Terbit: 12 November 2016 | Diperbarui: 31 August 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Keguguran merupakan peristiwa traumatis bagi setiap wanita. Perasaan duka dan tidak bersemangat tidak dapat dihindari. Terkadang, rasa duka yang dialami bisa berubah menjadi kondisi mental yang lebih parah. Ketahui selengkapnya berikut ini!

5 Dampak Keguguran pada Mental dan Tips Mengatasinya

Dampak Keguguran pada Kesehatan Mental

Dampak psikologis terhadap keguguran tidak bisa diabaikan dan dianggap sebelah mata. Merasakan kehilangan setelah membangun harapan dan impian tentang masa depan tentu bukan hal yang mudah bagi setiap wanita. 

Keguguran nyatanya berpengaruh terhadap kondisi mental, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kondisi ini perlu segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Beberapa dampak terhadap kesehatan mental yang mungkin dirasakan wanita setelah keguguran, antara lain:

1. Perasaan Bersalah

Tidak sedikit wanita yang mengalami keguguran menyalahkan dirinya sendiri akibat tidak mampu menjaga kehamilannya. Hal ini cenderung membuat pawa wanita merasa bersalah berkepanjangan. 

Para wanita juga cenderung akan terus memikirkan letak kesalahan hingga keguguran bisa terjadi. Faktanya, 10 hingga 20 persen kehamilan akan berakhir dengan keguguran. Kebanyakan keguguran terjadi karena adanya masalah pada DNA janin. 

Jadi, keguguran merupakan kejadian spontan yang terjadi akibat kualitas sperma atau sel telur yang buruk. Anda mungkin tidak akan menemukan jawaban jika terus menerus mempertanyakan letak kesalahan.

Baca Juga12 Mitos Keguguran yang Harus Anda Ketahui Faktanya

2. Citra Diri Buruk

Terus menerus merasa bersalah dan mempertanyakan kesalahan sendiri bisa membuat berubahnya citra diri. Keguguran bisa memicu wanita menanamkan citra diri yang buruk pada dirinya sendiri.

Kondisi ini akan memengaruhi cara pandang terhadap diri sendiri. Akibatnya, tidak sedikit wanita yang pernah mengalami keguguran menjadi tidak percaya diri dan kehilangan semangat. Banyak wanita yang pernah mengalami keguguran merasa tidak bisa menjadi wanita seutuhnya karena tidak bisa melahirkan bayi. Faktanya, wanita yang pernah mengalami keguguran akan tetap bisa hamil kembali di kemudian hari dan melahirkan bayi yang sehat. 

3. Depresi

Setiap orang pasti memiliki cara sendiri untuk melewati kesedihan, termasuk saat mengalami keguguran. Ada wanita yang bisa cepat melewati rasa duka, tetapi ada juga yang merasa sedih berlarut-larut dan berkembang menjadi depresi.

Beberapa tanda depresi setelah keguguran, antara lain:

  • Tidak semangat
  • Kehilangan nafsu makan atau malah makan berlebihan
  • Mudah merasa sedih atau merasa hampa
  • Mudah marah atau frustasi pada hal yang sederhana
  • Sulit tidur atau malah kebanyakan tidur
  • Merasa bersalah
  • Merasa tidak berharga
  • Sulit konsentrasi atau sering lupa
  • Mengeluhkan sakit pada fisik yang tidak kunjung hilang tetapi tidak diketahui penyebabnya

Apabila Anda merasakan kondisi ini, maka disarankan untuk segera melakukan konsultasi dengan tenaga profesional, baik psikolog maupun psikiater. Jika dibiarkan, depresi dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan tubuh.

Hal lain yang harus diwaspadai pada seseorang yang mengalami depresi adalah timbulnya pikiran atau keinginan untuk bunuh diri. 

4. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Sekitar 1 dari 3 wanita yang baru mengalami keguguran diketahui mengalami PTSD. Pada beberapa kasus, gejala PTSD masih dirasakan bahkan setelah 9 bulan berlalu. 

PTSD merupakan gangguan kecemasan yang disebabkan oleh kejadian yang terlalu menakutkan atau membuat trauma. 

Penderitanya mungkin akan mengalami mimpi buruk tentang kejadian yang dialami, terus menerus teringat akan kejadian yang membuat trauma, menghindari tempat yang membuat teringat akan kejadian, serta sensasi pada fisik seperti gemetar, mual, dan berkeringat. 

Kondisi PTSD setelah keguguran dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Seseorang yang mengalami kondisi ini perlu mendapatkan pertolongan profesional. 

5. Melukai Diri Sendiri

Pada tahap tertentu, wanita yang mengalami keguguran bisa melukai dirinya sendiri. Kondisi ini umumnya terjadi akibat gangguan mental yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat. 

Wanita yang depresi dan terus menerus menyalahkan dirinya sendiri memiliki risiko tinggi untuk melukai diri sendiri atau bahkan berusaha mengakhiri hidupnya.

Oleh sebab itu, setiap wanita yang mengalami keguguran, disarankan untuk mendapatkan pemeriksaan psikologis oleh psikolog atau psikiater. Melalui sesi konseling, Anda bisa meluapkan segala perasaan yang timbul akibat keguguran. 

Dengan demikian, psikolog atau psikiater bisa membantu Anda menghadapi kejadian ini atau memberikan pengobatan bila memang diperlukan. Semakin cepat kondisi mental diketahui, maka semakin baik penangan yang bisa dilakukan 

Cara Mengatasi Depresi Setelah Keguguran

Waktu paling berat biasanya dirasakan sesaat setelah keguguran. Namun, tidak perlu terlalu cemas karena semua kondisi fisik maupun rasa duka akan membaik secara perlahan seiring dengan berjalannya waktu. 

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko rasa duka berlangsung terlalu panjang, di antaranya adalah:

1. Menenangkan Pikiran

Setelah mengalami penanganan medis terkait keguguran, Anda perlu memulihkan fisik dan mental. Oleh sebab itu, jangan langsung terburu-buru ingin merasa sehat dan baik-baik saja.

Anda bisa memberikan ruang untuk diri sendiri merasakan duka dan memproses semua yang emosi yang dirasakan. Pergi ke tempat yang lebih tenang juga bisa membantu menenangkan pikiran. 

Selama waktu ini, hindari berpikir terlalu keras tentang alasan keguguran terjadi atau menyesali tindakan yang sudah dilakukan. Hindari juga menjelekkan diri sendiri. Sebaliknya katakan pada diri sendiri bahwa semua yang terjadi pasti ada alasannya dan Anda pasti punya kesempatan lain.

2. Terima dengan Ikhlas

Saat kondisi fisik dan perasaan sudah lebih baik, ini waktu untuk menerima setiap peristiwa dengan perasaan ikhlas. Anda juga bisa melepaskan janin dengan ikhlas dan bersyukur karena sudah diberikan kesempatan untuk merasakan kehamilan. 

Hal ini bisa membantu Anda memaafkan diri sendiri dan melepaskan semua perasaan pahit. Semua kejadian dalam hidup ini pasti memberikan pelajaran berharga, termasuk keguguran kali ini. 

Baca Juga9 Cara Mengatasi Depresi Berat Paling Efektif

3. Bicara dengan Keluarga dan Pasangan

Ketika dirasa sudah siap, Anda bisa membagikan setiap perasaan dan pikiran pada pasangan, orangtua, maupun kerabat yang bisa dipercaya. Cara ini bisa membuat pikiran menjadi lebih tenang. 

Terlebih lagi, Anda juga bisa meminta dukungan doa terkait kondisi saat ini maupun di masa yang akan datang. Selain itu, melakukan komunikasi terkait perasaan Anda pada pasangan bisa membantu pasangan menjadi lebih mengerti dan meningkatkan ikatan emosional.

Mengetahui perasaan pasangan juga bisa membuat Anda bisa melalui proses ini dengan lebih mudah karena Anda menjadi sadar bahwa perasaan duka tidak dirasakan sendirian. 

4. Konseling dengan Tenaga Profesional

Apabila Anda merasa hampa atau merasa sedih yang tidak kunjung hilang, maka jangan ragu untuk melakukan kunjungan ke psikolog atau psikiater. Para tenaga profesional ini sudah terlatih dan bisa membantu Anda mendapatkan jawaban atas semua yang dirasakan.

Pada kondisi yang cukup berat, psikiater mungkin Akan memberikan obat tertentu. Obat ini akan membantu mengurangi gejala depresi yang dialami. Selain itu, Anda juga mungkin akan mendapatkan saran tentang cara mengelola emosi dan suasana hati. 

Keguguran merupakan peristiwa duka bagi setiap wanita yang mengalaminya. Anda bisa mengambil waktu untuk menenangkan pikiran dan memproses semua kejadian ini. Apabila sudah siap merencanakan kehamilan lagi, Anda bisa melakukan konsultasi dengan dokter kandungan untuk mencegah keguguran terulang. 

  1. Anonim. 2018. Post traumatic stress disorder (PTSD). https://www.tommys.org/pregnancy-information/im-pregnant/mental-wellbeing/post-traumatic-stress-disorder. (Diakses pada 21 Juli 2023). 
  2. Cuenca, Diana. 2023. Pregnancy Loss: Consequences For Mental Health. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fgwh.2022.1032212/full. (Diakses pada 21 Juli 2023). 
  3. Leis-Newman, Elizabeth. 2012. Miscarriage And Loss. https://www.apa.org/monitor/2012/06/miscarriage. (Diakses pada 21 Juli 2023). 
  4. Mayo Clinic Staff. 2021. Miscarriage. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pregnancy-loss-miscarriage/symptoms-causes/syc-20354298. (Diakses pada 21 Juli 2023).
  5. National Institute for Health and Care Research. 2021. Pregnancy Loss Leads To Post-Traumatic Stress In One In Three Women. https://evidence.nihr.ac.uk/alert/pregnancy-loss-post-traumatic-stress/. (Diakses pada 21 Juli 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi