Terbit: 5 November 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Intermittent fasting adalah salah satu diet yang bisa bikin ramping dan menyehatkan. Namun, apakah intermittent fasting menyehatkan saat hamil? Simak penjelasannya dalam ulasan berikut ini!

Bolehkah Melakukan Diet Intermittent Fasting saat Hamil?

Apa Itu Intermittent Fasting?

Intermittent fasting adalah pengaturan pola makan dengan tujuan memaksimalkan fungsi hormon di dalam tubuh. Secara umum tidak ada pembatasan kalori atau bisa disesuaikan dengan kebutuhan harian. Namun, pembatasan hanya dilakukan pada waktu makannya saja, mirip dengan puasa.

Seseorang yang menjalani intermittent fasting hanya boleh makan pada jendela makan tertentu. Umumnya waktu makan ini sekitar 8 jam dan waktu untuk puasa sekitar 16 jam. Selama waktu puasa, Anda tidak diperkenankan makan sesuatu yang berkalori, air masih boleh dikonsumsi karena tidak ada kalorinya.

Ketika menjalankan intermittent fasting, seseorang tidak akan makan di pagi hari atau sarapan. Umumnya sarapan baru boleh dilakukan saat siang hari atau sekitar pukul 12.00 dan akan diakhiri pada pukul 20.00 setiap harinya. Pada jam makan ini Anda boleh makan apa pun asal tidak terlalu berlebihan.

Protokol umum dari diet atau gaya hidup ini hanya makan selama 8 jam dan puasa 16 jam. Namun, beberapa orang atau praktisi ada yang memodifikasi jam makannya jadi lebih pendek seperti 6, 4, atau hanya 1 jam saja. Selebihnya mereka akan menekan kalori yang masuk ke dalam tubuh.

Intermittent fasting bisa dilakukan setiap hari dan dijadikan gaya hidup setiap harinya. Orang yang menjalankan intermittent fasting bukan hanya mereka yang mengalami obesitas saja. Anda yang sudah memiliki bentuk badan bagus juga boleh melakukannya.

Baca Juga: Jangan asal! Ini 8 Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil

Manfaat Intermittent Fasting

Intermittent fasting termasuk banyak orang yang melakukannya karena memiliki kelebihan. Pola makan ini sendiri memiliki cukup banyak kelebihan jika dibandingkan dengan diet lain. Kelebihan itu berikut di antaranya:

  • Mengurangi lemak. Intermittent fasting membuat tubuh berada pada kondisi pembakaran lemak. Tanpa melakukan olahraga yang intens sekalipun lemak yang ada di tubuh tetap akan dibakar dan digunakan sebagai energi.
  • Mencegah obesitas. Pembakaran lemak yang terjadi secara konstan akan membuat Anda jadi sangat bertenaga. Selain itu, kadar lemak di dalam tubuh juga akan mengalami penurunan yang signifikan. Kondisi obesitas bisa diatasi dengan mudah.
  • Mengurangi inflamasi di dalam tubuh. Seperti yang kita tahu inflamasi adalah salah satu penyebab penyakit yang sangat berbahaya bagi tubuh. Dengan melakukan pola makan ini, anda akan menurunkan peradangan pada tubuh.
  • Mengendalikan gula darah. Gula darah yang terlalu tinggi akan diturunkan secara perlahan-lahan. Kemampuan ini membuat diet yang mirip dengan puasa ini cocok untuk mereka yang mengalami diabetes.
  • Menstabilkan tekanan darah. Anda yang mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) atau tekanan darah rendah (hipotensi) disarankan menjalankan diet untuk membuatnya menjadi lebih stabil.
  • Penurunan kadar kolesterol buruk. Kadar kolesterol yang berlebihan akan membuat pembuluh darah jadi tersumbat dan akhirnya memicu gangguan di jantung. Orang yang melakukan intermittent fasting akan membantu menurunkan kolesterol.

Baca Juga: Tips Puasa Lancar bagi Ibu Hamil di Trimester Pertama

Amankah Dilakukan Saat Hamil?

Manfaat yang besar dari intermittent fasting adalah penurunan berat badan. Padahal penurunan berat badan adalah hal yang harus dihindari saat hamil. Umumnya wanita yang sedang hamil memang akan mengalami kenaikan berat badan secara berkala, tapi hal ini sangat wajar dan sehat.

Sebelum melakukan diet jenis apa pun ada baiknya untuk selalu melakukan konsultasi dengan dokter kandungan. Kalau memang dokter tidak mengizinkan, Anda jangan melakukan diet itu karena bisa berdampak buruk pada diri sendiri dan juga pada janin yang sedang dikandung.

Berbagai jenis diet tidak disarankan untuk dilakukan saat sedang hamil. Oleh karena itu hindari melakukan intermittent fasting meski manfaatnya sangat banyak. Fokuskan pada apa yang Anda makan setiap hari agar pertumbuhan janin di dalam rahim bisa berjalan dengan lancar.

Risiko Intermittent Fasting Saat Hamil

Melakukan puasa atau intermittent fasting akan membuat tubuh mengalami cukup banyak masalah. Beberapa risiko yang mungkin terjadi berikut di antaranya:

  • Gula darah terlalu rendah. Jika gula darah di dalam tubuh terlalu rendah, pergerakan dari janin tidak akan maksimal. Padahal dalam 1-2 jam harus ada 10 gerakan.
  • Kekurangan gizi. Wanita yang sedang hamil justru disarankan untuk mengonsumsi makanan yang jauh lebih banyak. Makanan itu digunakan untuk mencukupi kebutuhan dirinya sendiri dan juga kebutuhan janin. Kalau sampai kekurangan gizi, pertumbuhan janin akan terganggu.
  • Anemia. Jika Bunda membatasi asupan makanan kaya zat besi dan sarat vitamin B, Anda akan lebih cenderung mengalami kekurangan darah alias anemia. Bukti menunjukkan bahwa anemia dapat memengaruhi bayi setelah lahir, dengan risiko anemia yang lebih besar pada tahun pertama kehidupan.
  • Pertumbuhan janin yang buruk. Bayi Anda mungkin tidak mengalami pertumbuhan dengan baik jika kalori Bunda dibatasi dengan intermittent fasting. Satu studi menunjukkan bahwa bayi laki-laki lebih cenderung mengalami hambatan pertumbuhan dibandingkan bayi perempuan.
  • Kelahiran prematur. Melakukan intermittent fasting pada trimester kedua telah dikaitkan dengan kelahiran bayi yang sangat prematur. Semakin prematur bayi Anda pada saat kelahiran, semakin tinggi risiko komplikasi.

Baca Juga: 4 Gangguan Kesehatan yang Mengharuskan Ibu Hamil Batalkan Puasa

Intermittent Fasting dan Kehamilan

Sedikit berbeda dengan Anda yang sudah hamil, kalau memang mengusahakan kehamilan, diet ini bisa diandalkan. Pasalnya kemampuannya dalam menurunkan berat badan dengan jumlah banyak, cepat, dan sehat sangat cocok untuk meregulasi hormon khususnya pada wanita yang mengalami sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS).

Penelitian lain menganjurkan agar wanita menurunkan berat badan sebanyak 5-10% berat badannya saat ini agar mudah hamil. Dengan intermittent fasting, hal itu bisa berjalan dengan lancar.

Kesimpulannya adalah melakukan diet atau gaya hidup ini saat hamil tidak disarankan. Bila ingin memulainya lebih baik setelah persalinan saja. Dengan begitu ibu dan janin bisa sehat dan tidak ada permasalahan sampai lahir. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Amanda Etty. 2017. No, you shouldn’t try intermittent fasting while pregnant. Here’s why. https://www.todaysparent.com/pregnancy/pregnancy-health/intermittent-fasting-while-pregnant/. (Diakses pada 5 November 2019)
  2. Eckelkamp, Stephanie. 2019. Can You Do Intermittent Fasting During Pregnancy? The Experts Weigh In. https://www.mindbodygreen.com/articles/is-it-safe-to-intermittent-fast-during-or-before-pregnancy. (Diakses pada 5 November 2019)
  3. Fishbein, Rebecca. 2017. Pregnant Women Should Avoid Intermittent Fasting Diets, According To Experts. https://www.bustle.com/p/pregnant-women-should-avoid-intermittent-fasting-diets-according-to-experts-7593596. (Diakses pada 5 November 2019)
  4. Marcin, Ashley. 2019. Intermittent Fasting While Pregnant — or Trying to Get Pregnant. https://www.healthline.com/health/pregnancy/intermittent-fasting-while-pregnant. (Diakses pada 5 November 2019)
  5. Traxler, Christine. 2023. Intermittent Fasting While Pregnant: How Long Can I Go Without Eating?. https://zayacare.com/blog/intermittent-fasting-while-pregnant-how-long-can-i-go-without-eating/ (Diakses pada 22 Juni 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi