksinya berat.

2. Herpes Mulut

Penderita HIV lebih mungkin mengembangkan herpes mulut daripada orang lain, karena virus melemahkan sistem kekebalan tubuh. Infeksi herpes mulut dapat menyebabkan luka merah dan lepuh di dalam dan di sekitar mulut, termasuk bibir, bagian dalam pipi, gusi, dan lidah. Kondisi ini biasanya menyebabkan kesemutan atau rasa terbakar.

Tidak seperti sariawan dan leukoplakia, herpes mulut dapat menular melalui kontak mulut ke mulut, misalnya melalui ciuman.

Sampai saat ini tidak ada obat untuk herpes mulut, tetapi dokter dapat meresepkan obat antivirus untuk membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan gejala oral.

Baca Juga: HIV/AIDS: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan

3. Kutil Mulut

Kutil mulut dapat tumbuh sebagai benjolan kecil di mulut. Kutil bisa berwarna merah muda, putih, atau abu-abu dan terkadang dapat menular melalui ciuman.

Perawatannya tergantung di mana kutil tumbuh. Dokter mungkin dapat meresepkan krim untuk mengobati kutil di bibir, tetapi yang tumbuh di dalam mulut memerlukan operasi atau cryosurgery, atau perawatan pembekuan.

4. Hiperpigmentasi Mulut

Hiperpigmentasi rongga mulut dapat menyebabkan luka gelap yang berkembang di mulut, karena perubahan kadar hormon menyebabkan pigmentasi tambahan terkumpul di jaringan. Luka ini bisa berwarna biru, ungu, cokelat, abu-abu, atau hitam.

Efek hiperpigmentasi rongga mulut bersifat estetis, dan pengobatan sepertinya tidak diperlukan.

5. Leukoplakia

Leukoplakia atau oral hairy leukoplakia (OHL), adalah masalah mulut yang ditandai dengan bercak tebal, putih, seperti rambut tumbuh di lidah penderita HIV/AIDS. Meskipun biasanya tidak menyakitkan, perkembangan gejala ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Bercak leukoplakia dapat menyerupai sariawan mulut.

Jika gejala leukoplakia ringan, tidak selalu diperlukan pengobatan. Dokter mungkin akan meresepkan pil untuk membantu mengurangi gejala jika kondisinya lebih parah.

6. Mulut Kering

HIV dapat menyebabkan kelenjar ludah membengkak yang menyebabkan berkurangnya produksi air liur dan mulut kering. Air liur berfungsi melindungi gigi dan gusi dari plak dan membantu melawan infeksi. Mulut kering juga menjadi efek samping dari obat HIV.

Gejala mulut kering antara lain, kesulitan mengunyah dan menelan makanan kering, kesulitan berbicara, dan bau mulut. ciri lain penderita HIV lewat lidah, termasuk radang lidah, lidah yang menyakitkan, dan luka di lidah.

Perawatan mulut kering cukup dengan menjaga mulut tetap bersih dan tetap terhidrasi. Namun, jika kondisi ini terus berlanjut, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter tentang pengobatannya yang tepat. Mulut kering menyebabkan komplikasi lain, misalnya penyakit gusi.

Baca Juga: Sering Dianggap Sama, Inilah 7 Perbedaan HIV dan AIDS

Perawatan dan Pencegahan untuk HIV

Selain ciri lidah penderita HIV yang perlu dikenali, penting pula untuk mengetahui langkah-langkah yang harus diambil untuk mencegah penyakit ini.

Siapa pun dapat melakukan beberapa langkah untuk mengurangi risiko tertular HIV. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menganjurkan langkah-langkah pencegahan, seperti:

  • Jangan berganti-ganti pasangan seksual.
  • Menggunakan alat kontrasepsi (seperti kondom) selama berhubungan seksual.
  • Menghindari berbagi jarum.
  • Menggunakan obat pencegahan HIV seperti profilaksis prapajanan HIV (pre-exposure prophylaxis), terutama untuk orang yang berisiko tinggi. Anda bisa membeli obatnya di sini.

Sementara itu, penderita HIV dapat mencegah komplikasi mulut dengan melakukan langkah-langkah berikut:

  • Mengunjungi dokter gigi secara teratur.
  • Menyikat gigi dua kali sehari selama minimal 2 menit setiap kali.
  • Flossing di antara gigi.
  • Minum obat HIV secara teratur.

Selain mengalami komplikasi mulut di atas, penderita HIV mungkin mengalami mulut kering kronis. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah lebih lanjut, termasuk infeksi dan kerusakan gigi.

Baca Juga: 7 Pencegahan HIV/AIDS yang Dapat Dilakukan

Penderita HIV dapat mengurangi kekeringan mulut dengan cara berikut ini:

  • Minum air putih secara teratur.
  • Menghindari garam, alkohol, dan merokok.
  • Menggunakan air liur buatan.
  • Mengunyah atau mengisap permen karet atau permen keras tanpa gula.

Nah, itulah beberapa ciri lidah penderita HIV yang perlu diwaspadai. Pada akhirnya, untuk memastikan kondisi apakah Anda HIV atau tidak, lakukan tes di rumah sakit atau puskesmas. Jika Anda ingin melakukan tes HIV mandiri, Anda bisa membeli alat tesnya di sini.

  1. Anonim. HIV/AIDS. https://www.who.int/health-topics/hiv-aids#tab=tab_1. (Diakses pada 15 November 2021)
  2. Eske, Jamie. 2018. Causes of mouth sores in people with HIV. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323849. (Diakses pada 15 November 2021)
  3. Millar, Helen. 2021. What does HIV do to the tongue?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/hiv-tongue. (Diakses pada 15 November 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi