Postur tubuh bayi yang baru lahir terutama saat saat tertidur dapat terlihat seperti pemanah yang sedang menarik busur. Salah satu tangan terentang dan kepalanya menoleh ke arah tangan tersebut. Posisi ini dalam dunia medis disebut refleks tonic neck. Ketahui manfaat hingga jenis-jenisnya di bawah ini.
Apa itu Refleks Tonic Neck?
Tonic neck refleks adalah pergerakan refleks bayi yang dimulainya sejak di dalam kandungan. Gerak refleks ini termasuk refleks primitif dan akan bertahan hingga si Kecil berusia 5-7 bulan.
Selama proses persalinan, bayi dibantu oleh refleks ini untuk mencapai jalan lahirnya. Setelah lahir, refleks tonic neck akan membantu bayi mengembangkan koordinasi mata dan tangan.
Posisi ini juga sering disebut refleks memanah. Saat bayi tidur telentang dan kepalanya bergerak ke kiri atau kanan, tangan yang berada di sisi yang sama akan terentang. Sementara tangan yang satu lagi akan ditekuk ke arah kepalanya. Posisi ini membuat bayi terlihat seperti pemanah.
Untuk mengamati apakah bayi mendapatkan refleks ini dengan baik, letakkan si Kecil dalam posisi tidur telentang. Arahkan kepalanya ke sisi kiri. Jika refleksnya baik, maka otomatis bayi akan merentangkan tangan kirinya dan menekuk tangan kanan.
Putar perlahan kepala bayi ke sisi kanan. Jika tangan kanannya terentang dan tangan kiri lantas ditekuknya, maka refleks tonic neck bayi berjalan dengan baik.
Namun jangan panik dulu jika bayi tidak menunjukkan tanda-tanda di atas. Refleks ini sangat tergantung pada seberapa rileksnya atau apakah ada hal yang menarik perhatiannya.
Baca Juga: Cooing, Tahap Awal Perkembangan Kemampuan Bahasa Bayi
Jenis Refleks Tonic Neck Pada Bayi
Ada dua jenis refleks tonic neck pada bayi. Keduanya memiliki fungsi yang sangat penting, terutama saat si Kecil memasuki masa-masa sekolah. Keduanya adalah Symmetric Tonic Neck Reflex (STNR) dan Asymmetric Tonic Neck Reflex (ASTNR).
Saat dokter berbicara tentang refleks tonic neck, biasanya ia mengacu pada ASTNR. Berikut penjelasan selengkapnya:
Symmetric tonic neck reflex
Symmetric tonic neck reflex (STNR) adalah gerak refleks yang normalnya dialami bayi saat usianya 9-10 bulan. Refleks ini membantu bayi belajar menggerakkan bagian atas tubuhnya secara bergantian dengan bagian bawah.
Gerak ini umumnya disebut dengan refleks merangkak, karena memudahkan bayi melakukan perpindahan dari posisi berbaring menuju merangkak. Untuk melihat perkembangannya dapat dimulai saat bayi berusia 6-9 bulan. Ketika si Kecil belajar berguling dan menegakkan tubuh dengan telapak tangan dan lututnya.
Ketika STNR bayi berkembang dengan baik, saat tangannya diluruskan kakinya akan menekuk. Lantas, saat tangan dan lehernya ditekuk, kakinya akan lurus. Gerakan ini sangat penting dalam proses merangkak dan belajar berjalan kelak.
Otak dan sistem saraf bekerja sama mengontrol gerak motorik awalnya. STNR sangat berperan dalam mengembangkan postur, koordinasi tangan dan mata, atau gerakan tubuh saat anak berolahraga. Jika bayi tidak dapat mengembangkan refleks ini, beberapa masalah akan terjadi saat mereka mencapai fase anak-anak. Di antaranya:
- Sakit kepala belakang hingga ke leher.
- Kesulitan belajar membaca dan menulis.
- Sulit duduk tenang.
- Mengalami masalah penglihatan.
- Keterlambatan dalam sosial dan pendidikan.
Sementara itu, tanda-tanda tidak berfungsinya STNR adalah:
- Postur yang membungkuk.
- Tidak merangkak, tetapi langsung menuju fase berjalan.
- Duduk dalam posisi W.
- Sering melakukan ‘bear walking‘, bergerak menggunakan telapak tangan dan kaki.
- Kesulitan meniru bentuk.
Baca Juga: Posisi Bayi Melintang: Kenali Ciri, Penyebab, dan Tips Stimulasi agar Normal
Asymmetric tonic neck reflex
ATNR berkembang sejak bayi lahir hingga usia 7 bulan. Setelah itu refleks berikutnya yang disebut refleks postural akan muncul. Refleks postural akan mengatur koordinasi, keseimbangan, dan perkembangan sensori motorik.
ATNR akan terlihat sebagai pergerakan satu sisi yang konsisten. Di mana tubuh bayi akan bergerak bersamaan dan tangan serta mata bergerak harmonis. Refleksnya terjadi saat bayi baru lahir menolehkan kepalanya tetapi tidak terdeteksi oleh orang tua.
Seperti halnya STNR, ATNR juga dapat mengalami hambatan. Pada beberapa bayi, perkembangan ATNR belum sempurna bahkan hingga usia satu tahun. Artinya, di usia tersebut si Kecil masih menunjukkan posisi pemanah saat telentang.
Hal ini menunjukkan hambatan dalam perkembangan saraf dan posturnya. ATNR yang terhambat dapat disebabkan oleh:
- Proses kelahiran yang sulit atau melalui operasi caesar.
- Trauma pada kepala, misalnya karena jatuh.
- Dislokasi tulang belakang.
- Infeksi telinga akut.
- Jarang tummy time.
Masalah pada ATNR dapat dideteksi oleh orang tua dengan cara memperhatikan gerakan bayi. Masalah ATNR dapat membuat bayi kebingungan karena tidak tahu kaki atau tangan mana yang akan digunakan. Bayi juga tidak dapat memegang benda dengan kedua tangan, atau melakukan gerakan tidak bermakna yang membingungkan.
Cara lain mengetahuinya adalah dengan menggerakkan sebuah benda di depan wajah bayi, dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya. Jika si Kecil tidak dapat mengikuti gerakan benda tanpa berhenti di tengah-tengah, maka ada masalah dengan ATNR-nya. Hal ini akan menyebabkan:
- Ketidakseimbangan tubuh saat kepala digerakkan dari sisi ke sisi.
- Masalah pada gerakan otot mata.
- Sulit membedakan tangan kanan dan kiri. Lebih cenderung memakai keduanya secara bergantian namun tidak konsisten.
- Tulisan tangan yang sangat jelek.
- Kesulitan mengubah fokus pandangan dari jauh ke dekat.
- Sulit mengendarai sepeda.
- Sulit bermain lempar tangkap bola.
- Mengalami kesulitan belajar secara umum.
- Menolak membaca tulisan yang panjang.
- Kesulitan melakukan dua pekerjaan sekaligus.
Kesimpulan
Setiap bayi memiliki refleks primitif berupa gerakan spontan namun terkoordinasi. Salah satunya adalah refleks tonic neck yang berlangsung hingga si kecil berusia 5-7 bulan.
Tidak adanya refleks ini pada bayi baru lahir hingga usia 7 bulan dapat menunjukkan adanya masalah pada sistem saraf, tetapi bisa jadi ada masalah lainnya terkait perkembangan anak. Segera konsultasikan dengan dokter anak ketika Anda tidak melihat perkembangan refleks ini (atau refleks primitif lainnya) pada si Kecil.