Terbit: 20 January 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Insomnia adalah salah satu gangguan tidur yang hampir semua orang dewasa pernah mengalaminya. Meski umum terjadi, tidak setiap orang memahami sepenuhnya kondisi ini. Simak penjelasan mengenai mitos dan fakta insomnia, selengkapnya di bawah ini!

Cek Mitos dan Fakta Insomnia Ini, Jangan Sampai Keliru

Mitos Insomnia yang Berkembang di Masyarakat

Berikut ini beberapa mitos tentang insomnia yang dipercaya dan berkembang di masyarakat:

1. Konsumsi Alkohol dapat Membantu Tidur Lebih Cepat

Mitos ini banyak dipercaya masyarakat karena memang alkohol dapat membantu seseorang untuk tidur. Akan tetapi, ketika cairan tersebut masuk ke dalam tubuh dan mulai dicerna, alkohol justru menyebabkan tidur Anda mudah terganggu, membuat gelisah, atau mungkin membuat bangun lebih awal.

2. Penyebab utama Insomnia adalah Masalah Mental

Memang benar bahwa masalah psikologis dapat menyebabkan insomnia. Faktanya, stres adalah alasan pertama orang melaporkan kurang tidur. Tapi itu bukan satu-satunya pemicu insomnia.

Banyak hal yang dapat menyebabkan insomnia, termasuk kebersihan tubuh yang buruk, penyakit, efek samping obat, nyeri kronis, sindrom kaki gelisah, atau sleep apnea.

3. Bermain Gadget Membantu Anda Cepat Tidur

Meski menggoda untuk bermain handphone saat bersantai di kasur, aktivitas tersebut ternyata tidak membantu Anda untuk tidur lebih cepat. Cahaya dan suara yang dihasilkan oleh gawai justru dapat mengurangi tingkat melatonin otak.

Apabila Anda ingin meningkatkan produksi melatonin di malam hari dengan tujuan agar tidur lebih cepat, cobalah untuk mendengarkan musik pengantar tidur yang menenangkan.

4. Alat Bantu Tidur Sembuhkan Insomnia

Beberapa alat bantu tidur hanya dapat meringankan gejala insomnia untuk sementara dan tidak bisa menyembuhkan gangguan tidur ini.

Mengatasi masalah kesehatan yang mungkin mendasari atau kondisi lingkungan sekitar tempat tidur, sering kali merupakan pendekatan yang terbaik.

5. Mengganti Waktu Tidur

Kecil kemungkinan seseorang dapat sepenuhnya mengejar waktu tidur yang hilang. Tidur selama akhir pekan dengan tujuan mengganti waktu tidur yang kurang sebenarnya dapat mengganggu jam alami tubuh Anda.

Gangguan tersebut justru dapat membuat Anda lebih sulit untuk tidur di waktu berikutnya. Satu-satunya cara untuk mengejar ketinggalan tidur adalah kembali ke jadwal tidur yang teratur.

6. Tidur Siang Membantu Mengimbangi Insomnia

Tidur siang memengaruhi setiap orang secara berbeda. Bagi sebagian orang, tidur siang singkat selama 10 hingga 20 menit yang dilakukan di tengah hari dapat menyegarkan.

Namun, bagi banyak orang dengan insomnia, tidur siang dapat menurunkan dorongan tidur otak. Di mana hal ini bisa membuat lebih sulit untuk tertidur di malam hari.

Fakta Unik Insomnia yang Jarang Diketahui

Banyak orang mungkin berpikir bahwa mereka memiliki pemahaman menyeluruh tentang apa itu insomnia dan dampaknya pada kesehatan. Akan tetapi, kondisi ini mungkin lebih dari sekadar gangguan tidur biasa.

Berikut adalah mitos dan fakta insomnia yang penting untuk Anda tahu, di antaranya:

1. Olahraga Membantu Meningkatkan Kualitas Tidur

Olahraga teratur dapat menjadi cara yang bagus untuk membantu merangsang tidur yang lebih baik. Jika Anda sulit tidur, hindari olahraga terlalu malam. Selain itu, olahraga berat juga bisa membuat Anda lebih terjaga.

Oleh karena itu, hindari olahraga yang terlalu dekat dengan waktu tidur. Selesaikan olahraga dua atau tiga jam sebelum Anda berencana untuk tidur.

2. Bangun dari Tempat Tidur Jika Anda Tidak Bisa Tidur

Tetap di tempat tidur dan tidak melakukan apa-apa saat Anda sedang terjaga dapat menyebabkan frustrasi. Hal ini dapat membuat tubuh mengasosiasikan tempat tidur dengan kondisi terjaga bukan sebagai tempat istirahat.

Padahal, masalah kesehatan yang serius telah dikaitkan dengan kurang tidur kronis yang parah, termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, serangan jantung, dan stroke.

Oleh karena itu, cobalah bangun dari tempat tidur kemudian melakukan aktivitas ringan seperti membaca atau mendengarkan musik yang menenangkan. Aktivitas yang tenang dapat membantu Anda rileks dan menciptakan kantuk.

Baca Juga: 21 Cara Mengatasi Insomnia yang Cepat dan Efektif

3. Melatih Diri untuk Tidur

Anda dapat melatih tubuh Anda untuk mengasosiasikan perilaku tenang tertentu dengan tidur. Kuncinya, tentu saja adalah konsistensi. Contoh aktivitas yang baik untuk dilakukan adalah membaca atau mandi air hangat sebelum tidur.

Temukan aktivitas apa yang cocok untuk Anda, lalu jadikan ritual itu sebagai bagian rutin dari persiapan tidur setiap malam.

4. Hormon pada Wanita Mungkin Berperan dalam Insomnia

Menurut National Sleep Foundation, fakta insomnia adalah seorang wanita dua kali lebih mungkin mengalami insomnia daripada pria.

Para ahli berspekulasi bahwa hal ini mungkin ada hubungannya dengan hormon pada wanita. Tidur malam dan kantuk di siang hari telah dikaitkan dengan perubahan hormonal dalam kehidupan wanita, termasuk kehamilan, menopause, dan siklus menstruasi.

Bagi wanita yang mengalami menopause, saat kadar hormon tidak menentu, masalah tidur adalah keluhan yang umum.

Namun, seiring dengan perubahan hormon, insomnia juga dikaitkan dengan kondisi seperti kecemasan, depresi, masalah pernapasan saat tidur, dan sindrom kaki gelisah.

5. Social Jet Lag

Jika Anda kesulitan bangun pada Senin pagi, Anda mungkin mengalami ‘social jet lag’, yaitu kebiasaan mengikuti jadwal tidur yang berbeda pada hari kerja versus akhir pekan.

Sebuah studi menunjukkan bahwa orang dengan jadwal tidur hari kerja dan akhir pekan yang berbeda, tiga kali lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan. Penelitian sebelumnya juga mengaitkan peningkatan berat badan dengan kurang tidur dan jadwal istirahat yang tidak teratur.

Bahkan, perbedaan satu jam waktu bangun atau istirahat dapat memengaruhi kualitas tidur.

Baca Juga: 12 Jenis Insomnia dan Cara Mengatasinya

6. Diturunkan dalam Keluarga

Fakta unik insomnia yang jarang disadari adalah ternyata insomnia bisa diturunkan dari orang tua ke anak.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Sleep, para peneliti menemukan bahwa dari 953 orang dewasa, sekitar 35 persen yang menderita gangguan tidur ternyata memiliki riwayat keluarga insomnia.

Studi lainnya mengungkapkan, remaja dengan orang tua yang menderita insomnia memiliki peningkatan risiko untuk menggunakan obat tidur yang diresepkan dan mengalami masalah mental.

7. Obat Tidur dapat Membantu Mengatasi Insomnia

Meski tidak bisa menyembuhkan insomnia, obat tidur dapat membantu seseorang untuk mendapatkan tidur yang berkualitas.

Obat tidur resep juga dapat membantu dalam jangka pendek, akan tetapi cenderung bekerja paling baik bila dilengkapi dengan terapi perilaku yang ditujukan untuk mengetahui akar masalah gangguan tidur ini.

Bila mengalami gangguan tidur kronis, silakan konsultasi ke dokter untuk mendapat saran medis yang sesuai dengan kondisi Anda. Semoga informasi tentang mitos dan fakta unik insomnia ini dapat membantu Anda.

 

  1. Anonim. 5 Facts About Insomnia. https://www.rush.edu/news/5-facts-about-insomnia. (Diakses pada 14 Januari 2022).
  2. Anonim. 2020. Slideshow: Insomnia Myths and Facts. https://www.webmd.com/sleep-disorders/ss/slideshow-insomnia. (Diakses pada 14 Januari 2022).
  3. Thrasybule, Linda. 2013. 7 Strange Facts About Insomnia. https://www.livescience.com/36454-strange-insomnia-facts-treatments.html. (Diakses pada 14 Januari 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi