Terbit: 3 August 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Cukup banyak orang tua yang masih berusia muda atau baru pertama kali memiliki anak yang panik tatkala melihat kepala bayinya cenderung mengeluarkan lebih banyak keringat saat disusui.

Mengapa Bayi Berkeringat Saat Menyusui? Ini Alasannya

Menurut pakar kesehatan, bayi yang sedang menyusui atau sedang tidur ternyata memang cenderung mengeluarkan keringat pada kepalanya dalam jumlah yang cukup banyak. Apa alasan dari banyaknya produksi keringat ini?

Penyebab bayi berkeringat saat menyusu dan tidur terjadi karena bayi yang baru saja lahir ternyata memiliki kelenjar keringat yang belum mampu bekerja dengan optimal, khususnya pada bagian kepala.

Hal ini berarti, saat bayi merasakan suhu udara yang terlalu panas, tubuhnya akan cenderung langsung mengeluarkan banyak keringat. Tak hanya itu, karena bayi juga tidak bisa secara leluasa bergerak, berpindah, atau berubah posisi saat tidur, maka kepalanya akan tetap berada di posisi yang sama sehingga bagian kepala pun cenderung lebih panas dan akhirnya mengeluarkan banyak keringat.

Hal ini disebabkan oleh posisi ibu saat menyusui yang memang cenderung mirip layaknya posisi memeluk bayi. Selain itu, kepala bayi juga akan ditopang oleh tangan ibu yang hangat dalam waktu yang lama sehingga membuat suhu di kepala bayi akan lebih tinggi dan akhirnya memproduksi keringat dalam jumlah yang banyak.

Jika bayi berkeringat saat menyusu dianggap sebagai hal yang normal, lantas bagaimana Anda bisa membedakan bayi yang sedang dalam kondisi kepanasan dengan bayi yang berada dalam kondisi demam?

Pakar kesehatan mengatakan, bahwa Anda bisa mengecek suhu kepala bayi, khususnya pada bagian pipi atau di bagian bawah dagu. Jika pada bagian tersebut terasa suhu tubuh yang tidak biasa, maka ada baiknya segera periksakan bayi Anda ke dokter.

Hanya saja, jika setelah suhu udara tak lagi panas, dan bayi tidak lagi banyak mengeluarkan keringat dan memiliki suhu tubuh yang normal, maka hal ini menandakan bahwa bayi berada dalam kondisi baik.

baca juga: Benarkah Mitos Bayi Boleh Keluar Rumah Setelah 40 Hari?

Bayi Berkeringat yang Perlu Diwaspadai

Perlu diketahui, suhu ruangan yang nyaman adalah sekitar 26 derajat Celsius. Jika bayi bayi berkeringat saat menyusu pada suhu yang lebih tinggi dari suhu nyaman tersebut, maka hal itu dalam kategori wajar. Selain itu, proses pencernaan pada bayi terkadang juga membuat produksi keringat berlebih.

Kapan seharusnya Anda waspada terhadap keringat berlebih?

  • Apabila bayi lemas, malas menyusu.
  • Apabila berkeringat disertai demam yang tinggi di atas 39 derajat Celsius.
  • Apabila suhu dingin, namun bayi tetap banyak mengeluarkan keringat.
  • Bayi berkeringat di malam hari tanpa sebab yang jelas (tidak saat menyusu).
  • Berkeringat disertai menggigil.

Meski begitu, berkeringat berlebih bisa juga dikatakan normal akibat kondisi lingkungan yang panas atau gerah, menggunakan pakaian yang bahan panas, atau saat bayi banyak bergerak dan beraktivitas.

Selama keringat yang keluar masih dalam tahap wajar dan tidak disertai keluhan lain, umumnya kondisi ini tidak berbahaya. Namun, jika bayi berkeringat saat menyusu secara terus menerus, maka sebaiknya segera periksakan anak Anda ke dokter.

Terlebih jika muncul disertai keluhan lain, sepeerti demam, lemas, muntah-muntah, pucat, atau gangguan pertumbuhan. Dikhawatirkan, bayi berkeringat saat menyusu yang berlebih tersebut muncul karena gejala suatu penyakit, misalnya:

  • Anemia.
  • Kanker.
  • Hipertiroidisme.
  • Infeksi virus atau bakteri.
  • Gangguan fungsi jantung.

baca juga: Ketahui 8 Penyebab Bisul Pada Bayi dan Cara Mengobatinya

Sebagai langkah awal, berikut langkah yang bisa Anda terapkan:

  • Kenakan anak pakaian yang longgar, berbahan lembut, dan menyerap keringat. Ciptakan kondisi lingkungan yang nyaman bagi anak.
  • Dalam sehari minimal mandikan anak 2 kali.
  • Jika memungkinkan beri anak ASI untuk membantu menjaga daya tahan tubuhnya agar tidak mudah sakit.

 

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi