Berbagai penyakit dapat menyerang wanita pasca-melahirkan, bahkan bisa mengancam jiwa jika tanpa diobati. Penyakit apa yang terjadi pasca-melahirkan? Simak penjelasannya dalam ulasan di bawah ini!
Ragam Penyakit Pasca-Melahirkan
Sangat normal untuk mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan pada minggu-minggu setelah melahirkan, tetapi penting juga untuk mengetahui kapan waktu Anda pulih. Ada sejumlah penyakit yang dapat terjadi setelah melahirkan, jika tidak ditangani, dapat mengganggu penyembuhan dan menyebabkan masalah yang bertahan lama.
Berikut ini beberapa masalah kesehatan pasca-melahirkan:
1. Berat Badan yang Tidak Kunjung Berkurang
Saat sedang hamil, wanita akan mengalami kenaikan berat badan yang cukup signifikan. Kenaikan berat badan ini terjadi karena ada perubahan hormon pada tubuh sehingga lemak akan tersimpan lebih banyak. Lemak yang tersimpan ini baik untuk pertumbuhan janin dari awal hingga persalinan.
Setelah persalinan, wanita akan mengalami kenaikan berat badan. Apabila wanita tidak mau olahraga setelah beberapa bulan persalinan, tubuh akan tetap membesar. Bahkan, perut buncit akan menjadi-jadi sehingga mereka harus intensif melakukan diet yang sehat tanpa memengaruhi ASI.
2. Stretch Marks
Stretch mark atau dikenal sebagai striae gravidarum pada kehamilan, merupakan sejenis bekas luka. Stretch mark terlihat seperti garis-garis lekukan pada kulit. Kondisi ini bisa berwarna merah muda, merah, hitam, biru, atau ungu. Semua kondisi ini tergantung pada penyebab, letak, usia.
Stretch mark berkembang saat kulit perut wanita hamil meregang dengan cepat. Peregangan ini benar-benar merobek struktur pendukung di lapisan tengah atau bawah jaringan kulit, sehingga menimbulkan bekas luka.
Terkadang, ketika stretch mark pertama kali muncul, ini akan terasa sedikit terangkat, tetapi pada akhirnya hanya akan terasa seperti sedikit depresi di kulit. Saat pertama kali muncul, mungkin juga terasa gatal.
3. Perdarahan yang Parah
Pendarahan setelah melahirkan adalah kondisi yang normal, dan sebagian besar wanita mengalami pendarahan selama 2 sampai 6 minggu. Namun, beberapa wanita dapat mengalami pendarahan yang berlebihan setelah melahirkan.
Perdarahan pasca-melahirkan biasanya dimulai segera setelah melahirkan, apakah persalinan normal atau melalui operasi caesar. Termasuk normal segera setelah melahirkan untuk mengeluarkan banyak darah dan gumpalan darah merah.
Namun, pada hari-hari setelah kelahiran, pendarahan akan mulai melambat dan, seiring waktu akan mulai berkurangnya aliran darah lebih gelap yang dapat berlangsung selama berminggu-minggu.
Meskipun mungkin ada peningkatan aliran sementara dengan peningkatan aktivitas fisik atau setelah menyusui, setiap hari aliran harus lebih ringan.
4. Perubahan Suasana Hati
Wanita sering mengalami perubahan suasana hati setelah melahirkan. Kondisi ini sering disebut baby blues yang cukup berbahaya. Jika wanita sering mengalami suasana hati yang buruk setelah melahirkan dan dibiarkan tanpa penanganan, kemungkinan akan mengalami depresi.
Pada kondisi ini suami harus sering menemaninya. Bahkan, suami harus sering menjaga kondisi kejiwaan pasangan agar segera berlalu dan mampu merawat anak mereka serta memberikan ASI secara eksklusif.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Sakit Punggung Pasca Melahirkan
5. Hilangnya Gairah untuk Bercinta
Setelah melahirkan, area di sekitar vagina dan perut bawah sangat sakit. Wanita yang mendapatkan banyak jahitan biasanya malas untuk melakukan hubungan seksual. Setiap penetrasi yang dilakukan akan menyebabkan wanita merasakan sakit.
Alternatif lain untuk melakukan seks adalah dengan menggunakan alat bantu. Penetrasi tidak bisa dilakukan setidaknya 2-3 bulan setelah melahirkan. Setelah organ seksual membaik dan sembuh barulah gairah seks itu kembali muncul.
6. Nyeri Payudara
Mengeluhkan nyeri dan ketidaknyamanan pada payudara merupakan komplikasi yang biasa terjadi pasca-persalinan.
Saat menyusui – biasanya 3 hingga 5 hari setelah lahir – mungkin Anda mengalami pembengkakan dan ketidaknyamanan payudara yang signifikan.
Menggunakan kompres panas atau dingin, mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, dan mandi air hangat bisa membantu meredakan nyeri payudara.
Jika menyusui, Anda mungkin juga mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan pada puting karena ibu dan bayi mulai belajar cara menyusui dan menyusu.
Menyusui seharusnya tidak terus menyakitkan. Jika puting Anda mulai pecah-pecah dan berdarah, konsultasikan ke dokter.
7. Infeksi pada Vagina
Melahirkan berisiko mendapatkan jahitan atau luka terbuka pada vagina, baik karena persalinan normal atau operasi caesar.
Adanya robekan pada vagina saat melahirkan adalah kondisi yang umum bagi kebanyakan ibu yang pertama kali melahirkan, dan bahkan persalinan kedua, ketiga, dan keempat. Ini biasanya terjadi saat bayi melewati lubang vagina, dan seringkali membutuhkan jahitan.
Meskipun penjahitan atau robekan dapat menyebabkan rasa tidak nyaman saat sembuh, nyeri yang tiba-tiba meningkat bukanlah bagian dari penyembuhan yang baik. Ini adalah salah satu tanda bahwa area tersebut kemungkinan terinfeksi.
Beberapa wanita bahkan juga mengalami infeksi lain, seperti infeksi saluran kemih, ginjal, atau vagina setelah melahirkan.
8. Inkontinensia Urine atau Sembelit
Bersin dan buang air kecil mungkin tidak menyenangkan setelah melahirkan, tetapi kondisi ini normal. Inkontinensia urine segera setelah lahir lebih umum daripada yang Anda kira. Meskipun tidak berbahaya, tetapi komplikasi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa malu.
Anda juga mungkin mengalami inkontinensia tinja – ketika tubuh tidak mampu mengendalikan proses buang air besar (BAB). Ini kemungkinan karena otot yang melemah atau cedera saat melahirkan.
Meskipun tidak mampu menahan BAB mungkin merupakan satu masalah, tidak dapat melakukannya adalah masalah lain. Dari feses atau kotoran pasca-melahirkan pertama dan seterusnya, Anda mungkin berjuang melawan sembelit dan wasir.
Baca Juga: Cara Mengatasi BAB Sakit Setelah Melahirkan dan Penyebabnya
9. Depresi Pasca-Melahirkan
Merasakan emosi sedikit naik turun, atau cendering menangis dari biasanya pada minggu-minggu setelah melahirkan adalah hal yang normal. Kebanyakan wanita mengalami beberapa bentuk baby blues.
Jika gejala tersebut berlangsung lebih dari beberapa minggu atau mengganggu perawatan bayi Anda, ini mungkin berarti Anda mengalami depresi pasca-persalinan.
Meskipun depresi pasca-persalinan bisa terasa sangat berat, namun dapat diobati, dan tidak perlu membuat Anda merasa bersalah atau malu.
Nah, itulah berbagai masalah kesehatan baik fisik maupun mental yang kemungkinan dapat terjadi pasca-melahirkan. Jika Anda mengalami salah satu satu atau lebih dari kondisi tersebut, sebaiknya segera kunjungi dokter. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!
- Anonim. 2021. Labor and delivery, postpartum care. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/postpartum-complications/art-20446702 (Diakses pada 24 Mei 2023)
- Marie, Simone. 2020. What Are the Best Ways to Remove or Fade Stretch Marks Post-Pregnancy?. https://www.healthline.com/health/pregnancy/stretch-marks-after-pregnancy (Diakses pada 24 Mei 2023)
- Pelly, Julia. 2019. Postpartum Complications: Symptoms and Treatments. https://www.healthline.com/health/pregnancy/postpartum-complications#excessive-bleeding (Diakses pada 24 Mei 2023)