Terbit: 22 March 2018 | Diperbarui: 25 August 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Down syndrome adalah kondisi kelainan kromosom genetik yang paling umum. Anak dengan down syndrome umumnya memiliki kesulitan belajar, hambatan tumbuh kembang, serta ciri fisik yang khas. Penyebab ibu mengandung bayi down syndrome memang belum diketahui secara pasti. Namun, sejumlah faktor diduga dapat meningkatkan risiko kondisi ini. Apa saja? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

6 Penyebab Ibu Mengandung Bayi Down Syndrome

Penyebab yang Memungkinkan Ibu Mengandung Bayi Down Syndrome

Down syndrome bisa terjadi karena adanya kelainan genetik yang menyebabkan komponen DNA terbentuk secara tidak normal. Hal ini membuat pertumbuhan dan fungsi organ tubuh janin menjadi abnormal. 

Beberapa ciri fisik yang dimiliki anak dengan down syndrome meliputi ukuran kepala kecil, leher pendek, bentuk mata yang khas, tubuh pendek, muka agak rata, dan jari-jarinya pendek. Sebagian anak yang terlahir dengan kondisi ini juga disertai dengan penyakit bawaan, masalah tiroid, dan gangguan pendengaran.

Sayangnya, hingga kini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan janin mengalami kelainan tersebut. Beberapa penelitian menemukan bahwa ada beberapa faktor  yang dapat meningkatkan risiko wanita mengandung bayi down syndrome, antara lain: 

1. Sering Terpapar Zat Berbahaya 

Faktor pertama yang diduga berkontribusi dalam menyebabkan janin mengalami down syndrome adalah paparan polusi dan zat beracun saat hamil. Paparan ini bisa terjadi saat  ibu hamil banyak menghirup zat polutan, asap rokok, atau asap pabrik. 

Sementara, zat beracun yang diduga dapat meningkatkan risiko munculnya down syndrome umumnya berasal dari pestisida, limbah pabrik, timbal, merkuri hingga arsenik.

2. Mengonsumsi Alkohol saat Hamil

Ibu hamil yang sering mengonsumsi alkohol secara berlebihan juga dapat dikatakan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengandung bayi dengan down syndrome. Hal ini diduga karena kedua kebiasaan buruk tersebut dapat membuat komponen genetik atau DNA janin lebih rentan rusak dan tidak terbentuk dengan sempurna. 

Baca juga: Mendeteksi Down Syndrome Sejak Dalam Kandungan, Bisakah?

3. Hamil di Usia Tua

Beberapa studi menyatakan bahwa risiko melahirkan bayi dengan down syndrome akan lebih tinggi pada wanita hamil yang berusia di atas 35 tahun.  Hal ini mungkin disebabkan oleh menurunnya kualitas sel telur seiring dengan bertambahnya usia dan menyebabkan terjadinya gangguan pembentukan komponen genetik saat pembuahan . 

Kendati demikian, hal tersebut belum bisa dijadikan patokan utama, karena tidak sedikit wanita hamil berusia di bawah 35 tahun yang mengandung bayi dengan down syndrome

4. Kurang Nutrisi dan Gizi saat Hamil

Nutrisi yang tercukupi memegang peranan penting bagi kehamilan yang sehat. Hal ini juga berlaku untuk mengurangi risiko kelainan pada janin. Menurut beberapa riset kesehatan, ibu yang kekurangan nutrisi tertentu, seperti asam folat, protein, zat besi, dan omega-3 berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan down syndrome.

5. Memiliki Riwayat Down Syndrome

Apabila ibu memiliki keluarga dengan riwayat down syndrome, maka hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan risiko ibu mengandung bayi down syndrome. Meski bukan penyebab utama, namun faktor keturunan meningkatkan risiko Anda memiliki anak dengan down syndrome.

Oleh sebab itu, penting bagi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan berkala untuk menentukan apakah ada indikasi kelainan genetik pada janin Anda. 

6. Pernah Melahirkan Anak dengan Down Syndrome

Perempuan yang memiliki anak dengan down syndrome memiliki risiko 1:100 untuk melahirkan bayi berikutnya dengan down syndrome. Karena itu jika Anda sedang hamil dan sebelumnya memiliki anak dengan down syndrome, maka sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter mengenai kelainan genetika ini.

Itu lah beberapa hal yang diduga menjadi penyebab ibu mengandung bayi dengan down syndrome. Maka dari itu, ibu hamil perlu mewaspadainya. Selain itu, lakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter kandungan secara rutin. Umumnya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan medis yang meliputi USG (ultrasonografi) dan tes genetik (tes DNA) untuk mendiagnosis kelainan genetik pada janin. 

  1.  Anonim. 2018. Down Syndrome. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/down-syndrome/symptoms-causes/syc-20355977. (Diakses pada 24 Mei 2023) 
  2. Gill Karen. 2019. Down Syndrome. https://www.healthline.com/health/down-syndrome. (Diakses pada 24 Mei 2023) 
  3. Heyn N. Sietske. 2022. Down Syndrome. https://www.emedicinehealth.com/down_syndrome/article_em.htm. (Diakses pada 24 Mei 2023)
  4. Ries Julia. 2021. How the Drinking Habits of Fathers May Contribute to Birth Defects in Newborns. https://www.healthline.com/health-news/how-the-drinking-habits-of-fathers-may-contribute-to-birth-defects-in-newborns. (Diakses pada 24 Mei 2023)
  5. Smith Sole Virginia. 2022.  4 Factors Associated With Down Syndrome. https://www.parents.com/health/down-syndrome/are-you-at-risk-of-having-a-baby-with-down-syndrome/. (Diakses pada 24 Mei 2023) 
  6. Kugler Mary. 2022. What Are Genes, DNA, and Chromosomes?. https://www.verywellhealth.com/what-are-genes-dna-and-chromosomes-2860732. (Diakses pada 24 Mei 2023) 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi