Terbit: 16 August 2018 | Diperbarui: 25 August 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Setiap wanita tentu mendambakan kehamilan yang lancar dan penuh kebahagiaan. Akan tetapi, adanya perubahan hormon dan berbagai tekanan psikologis bisa membuat ibu hamil mudah menangis. Lantas, apa yang terjadi pada janin jika ibu hamil menangis? Apa saja pengaruhnya bagi janin? Simak jawabannya di bawah ini. 

8 Dampak Pada Janin Saat Ibu Hamil Menangis

Pengaruh Menangis saat Hamil terhadap Janin

Ternyata tidak hanya makanan dan minuman saja yang mempengaruhi janin. Ibu hamil menangis bisa memberi pengaruh pada kondisi janinnya. Kondisi janin saat ibu menangis telah terpengaruh apabila ibu hamil sering menangis. Biasanya ibu mulai sering menangis pada trimester pertama dan ketiga kehamilan.

Berikut ini adalah pengaruh menangis saat hamil terhadap janin: 

1. Janin Kekurangan Nutrisi

Ibu hamil yang menangis terus-menerus, cenderung akan mengalami stres berat, kecemasan, hingga depresi. Kondisi-kondisi inilah yang dapat berpengaruh pada kesehatan ibu, seperti sulit tidur dan nafsu makan menurun.

Jika hal ini terjadi, tubuh ibu akan kekurangan energi dan nutrisi. Padahal, nutrisi sangat dibutuhkan oleh ibu hamil bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk tumbuh kembang janin di dalam kandungan. 

2. Janin hanya Mendapatkan Sedikit Oksigen

Pengaruh menangis saat hamil yang kedua masih memiliki hubungan dengan efek ibu hamil menangis sebelumnya. Akibatnya, fungsi plasenta yang kurang optimal, distribusi oksigen pun juga menjadi berkurang. Kondisi janin saat ibu menangis secara sering maka akan membuat bayi memiliki pasokan oksigen yang lebih sedikit.

3. Risiko Bayi Keguguran dan Lahir Prematur

Keguguran dan lahir prematur merupakan keadaan janin saat ibu hamil menangis yang sangat penting untuk diwaspadai. Menurut penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Frontiers in Endocrinology, kelahiran prematur dapat terjadi karena terpicunya peningkatan hormon corticotropin-releasing (CRH) saat Anda stres atau cemas. 

Seharusnya, hormon ini dihasilkan oleh tubuh ketika janin sudah siap dilahirkan. Namu, karena ketidakseimbangan hormonal, hormon CRH akan memaksa janin untuk dikeluarkan. 

4. Berat Lahir Rendah

Pengaruh menangis saat hamil juga bisa terjadi pada plasenta. Baik dan bagusnya plasenta terbentuk pada trimester pertama kehamilan. Apabila ibu hamil menangis hanya sesekali, tidak akan mempengaruhi kondisi janin.

Akan tetapi, apabila ibu hamil sering menangis maka fungsi plasenta menjadi kurang optimal. Plasenta yang kurang optimal berkontribusi besar terhadap berkurangnya distribusi nutrisi untuk janin. Hal ini sangat memungkinkan, janin akan memiliki berat lahir yang lebih kecil.

Baca juga: Dampak Sering Marah-Marah Saat Hamil dan Cara Mengatasinya

5. Janin Cenderung Memiliki Masalah Psikis

Anak yang dikandung oleh ibu hamil yang sering menangis cenderung tumbuh menjadi anak yang memiliki masalah psikis di kemudian hari. Masalah psikis ini akan merusak karakter dan perilakunya sehingga manja. Contoh masalah psikis tersebut seperti anak penakut, anak manja, anak cengeng, dan lainnya.

6. Memiliki Masalah Perkembangan Saraf Otak

Ibu hamil yang sering kali menangis akan memberi pengaruh yang cukup fatal. Berdasarkan  studi penelitian University of California, adanya risiko gangguan saraf pada bayi yang dikandung oleh ibu hamil yang menangis karena stres. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil yang masih suka menangis untuk segera mencegah hal ini terjadi.

7. Anak Cenderung Memiliki Skor IQ yang Lebih Rendah

Selain memberi pengaruh fisik dan psikis pada kondisi janin saat ibu menangis, pengaruh lain akan tampak pada IQ dan kognitif anak. Anak-anak yang dikandung oleh ibu hamil yang sering menangis cenderung memiliki skor IQ yang lebih rendah. Hal ini sangat terkait dengan terhambatnya proses perkembangan otak dan struktur otak yang tidak biasanya.

8. Risiko Mengalami Depresi di Kemudian Hari

Reaksi janin saat ibu menangis tidak hanya berdampak saat ia di dalam kandungan, namun ternyata bisa menetap dalam tubuh si Kecil dan ada kemungkinan muncul kembali ketika ia dewasa kelak seperti mengalami depresi atau masalah kejiwaan lainnya. 

Baca juga: 8 Dampak Buruk Stres Pada Ibu Hamil dan Janin

Tips untuk Ibu Hamil yang Sering Menangis 

Penting untuk menjaga suasana hati agar tetap ceria dan semangat menjalani masa kehamilan. Beberapa tips berikut ini bisa ibu hamil coba lakukan untuk menghindari terlalu sering bersedih dan menangis saat hamil, di antaranya: 

  • Hindari terlalu lama menangis. Meski bisa berdampak buruk bagi janin, menangis saat hamil tetap diperbolehkan, untuk membantu ibu hamil meluapkan emosi. Tetapi pastikan tangisan Anda tidak berkepanjangan agar terhindar dari efek buruk yang sudah disebutkan di atas. 
  • Hindari pikiran negatif. Untuk mencegah stres saat hamil, usahakan agar pikiran Anda selalu tenang. Hindari pikiran-pikiran buruk dan selalu optimis menjalani kehidupan.
  • Bercengkrama dengan orang terkasih. Cobalah beranikan diri untuk bertemu dan bercengkrama dengan orang terdekat seperti keluarga, kerabat, atau teman. Hal ini dapat membantu Anda melewati masa-masa sulit dan menyedihkan.
  • Lakukan aktivitas yang menyenangkan. Cobalah lakukan kegiatan yang Anda senangi seperti mendengarkan musik, menonton film favorit, membaca buku, atau sekedar berkebun di halaman rumah. Pilihlah musik, film, atau bacaan yang ringan dan bisa memancing Anda tertawa agar rasa sedih bisa terlupakan.
  • Konsultasi dengan tenaga ahli. Jika kesedihan yang dialami oleh ibu hamil terbilang cukup parah, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional seperti psikolog untuk mengatasi masalah emosi dialami. 

  1. Alonso Alcantara Viridiana, Panetta Pamela, Et al. 2017. Corticotropin-Releasing Hormone As the Homeostatic Rheostat of Feto-Maternal Symbiosis and Developmental Programming In Utero and Neonatal Life. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fendo.2017.00161/full. (Diakses pada 22 Mei 2023) 
  2. Kinsella T. Michael, Monk Cetherine. 2009. Impact of Maternal Stress, Depression & Anxiety on Fetal Neurobehavioral Development. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3710585/. (Diakses pada 22 Mei 2023) 
  3. Anonim. 2011. Change in Mother’s Mental State Can Influence Her Baby’s Development Before and After Birth. https://www.psychologicalscience.org/news/releases/a-fetus-can-sense-moms-psychological-state.html. (Diakses pada 22 Mei 2023) 
  4. Anonim. 2023. Taking Care of Your Mental Health During Pregnancy. https://kidshealth.org/en/parents/pregnant-mental-health.html. (Diakses pada 22 Mei 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi