Terbit: 27 May 2020
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Adrian Setiaji

Dispareunia adalah rasa nyeri berulang kali yang dialami wanita selama berhubungan seks. Kondisi ini dapat mengurangi kenikmatan seks! Simak penjelasan selengkapnya mengenai gejala, diagnosis, hingga pengobatannya di bawah ini.

Dispareunia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Dispareunia?

Dispareunia atau painful intercourse adalah nyeri pada area genital atau di dalam panggul berulang yang terjadi secara terus-menerus dan berulang tepat sebelum, selama, atau setelah berhubungan seks.

Wanita dapat merasakan nyeri secara eksternal di area vulva – di labia (bibir vagina) atau di lubang vagina. Ada juga wanita yang merasakan nyeri di bagian dalam, seperti di leher rahim, rahim, atau perut bagian bawah.

Dispareunia merupakan kondisi umum yang dapat menimbulkan efek emosional dan psikologis yang negatif. Selain rasa sakit fisik, pasangan mungkin kehilangan keintiman atau mengalami stres dalam hubungan.

Meskipun kondisi ini dapat memengaruhi pria, dispareunia adalah kondisi yang lebih sering terjadi pada wanita. Penderitanya mungkin mengalami nyeri pada vagina, klitoris, atau labia.

Gejala Dispareunia

Meski gejala utamanya adalah rasa sakit pada area genital saat melakukan hubungan seksual, sakit yang dirasakan setiap orang bisa berbeda-beda.

Berikut adalah gejala dispareunia lainnya yang bisa terjadi, antara lain:

  • Rasa nyeri terasa di vagina, uretra, dan kandung kemih.
  • Rasa nyeri jauh di dalam panggul.
  • Nyeri selama penetrasi.
  • Nyeri selama atau setelah hubungan intim.
  • Rasa nyeri saat menggunakan tampon.
  • Disertai sensasi terbakar, gatal, atau pegal.
  • Disertai rasa nyeri yang menusuk, mirip kram menstruasi.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Jika Anda mengalami nyeri berulang pada area genital saat berhubungan seks, segera konsultasikan ke dokter. Mendapatkan penanganan dengan sesegera mungkin dapat membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan keintiman emosional dan citra diri.

Penyebab Dispareunia

Rasa nyeri yang disebabkan oleh kondisi ini memiliki penyebab yang berbeda-beda. Hal itu tergantung apakah rasa sakit terjadi akibat kondisi fisik atau faktor emosional. Berikut beberapa penyebab yang menyebabkan hal ini, di antaranya:

Nyeri selama penetrasi mungkin terkait dengan berbagai hal dan kondisi, di antaranya:

1. Tidak Cukup Pelumasan

Kondisi ini sering kali disebabkan karena waktu pemanasan yang tidak cukup. Penurunan kadar estrogen setelah menopause, persalinan, atau selama menyusui juga bisa menjadi penyebabnya.

2. Obat-obatan Tertentu

Beberapa obat diketahui memengaruhi hasrat seksual, kondisi yang dapat mengurangi lubrikasi dan membuat seks terasa menyakitkan. Obat tersebut di antaranya obat antidepresan, obat tekanan darah tinggi, obat penenang, antihistamin, dan pil KB tertentu.

3. Cedera hingga Iritasi

Ada beberapa kondisi hingga tindakan yang dapat memicu nyeri saat berhubungan seks. ini termasuk cedera atau iritasi akibat kecelakaan, pembedahan panggul, sunat pada wanita, atau luka sayatan pembedahan saat melahirkan untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).

4. Peradangan, Infeksi, atau Masalah Kulit

Infeksi di daerah genital atau saluran kemih dapat menyebabkan hubungan seksual yang menyakitkan. Eksim atau masalah kulit lainnya di area genital juga bisa menjadi masalah.

5. Kejang Otot

Otot-otot yang kejang di area genital juga bisa menyebabkan nyeri saat berhubungan seks. Kejang otot-otot yang terjadi di dinding vagina yang tidak disengaja ini bisa membuat penetrasi seks terasa menyakitkan.

6. Kelainan Bawaan

Masalah yang muncul saat lahir seperti tidak adanya vagina yang terbentuk sempurna (vaginal agenesis) atau perkembangan membran yang menghalangi pembukaan vagina (imperforate hymen) juga dapat menyebabkan dispareunia.

7. Penyakit dan Kondisi Tertentu

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan nyeri saat seks termasuk endometriosis, penyakit radang panggul, turun peranakan (prolaps uteri), rahim terbalik, fibroid uterus, cystitis, sindrom iritasi usus, disfungsi dasar panggul, adenomiosis, wasir, dan kista ovarium.

8. Operasi atau Perawatan Medis

Bekas luka akibat operasi panggul dan histerektomi dapat menyebabkan dispareunia. Sementara itu, perawatan medis untuk kanker seperti radiasi dan kemoterapi juga dapat menyebabkan perubahan yang membuat seks terasa menyakitkan.

9. Kondisi Emosional

Selain masalah fisik, kondisi emosi ternyata juga memainkan peran penting dalam terjadinya dispareunia. Beberapa faktor emosional tersebut, di antaranya:

  • Masalah psikologis. Kecemasan, depresi, kekhawatiran tentang penampilan fisik, takut akan keintiman, atau masalah hubungan dapat berkontribusi pada tingkat gairah yang rendah dan menimbulkan ketidaknyamanan saat penetrasi.
  • Otot-otot dasar panggul cenderung mengencang sebagai respons terhadap stres. Ini adalah kondisi yang bisa menyebabkan rasa sakit saat berhubungan intim.
  • Riwayat pelecehan seksual. Tidak semua orang dengan dispareunia memiliki riwayat pelecehan seksual, tetapi jika Anda pernah mengalami kondisi ini, hal itu dapat memainkan peran.

Meski sulit untuk mengaitkan faktor-faktor emosional dengan dispareunia, namun nyeri yang terjadi saat pertama kali berhubungan seks dapat menyebabkan rasa takut sehingga membuat seseorang sulit untuk rileks. Kondisi ini juga membuat seseorang untuk menghindari hubungan seksual.

Baca Juga: 10 Penyebab Vagina Sakit dan Cara Mengatasinya (Paling Efektif)

Faktor Risiko Dispareunia

Meski bisa terjadi pada pria, dispareunia adalah kondisi yang lebih umum terjadi pada wanita. Selain itu, dispareunia adalah salah satu masalah paling umum pada wanita pascamenopause.

Menurut American College of Obstetricians and Gynaecologists (ACOG). Seseorang berisiko lebih tinggi mengalami kondisi ini jika:

  • Konsumsi obat yang menyebabkan vagina kering.
  • Memiliki infeksi virus atau bakteri.
  • pasca-menopause.

Diagnosis Dispareunia

Diagnosis yang bisa dilakukan dokter adalah bertanya tentang riwayat medis dan melakukan pemeriksaan panggul untuk mengidentifikasi penyebab rasa sakit. Evaluasi medis terkait kondisi ini biasanya terdiri dari:

  • Riwayat Kesehatan Menyeluruh

Dokter mungkin bertanya pada pasien tentang kapan dan di mana rasa sakit dimulai. Selain itu, dokter mungkin juga menanyakan tentang riwayat seksual, riwayat operasi, dan persalinan.

Disarankan untuk menjawab setiap pertanyaan yang ditanyakan dokter dengan jujur, karena jawaban yang jujur memberi petunjuk tentang penyebab rasa sakitnya.

  • Pemeriksaan Panggul

Selama pemeriksaan panggul, dokter dapat memeriksa tanda-tanda iritasi kulit, infeksi, atau masalah anatomi. Guna menemukan rasa sakit, dokter bisa memberikan tekanan lembut pada area kelamin dan otot panggul.

Selain itu, pemeriksaan visual vagina juga mungkin dilakukan menggunakan speculum. Beberapa wanita dilaporkan mengalami rasa sakit saat dilakukan pemeriksaan ini. Jika pemeriksaan ini membuat rasa nyeri yang parah Anda bisa menghentikan untuk dilakukan pemeriksaan.

  • Tes Lainnya

Jika dokter Anda mencurigai penyebab tertentu dari hubungan seksual yang menyakitkan, ia mungkin akan merekomendasikan untuk melakukan USG panggul.

Baca Juga: 7 Cara Menyiasati Vagina yang Sering Sakit Saat Bercinta

Pengobatan Dispareunia

Pada dasarnya perawatan dispareunia adalah bertujuan untuk meringankan penyebab kondisi tersebut. Beberapa perawatan yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Mengubah Posisi Seks

Jika Anda merasakan sakit saat melakukan hubungan seksual, cobalah posisi yang berbeda seperti berada di atas. Posisi ini membuat wanita bisa mengatur penetrasi yang terasa nyaman. Oleh karena itu, bicaralah terbuka pada pasangan mengenai posisi apa yang membuatnya nyaman.

  • Jangan Terburu-buru

Foreplay yang lebih lama dapat membantu merangsang pelumasan alami. Cara ini mungkin mengurangi rasa sakit dengan menunda penetrasi sampai Anda merasa benar-benar terangsang. Jika rasa sakit masih terjadi setelah melakukan foreplay, Anda bisa menggunakan pelumas agar penetrasi lebih nyaman.

  • Terapi Desensitisasi

Prinsip yang digunakan dalam teknik ini adalah menghambat ekspresi rasa takut dengan mendorongnya menghadapi stimulus yang dikondisikan, yaitu hal yang ditakuti atau dicemaskan secara berangsur-angsur.

Selain itu, Anda juga akan mempelajari beberapa teknik yang dapat membantu mengendurkan otot-otot vagina dan menurunkan tingkat nyeri.

  • Konseling

Jika pelecehan seksual, trauma, atau masalah emosional lainnya adalah penyebab utama dispareunia, konseling dapat membantu. Selain itu, pasangan dapat menghadiri konseling bersama jika penyebab dispareunia mengarah pada masalah komunikasi atau keintiman.

  • Obat

Obat dapat mengobati rasa sakit yang disebabkan karena infeksi atau kondisi medis lainnya. Sementara itu, estrogen topikal dapat membantu wanita yang mengalami kekeringan vagina karena kadar estrogen yang rendah.

Food and Drug Administration (FDA) menyetujui obat yang disebut ospemifene untuk wanita dengan dispareunia sedang hingga berat karena menopause dengan dosis 60 mg sekali sehari. Efek samping yang terjadi dari mengonsumsi obat ini adalah perasaan panas ringan hingga sedang.

Baca Juga:  8 Cara Efektif Mengatasi Vagina Sakit saat Berhubungan Intim

Komplikasi Dispareunia

Dispareunia yang dibiarkan dan tidak mendapatkan penanganan kemungkinan dapat menyebabkan komplikasi, baik fisik maupun mental.

Berikut ini komplikasi dispareunia yang mungkin terjadi, antara lain:

  • Nyeri area genital yang semakin parah.
  • Gangguan disfungsi seksual, seperti penurunan libido dan anorgasmia.
  • Masalah hubungan dengan pasangan.
  • Stres dan kecemasan.
  • Luka yang terjadi di area vagina.
  • Perdarahan.
  • Gangguan menstruasi.
  • Keputihan.
  • Sulit untuk hamil.

Pencegahan Dispareunia

Tidak ada langkah pencegahan khusus untuk dispareunia. Tetapi Anda dapat melakukan hal berikut untuk mengurangi risiko rasa sakit selama berhubungan intim:

  • Setelah melahirkan, tunggu setidaknya enam minggu sebelum melakukan hubungan seksual kembali.
  • Jika vagina kering (penyebab rasa sakit), Anda bisa menggunakan pelumas yang larut dalam air.
  • Selalu jaga kebersihan organ intim.
  • Guna mengurangi risiko infeksi jamur, hindari pakaian ketat, pakai celana dalam berbahan katun, dan praktikkan kebersihan yang baik. Ganti pakaian dalam setelah berkeringat. Mandi setiap hari, dan ganti pakaian kering segera setelah berenang.
  • Untuk menghindari infeksi kandung kemih, bersihkan area genital dari depan ke belakang setelah buang air kecil atau setelah berhubungan seksual.
  • Melakukan berbagai tindakan untuk mencegah penyakit menular seksual, salah satunya menggunakan kondom.
  • Jangan lupa untuk melakukan foreplay guna mendorong lubrikasi alami vagina.
  • Jika mengidap endometriosis, hindari penetrasi terlalu dalam, atau lakukan hubungan seks selama satu atau dua minggu setelah menstruasi, ketika kondisinya cenderung tidak terlalu nyeri.

Demikian ulasan lengkap tentang dispareunia yang perlu Anda ketahui, terutama bagi wanita yang merasa memiliki gejalanya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. Painful intercourse (dyspareunia). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/painful-intercourse/symptoms-causes/syc-20375967. (Diakses pada 27 Mei 2020).
  2. Anonim. Dyspareunia In Women- Meaning, Causes, and Treatment. https://www.practo.com/health-wiki/dyspareunia-women-meaning-causes-and-treatment/139/article#complications. (Diakses pada 27 Mei 2020).
  3. Giorgi, Anna Zernone. 2019. What You Need to Know About Dyspareunia (Painful Intercourse). https://www.healthline.com/health/dyspareunia. (Diakses pada 27 Mei 2020).
  4. Leonard, Jayne. 2017. What causes dyspareunia, or painful intercourse?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/192590. (Diakses pada 27 Mei 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi