Thalassemia merupakan kelainan darah genetik yang membuat bagian darah (hemoglobin) tidak dapat berfungsi secara optimal. Selain dapat menyebabkan anemia, thalasemia juga dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius lainnya. Karena berisifat genetik, apakah thalassemia pada ibu hamil dapat membahayakan janin?
Risiko Hamil dengan Thalassemia
Bagaimana thalassemia berisiko bagi ibu hamil dan janin tergantung pada jenis thalassemia yang dimiliki. Berdasarkan tingkat keparahan, thalasemia dibedakan menjadi dua, yaitu Thalasemia mayor dan minor. Penderita thalasemia minor biasanya tidak menunjukkan gejala dan tidak membutuhkan tranfusi darah. Sebaliknya, penderita thalassemia mayor membutuhkan transfusi darah secara rutin.
Wanita dengan jenis thalasemia mayor dan intermedia lebih mungkin menyebabkan komplikasi kehamilan serta masalah medis akibat thalasemia lainnya. Berikut ini adalah beberapa komplikasi kehamilan akibat thalassemia yang terjadi pada wanita saat hamil, yaitu:
- Diabetes gestasional
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Anemia selama kehamilan
- Batu ginjal
- Abruptio plasenta
- Penyakit jantung
- Infeksi kandung kemih
- Trombosis
- Gangguan tulang
- Hipotiroidisme
Meski begitu, tidak semua ibu hamil dengan thalassemia akan mengalami komplikasi seperti yang sudah disebutkan di atas.
Risiko kehamilan juga bisa berbeda pada beberapa wanita dengan thalassemia minor. Menurut penelitian yang dipublikasikan pada Iranian Journal of Reproductive Medicine menemukan fakta bahwa jenis thalassemia minor tidak berdampak negatif pada kehamilan secara signifikan.
Sebagai informasi, beberapa wanita yang memiliki jenis thalassemia minor baik alfa atau beta. baru menyadari bahwa dirinya mengidap kelainan darah tersebut ketika melakukan tes darah saat kehamilan. Pasalnya, jenis thalassemia ini umumnya tidak menimbulkan gejala sama sekali. Maka dari itu, thalassemia pada saat hamil tetap perlu dilakukan pemantauan secara berkala.
Baca juga: 12 Macam Penyakit Keturunan yang Perlu Anda Waspadai
Cara Mengobati Thalassemia Saat Hamil
Pada dasarnya, tidak ada perbedaan pengobatan thalassemia pada ibu yang sedang hamil dan yang tidak. Pengobatan thalassemia tergantung pada jenis thalassemia yang diderita oleh pasien. Berikut ini beberapa upaya untuk mengobati thalassemia saat hamil, antara lain:
1. Mengonsumsi Obat-Obatan
Saat hamil dan memiliki thalassemia, Anda mungkin perlu mengonsumsi obat. Meski begitu, beberapa obat untuk thalassemia mungkin tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi selama kehamilan. Dengan alasan keamanan janin di dalam kandungan, dokter mungkin akan merubah obat-obatan yang perlu Anda konsumsi agar aman untuk Anda dan janin.
2. Rutin Mengonsumsi Suplemen Asam Folat
Terlepas dari apa jenisnya, ibu yang mengalami thalassemia saat hamil disarankan untuk tetap mengonsumsi supelemen asam folat guna mencegah risiko spina bifida pada bayi ketika lahir. Dalam sehari, ibu hamil dengan thalassemia setidaknya membutuhkan 5 mg asam folat. Bahkan suplemen ini dianjurkan ketika Anda sudah mulai merencanakan kehamilan.
3. Transfusi Darah
Jika sebelum hamil Anda membutuhkan transfusi darah, pengobatan ini pun akan tetap Anda lakukan saat hamil. Bahkan, ibu hamil perlu mendapatkan tambahan transfusi darah dalam beberapa minggu terakhir kehamilan untuk memastikan kondisi kesehatan tetap stabil sebelum persalinan nantinya.
4. Periksa Kehamilan secara Berkala
Selain tranfusi darah, ibu hamil dengan thalassemia perlu lebih sering melakukan pemeriksaan kehamilan untuk mengetahui perkembangan janin dan mengukur kadar zat besi di dalam tubuh Anda. Dengan begitu, dokter dengan mudah dapat mengetahui apakah Anda perlu mengonsumsi suplemen zat besi atau tidak. Hal ini dikarenakan, penderita thalassemia berisiko mengalami anemia saat hamil.
Beberapa tes kesehatan lainnya seperti cek gula darah dan tekanan darah mungkin juga perlu dilakukan secara berkala. Konsultasikan pada dokter untuk mengetahui jenis pemeriksaan kehamilan apa saja yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Baca juga: 8 Manfaat Asam Folat yang Penting untuk Ibu Hamil dan Janin
Pengaruh Thalassemia Pada Proses Melahirkan
Faktanya, beberapa wanita dengan thalasemia masih bisa melahirkan secara pervaginam. Tetapi, hal ini hanya jika thalasemia yang diderita tergolong ringan dan tidak disertai komplikasi kehamilan lainnya.
Sementara ibu hamil dengan thalasemia mayor tegolong kehamilan dengan risiko tinggi karena berpotensi mengalami pendarahan postpartum. Oleh karena itu, persalinan pada ibu hamil thalasemia perlu dilakukan di rumah sakit dengan layanan tranfusi darah yang memadai.
Selain berisiko mengalami pendarahan, thalassemia saat hamil yang disertai komplikasi kehamilan lebih mungkin melahirkan lebih awal dari waktu yang direncanakan atau kelahiran prematur. Pada kondisi tertentu, tindakan operasi caesar mungkin perlu dilakukan. Untuk menghindari risiko komplikasi yang tidak diinginkan, sebaiknya konsultasikan pada dokter mengenai rencana persalinan sesuai dengan kondisi Anda.
Penting pula bagi wanita penderita thalasemia untuk melakukan penilaian pra kehamilan untuk menghindari risiko komplikasi yang tidak diinginkan. Pemeriksaan pra kehamilan untuk wanita dengan thalasemia mencakup; menilai kadar feritin serum (darah), ekokardiogram jantung, pemindaian hati, kompatibilitas golongan darah, penilian risiko tulang osteophorosis, hingga keputusan tentang kehamilan dan kontrasepsi.
Wanita pengidap thalassemia dengan kardiomiopati akibat kelebihan zat besi pada jantung bahkan disarankan untuk tidak hamil dan menggunakan kontrasepsi jangka panjang yang efektif.
Apakah Thalassemia Dapat Diturunkan Pada Bayi?
Dapat atau tidaknya thalasemia diturunkan pada bayi tentu menjadi pertanyaan banyak ibu hamil. Sebagai penyakit kelainan darah turunan, thalasemia tidak hanya mempengaruhi ibu hamil, tetapi juga bayi yang akan dilahirkan.
Bisa saja bayi yang dilairkan hanya sebatas pembawa gen thalasemia minor (thalasemia yang tidak bergejala). Tetapi, tidak menutup kemungkinan ia akan mewariskan penyakit thalassemia langsung yang lebih serius dan begejala.
Pada thalassemia mayor, beberapa risiko mungkin bisa dialami bayi di antaranya sebagai berikut:
- Berat badan lahir rendah
- Stillbirth
- Gangguan pertumbuhan.
- National Heart Lung and Blood Institude.How Does Thalassemia Affect Pregnancy?https://www.nhlbi.nih.gov/health/thalassemia/pregnancy#:~:text=Thalassemia%20may%20affect%20your%20ability,baby%20are%20safe%20and%20healthy.(Diakses pada 10 Mei 2023)
- Leach Jenny. 2019. Thalassemia in Pregnancy. https://www.babycentre.co.uk/a1026605/thalassaemia-in-pregnancy. (Diakses pada 10 Mei 2023)
- Ministry of Health Malaysia. 2019. Thalassemia in Pregnancy. http://www.myhealth.gov.my/en/thalassemia-in-pregnancy/. (Diakses pada 10 Mei 2023)
- Petrakos, G., Andriopoulos, P., & Tsironi, M. 2016. Pregnancy in Women with Thalassemia: Challenges and Solutions. International Journal of Women’s Health. https://doi.org/10.2147/IJWH.S89308. (Diakses pada 10 Mei 2023)
- Leung, T. Y. & Lao, T. T. 2012. Thalassaemia in pregnancy. Best Practice & Research Clinical Obstetrics & Gynaecology. https://doi.org/10.1016/j.bpobgyn.2011.10.009. (Diakses pada 10 Mei 2023)