Mengetahui kabar kehamilan bayi kembar kerap kali menjadi kabar yang menyenangkan bagi banyak pasangan. Namun, sebenarnya kehamilan kembar memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi. Simak risikonya pada artikel ini!
Risiko Kehamilan Kembar pada Ibu
Sebenarnya, wanita yang hamil lebih dari satu bayi bisa menjalani kehamilan sehat tanpa masalah yang berarti. Namun, hal ini bukan sesuatu yang mutlak. Pada beberapa kasus, ibu hamil bisa mengalami komplikasi selama kehamilan.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan kembar, antara lain:
1. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional merupakan diabetes yang muncul selama hamil pada wanita yang tidak memiliki riwayat diabetes sebelumnya. Ibu hamil anak kembar memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini.
Ketika mengalami kondisi ini, ibu hamil perlu melakukan pengukuran gula darah secara rutin.
Pada umumnya, dokter akan menyarankan ibu hamil dengan diabetes gestasional untuk konsumsi makanan yang sehat, makan dengan porsi tepat, serta rutin olahraga. Langkah ini berguna untuk menjaga gula darah tetap dalam rentang normal.
Baca Juga: 13 Ciri-ciri Hamil Anak Kembar yang Penting Dikenali
2. Hiperemesis Gravidarum
Wanita hamil umumnya akan mengalami mual dan muntah selama kehamilan. Kondisi ini dikenal juga dengan morning sickness. Pada beberapa kasus, mual dan muntah ini bisa terjadi sangat parah hingga ibu hamil tidak bisa makan atau minum apapun.
Mual dan muntah yang parah selama hamil disebut dengan hiperemesis gravidarum. Kehamilan kembar dapat meningkatkan risiko ibu hamil untuk mengalami hal ini. Beberapa ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum akan mengalami penurunan berat badan hingga perlu rawat inap di rumah sakit.
3. Hipertensi
Ibu hamil memiliki risiko tinggi untuk mengalami hipertensi selama kehamilan. Risiko ini akan meningkat sebanyak dua kali lipat ketika Anda mengandung anak kembar.
Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, hipertensi selama hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur, bayi lahir mati, dan bayi tidak bertumbuh dengan baik. Tidak hanya itu, hipertensi selama hamil juga dapat memicu masalah kesehatan serius yang mengancam nyawa ibu.
4. Preeklampsia
Preeklampsia merupakan masalah kesehatan pada ibu hamil yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah dan adanya protein dalam urine. Gejala yang dialami bumil dengan preeklampsia antara lain pembengkakan, sakit kepala, dan kenaikan berat badan yang terlalu cepat.
Wanita yang hamil anak kembar memiliki risiko dua kali lebih tinggi untuk menglaami hal ini. Jika tidak ditangani dengan tepat, preeclampsia dapat menyebabkan kondisi yang lebih parah dan bahkan mengancam nyawa.
5. Anemia
Selama hamil, tubuh perlu darah dua kali lebih banyak. Oleh sebab itu, ibu hamil rentan untuk mengalami anemia. Namun, risiko ini akan lebih tinggi pada wanita yang mengandung anak kembar.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko anemia saat hamil adalah memenuhi kebutuhan zat besi yaitu sebanyak 27 mg setiap hari atau sesuai dengan anjuran dokter.
6. Perdarahan
Perdarahan atau darah yang keluar dari vagina bisa saja dialami oleh ibu hamil trimester ketiga. Kondisi ini umumnya terjadi karena bagian bawah rahim menjadi lebih tipis.
Namun, perdarahan ini bisa menjadi lebih parah pada ibu yang hamil anak kembar. Oleh sebab itu, Anda perlu waspada ketika muncul perdarahan pada trimester akhir kehamilan.
7. Abruptio Plasenta
Abruptio Plasenta muncul ketika plasenta sebagian atau sepenuhnya lepas dari dinding rahim sebelum persalinan. Kondisi ini dapat menurunkan atau menghalangi sulai oksigen dan nutrisi dari ibu kepada janin.
Kehamilan kembar dapat meningkatkan risiko terjadinya abruptio plasenta. Peningkatkan risiko preeklampsia diduga juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini.
Risiko Kehamilan Kembar pada Janin
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada janin dengan kehamilan kembar, antara lain:
1. Keguguran
Kehamilan kembar rentan menyebabkan vanishing twin syndrome (VTS). Kondisi ini merupakan salah satu komplikasi kehamilan kembar yang terjadi ketika salah satu janin menghilang atau keguguran. Sekitar 20 hingga 30 persen dari kehamilan kembar diperkirakan mengalami kondisi ini.
Vanishing twin syndrome (VTS) terjadi ketika ada dua embrio yang dideteksi pada USG pertama tetapi hanya ditemukan satu embrio pada USG selanjutnya. Pada kasus ini, salah satu embrio berhenti berkembang dan jaringannya diserap oleh embrio lain dan ibu.
2. Gangguan Pertumbuhan dalam Rahim (IUGR)
Janin kembar sebenarnya memiliki laju pertumbuhan yang hampir sama dengan janin tunggal pada beberapa bulan pertama kehamilan. Namun, ada kondisi tertentu yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin kembar bisa menjadi lebih lambat.
Perlambatan tumbuh kembang janin kembar dapat menimbulkan kondisi intrauterine growth restriction (IUGR). Pada janin kembar dua, IUGR dapat terjadi saat usia kandungan 30-32 minggu. Di sisi lain, janin kembar tiga mengalami iUGR pada usia kandungan 27-28 minggu.
Tumbuh kembang janin yang melambat disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi dan oksigen pada janin kembar.
3. Kelahiran Prematur
Salah satu komplikasi kehamilan kembar yang banyak dialami adalah kelahiran prematur. Janin bisa lahir lebih awal atau pada usia kandungan kurang dari 37 minggu karena ruang pada rahim yang terlalu sempit.
Semakin banyak jumlah janin dalam kandungan, semakin tinggi risiko janin untuk lahir prematur. Bayi kembar dua pada umumnya lahir pada usia kandungan 36 minggu, kembar tiga 32 minggu, kembar empat 30 minggu, dan kembar lima pada 29 minggu.
4. Penyakit Bawaan Lahir (Kelainan Kongenital)
Bayi yang terlahir secara prematur memiliki risiko tinggi untuk memiliki penyakit bawaan lahir. Oleh sebab itu, bayi kembar juga memiliki risiko tinggi untuk mengalami mengalami penyakit bawaan lahir.
Beberapa penyakit bawaan lahir yang umumnya dialami bayi kembar, antara lain gangguan pada mata, gangguan pendengaran, penyakit jantung bawaan, masalah pernapasan, dan gangguan tumbuh kembang.
5. Terlilit Tali Pusat
Ada beberapa kondisi kehamilan kembar, antara lain janin berbagi satu kantung ketuban dan ada juga yang memiliki kantung ketuban berbeda. Pada kehamilan kembar dengan satu kantung ketuban, janin memiliki risiko tinggi untuk terlilit tali pusat.
Kondisi ini sering terjadi sehingga perlu pengawasan khusus ketika usia kehamilan mencapai trimester ketiga.
6. Twin-to-twin Transfusion Syndrome (TTTS)
Sekitar 10 persen dari semua janin kembar yang berbagi plasenta diketahui mengalami kondisi langka yang dikenal dengan twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS). Kondisi ini terjadi ketika salah satu janin kembar mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak daripada janin lainnya. Hal ini tentu berbahaya bagi janin.
Pasalnya, janin yang menerima lebih sedikit darah memiliki risiko tinggi untuk mengalami anemia. Selain itu, bentuk dan berat badannya cenderung lebih kecil. Di sisi lain, janin yang menerima terlalu banyak darah rentan mengalami gagal jantung karena kerja jantung yang terlalu berat.
Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan kematian pada salah satu atau kedua janin.
7. Volume Air Ketuban Tidak Normal
Kehamilan kembar dapat menimbulkan kondisi di mana volume air ketuban menjadi tidak normal. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada kondisi di mana ada dua janin dalam satu kantung ketuban.
Cara Mengurangi Risiko Komplikasi Kehamilan Kembar
Kehamilan kembar merupakan kabar yang membahagiakan. Oleh sebab itu, Anda tidak perlu terlalu takut untuk hamil anak kembar karena sebenarnya risiko komplikasi dapat diturunkan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko komplikasi pada kehamilan kembar, antara lain:
1. Waspada terhadap Gejala
Mengetahui risiko masalah kesehatan terkait kehamilan kembar merupakan hal yang penting. Ketika sudah mengetahuinya, Anda bisa menjadi lebih sadar tentang gejalanya.
Hal ini dapat membuat Anda lebih waspada terhadap kesehatan sendiri maupun janin. Jika Anda merasakan gejala-gejala pada masalah kesehatan tertentu selama hamil, jangan ragu untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter.
2. Rutin Melakukan Pemeriksaan Kehamilan
Melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan tidak hanya dilakukan saat ada masalah, tetapi perlu dilakukan bahkan ketika Anda merasa baik-baik saja.
Wanita yang hamil anak kembar disarankan untuk lebih sering melakukan kunjungan ke dokter dibandingkan dengan wanita dengan kehamilan normal. Langkah ini perlu dilakukan agar dokter bisa memeriksa kondisi kesehatan ibu dan janin dengan lebih seksama.
Baca Juga: 10 Cara Merawat Bayi Kembar agar Anda Tidak Kewalahan
3. Meningkatkan Konsumsi Cairan
Hamil anak kembar berarti Anda perlu lebih banyak asupan cairan agar kebutuhan tubuh ibu dan janin bisa terpenuhi.
Anda disarankan untuk meningkatkan asupan air putih serta mengurangi konsumsi minuman yang mengandung gula dan kafein. Langkah ini dapat menurunkan risiko dehidrasi, infeksi, serta kontraksi dini.
4. Konsumsi Makanan Gizi Seimbang
Selama hamil, Anda juga perlu memerhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Hamil anak kembar berarti Anda perlu asupan nutrisi yang lebih banyak dibandingkan dengan kehamilan normal.
Anda disarankan untuk makan makanan yang mengandung gizi seimbang untuk mendukung tumbuh kembang janin.
Nah, itulah beberapa risiko komplikasi yang mengintai kehamilan kembar. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk lebih sering melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan tubuh selama hamil.
- CDC. 2022. Gestational Diabetes. https://www.cdc.gov/diabetes/basics/gestational.html. (Diakses pada 5 Juni 2023).
- Cleveland Clinic. Vanishing Twin Syndrome. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23023-vanishing-twin-syndrome. (Diakses pada 5 Juni 2023).
- Gurevich, Rachel. 2021. Twin Pregnancy Risks and Prematurity. https://www.verywellfamily.com/twin-pregnancy-risks-1960314. (Diakses pada 5 Juni 2023).
- Stanford Medicine. Placenta Previa. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=bleeding-in-pregnancyplacenta-previaplacental-abruption-90-P02437. (Diakses pada 5 Juni 2023).