DokterSehat.Com- Perkembangan teknologi juga memiliki sisi negatifnya tersendiri. Sebagai contoh, kini semakin banyak anak yang kecanduan game. Meskipun hal ini sangat menyenangkan untuk dilakukan, dalam realitanya kecanduan game bisa memberikan dampak kesehatan yang tidak bisa disepelekan. Tiongkok ternyata menyadari hal ini dan membuat sebuah peraturan yang tujuannya melarang anak bermain game setelah pukul 22.00.
Anak di Tiongkok Tak Boleh Bermain Game Setelah Pukul 22.00
Sebelumnya, organisasi kesehatan dunia WHO menyebut kecanduan game sebagai masalah kesehatan yang serius. Pemerintah Tiongkok ternyata menyadari hal ini dan menganggap hal ini menjadi biang keladi tingginya kasus rabun jauh di negeri tersebut dan membuat performa akademis anak menurun.
Naional Press and Publication Administration Tiongkok secara resmi pada 5 November 2019 kemarin melarang anak dengan usia kurang dari 18 tahun bermain game pada pukul 22.00 malam hingga 08.00 pagi. Mereka juga dibatasi untuk memainkannya maksimal 90 menit di hari biasa dan tiga jam saat sedang libur.
“Dampak kecanduan game jauh lebih besar dari yang kita duga. Hal ini bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan psikis anak dengan signifikan. Proses belajar dan kehidupan normal anak-anak juga ikut terpengaruh,” ucap juru bicara dari Pemerintah Tiongkok saat menjelaskan tentang aturan ini.
Kecanduan Game juga Menjadi Masalah di Indonesia
Di Indonesia, masalah ini juga sudah menjadi perbincangan hangat masyarakat. Tak hanya di kota-kota besar. Beberapa daerah di Indonesia juga sudah melaporkan banyak orang tua yang mengantar buah hatinya untuk berobat ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) demi mengatasi masalah kecanduan game atau kecanduan ponsel yang dialami oleh anak-anaknya. Anak-anak ini mengalami masalah bersosialisasi, tidak bisa menjalani kehidupan normal, hingga sulit lepas dari gawainya.
Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, sudah dibuka klinik khusus yang ditujukan untuk mengatasi kecanduan game sejak 2018. Telah banyak pasien yang ditangani di klinik ini.
Berbagai Dampak Kecanduan Game yang Tidak Bisa Disepelekan
Ada banyak kasus kecanduan game yang berimbas pada hal yang fatal. Sebagai contoh, di Korea Selatan, salah satu negara yang juga mengalami masalah kecanduan game yang parah, telah beberapa kali terjadi kasus kematian akibat bermain game tanpa henti hingga puluhan jam lamanya. Bahkan, korbannya tak hanya para remaja, anak-anak dan balita juga sampai meregang nyawa akibat hal ini.
Saat bermain game, kita seperti lupa untuk melakukan hal-hal lainnya. Ada yang memilih untuk tidak tidur, ada yang sampai tidak makan dan minum, hingga menunda buang air kecil. Meski terlihat sepele, hal ini bisa memberikan dampak kesehatan yang fatal.
Mereka yang kecanduan game juga cenderung mudah mengalami gangguan emosi. Hal ini dipengaruhi oleh kurang tidur, kurang bersosialisasi, hingga tingginya stres yang didapatkan saat memainkan game. Bahkan, dalam banyak kasus, ada yang sampai meniru perilaku yang ada pada game tersebut.
American Medical Association menyebut kecanduan game online bisa menyebabkan narkolema dengan efek yang mirip layaknya kecanduan narkoba. Hal ini disebabkan oleh muncul sensasi senang saat melakukannya. Masalahnya adalah hal ini akan merusak fungsi otak dengan signifikan.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul Molecular Psychiatry, disebutkan bahwa kecanduan game bisa memicu gangguan pada bagian hippocampus otak yang memiliki peran dalam mempelajari informasi baru dan memori jangka panjang. Hal ini berarti, kecanduan game bisa menyebabkan gangguan memori yang serius. Kita akan lebih rentan terkena alzheimer, skizofrenia, PTSD, hingga depresi.
Sumber:
- Judge, Alysia. 2019. China Bans Kids From Video Games After 10 p.m., Sets Daily Time Limit. https://sea.ign.com/news/155117/china-bans-kids-from-video-games-after-10-pm-sets-daily-time-limit. (Diakses pada 9 November 2019).