Virus NeoCov adalah jenis virus Corona yang menyebar pada kelelawar di Afrika Selatan. Meski terdapat studi yang mengaitkan virus ini dengan middle east respiratory syndrome (MERS), lantas apakah virus ini lebih berbahaya? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Apa itu Virus NeoCov?
NeoCov bukan SARS-CoV-2 tetapi terkait dengan MERS Coronavirus (Middles East Respiratory Syndrome coronavirus) yaitu virus zoonosis yang bisa ditularkan hewan ke manusia. Menurut Dr Bharesh Dedhia, Consultant, Critical Care di P.D. Hinduja Hospital & Medical Research Centre, virus NeoCov mirip dengan virus MERS, yang juga merupakan Coronavirus tetapi berbeda dari COVID-19.
Apakah Virus NeoCov bisa Memengaruhi Manusia?
Menurut Dr Vasant Nagvekar, Infectious Disease Consultant di Global Hospital Parel Mumbai, NeoCov hanya terlihat pada kelelawar dan sudah dideteksi keberadaannya sejak lama. Selain itu, tidak ada data yang menunjukkan penularannya pada manusia. Menurutnya, untuk melihat apakah virus ini menimbulkan risiko pada manusia dan seberapa bahanyanya, penelitian lebih lanjut masih harus dilakukan.
Sedangkan menurut Manuela Zingl, juru bicara Charité-University of Medicine Berlin, sejauh ini tidak ada bukti bahwa NeoCoV pernah menginfeksi manusia atau hewan lain selain kelelawar. Data yang tersedia saat ini menunjukkan bahwa virus NeoCoV tidak bisa menginfeksi manusia.
Sementara menurut para ilmuwan dari Chinese Academy of Science dan Wuhan University, untuk memasuki sel manusia, MERS-CoV menggunakan reseptor yang disebut Dipeptidyl peptidase-4 (DPP4). Terlepas dari kemiripan yang dekat antara MERS-CoV dan NeoCov, para peneliti asal China tersebut menemukan bahwa NeoCov memasuki sel kelelawar melalui reseptor ACE2.
Manusia juga memiliki reseptor ACE2 (hACE2) yang berinteraksi dengan virus seperti SARS-CoV-2 (virus yang menyebabkan COVID-19), tetapi penelitian tersebut menemukan bahwa NeoCov tidak dapat berinteraksi dengan reseptor hACE2 manusia.
Meskipun virus ini tidak dapat menginfeksi manusia, para peneliti memperingatkan bahwa perkembangan virus ini harus dipantau secara ketat. Hal ini diperlukan untuk melihat apakah ada mutasi yang memungkin NeoCov berinteraksi dengan reseptor hACE2 manusia.
Baca Juga: Bukan Varian Baru Virus Corona, Apakah Flurona Lebih Berbahaya?
Perlukah Anda Khawatir pada Virus NeoCov?
Pada akhirnya, NeoCov bukanlah virus Corona baru yang mudah menular. Menurut Dr Bharesh Dedhia, yang harus dikhawatirkan adalah varian baru dari COVID-19 lainnya. Meski MERS bisa menginfeksi manusia, virus tersebut tidak menyebabkan infeksi yang meluas atau menjadi penyebab kematian yang besar.
Dikarenakan tidak ada kasus dimana NeoCov menginfeksi manusia, kekhawatiran mengenai virus tersebut tidak beralasan.
Hal senada juga diungkapkan oleh ahli virologi, Dr Shahid Jameel, ia mengatakan bahwa NeoCov sejauh ini paling dekat susunan genetiknya dengan MERS CoV yang muncul pada manusia melalui unta pada tahun 2012. MERS tidak menular di antara manusia karena membutuhkan kontak dekat dengan hewan,
Selain itu, Dr Sanjya Pujari dari Indian Council of Medical Research mengonfirmasi bahwa Anda tidak perlu khawatir mengenai NeoCoV, terutama karena kemampuannya untuk menggunakan reseptor ACE-2 hanya terjadi pada kelelawar tidak pada manusia.
Meski berbagai penelitian mengungkapkan bahwa virus ini belum bisa menginfeksi manusia, namun menerapkan protokol kesehatan 5 M adalah langkah yang paling tepat di masa pandemi.
- Anonim. 2022. Fact Check-NeoCov is not a new type of human transmissible coronavirus. https://www.reuters.com/article/factcheck-neocov-virus/fact-check-neocov-is-not-a-new-type-of-human-transmissible-coronavirus-idUSL1N2UC2MH. (Diakses pada 7 Februari 2022).
- Anonim. 2022. Experts Allay Fears as NeoCoV is Old Virus, Not Dangerous to Humans in Current Form. https://znrnulled.com/2022/01/30/experts-allay-fears-as-neocov-is-old-virus-not-dangerous-to-humans-in-current-form/. (Diakses pada 7 Februari 2022).
- Anonim. Is NeoCov a new covid variant? Should we be worried? What doctors say. https://www.livemint.com/science/health/is-neocov-a-new-covid-variant-should-we-be-worried-what-doctors-say-11643874894100.html. (Diakses pada 7 Februari 2022).