Terbit: 11 December 2018 | Diperbarui: 14 July 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Donor darah adalah sebuah aktivitas yang baik bagi kesehatan dan berguna bagi orang lain. Namun, apa jadinya jika donor darah dilakukan saat hamil. Adakah bahaya donor darah saat hamil? Simak ulasannya di bawah ini!

Bolehkah Melakukan Donor Darah saat Hamil?

Bolehkah Donor Darah Saat Hamil?

Donor darah adalah pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk kemudian disimpan di bank darah yang akan digunakan untuk keperluan transfusi darah. Donor darah bisa menjadi cara sederhana untuk membantu orang dalam keadaan krisis.

Sayangnya, donor darah tidak boleh bagi ibu hamil karena janin dalam kandungan berisiko anemia defidiensi besi, yang merupakan mineral penting untuk perkembangan janin.

Perlu Anda ketahui, kadar zat besi ibu hamil sudah rendah bahkan sebelum melakukan donor. Ketika ibu hamil mendonorkan 250-350 ml darah, tubuhnya berpotensi kehilangan minimal 9-13 persen cadangan zat besi, di mana hal ini semakin meningkatkan risiko anemia.

Kekurangan zat besi selama kehamilan dapat menyebabkan masalah seperti berat badan lahir rendah (BBLR) hingga bayi lahir mati. Pada dasarnya bayi membutuhkan banyak zat besi selama perkembangan dan pertumbuhan.

Bahkan semua palang merah di negara mana pun sepakat untuk menyatakan bahaya donor darah saat hamil. Hanya saja, setiap palang merah di negara tertentu memiliki peraturan yang berbeda terkait bolehkah ibu hamil donor darah.

Di Indonesia, ibu hamil baru diperbolehkan mendonorkan darahnya 6 bulan setelah melahirkan. Sedangkan di Amerika Serikat, ibu hamil baru boleh donor darah 6 minggu setelah melahirkan. Sedangkan di Australia, donor darah baru bisa dilakukan 9 bulan setelah ibu hamil tersebut selesai menyusui bayinya.

Baca Juga: Anemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Cara Mengobati

Bahaya Donor Darah Saat Hamil?

Seperti yang telah dijelaskan di atas, wanita hamil berada pada peningkatan risiko anemia defisiensi besi. Rendahnya kadar zat besi menyebabkan dampak berikut ini:

1. Pingsan

Anemia defisiensi besi dapat menyebabkan pingsan pada ibu hamil. Selain itu, jika mendonorkan darah saat hamil kemungkinan ada penurunan tekanan darah yang substansial dari berkurangnya volume darah, yang juga dapat menyebabkan pingsan.

Pingsan sangat berisiko selama kehamilan karena jika jatuh dapat menyebabkan persalinan prematur, plasenta terpisah sebelum waktunya dari dinding rahim, dan kadar oksigen rendah pada janin, yang bisa berakibat fatal.

2. Kelahiran Prematur

Tidak mendapatkan cukup zat besi selama kehamilan dapat membuat bayi dalam kandungan berisiko mengalami lahir prematur.

Bayi yang lahir prematur cendering memiliki masalah kesehatan dan menderita masalah kognitif di masa depan.

3. Berat Badan Lahir Rendah

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi di mana bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram atau 2,5 kg. Ini dapat terjadi karena bayi mengalami anemia defisiensi besi.

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah memiliki risiko lain termasuk masalah pernapasan, penyakit kuning, dan sistem kekebalan tubuh yang kurang berkembang.

4. Bayi Lahir Mati

Kekurangan kadar zat besi pada ibu hamil telah dikaitkan dengan bayi lahir mati (stillbirth), yaitu keguguran setelah 20 minggu kehamilan. 

Dampak ini terjadi karena kurangnya zat besi yang menurunkan kadar Hemoglobin (Hb) darah ibu hamil sehingga aliran darah ke janin terhambat dan akibatnya mengganggu aliran oksigen maupun suplai nutrisi dari ibu pada janin.

Baca Juga: Keguguran: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan

Alasan Lain Ibu Hamil Tidak Boleh Donor darah

Setelah Anda mendapatkan penjelasan mengenai risiko donor darah saat hamil, kini saatnya bagi Anda untuk mengetahui alasan-alasan yang mendukungnya, antara lain:

1. Ibu Hamil Butuh Banyak Suplai Darah

Penjelasan mengenai risiko donor darah saat hamil yang pertama adalah terkait kebutuhan darah wanita hamil. Wanita yang sedang hamil memang memiliki volume darah yang lebih banyak dari sebelumnya.

Pada umumnya, volume darah pada ibu hamil meningkat sekitar 60 persen. Akan tetapi, ini tidak mengartikan bahwa wanita hamil memiliki banyak cadangan darah. Justru sebaliknya, para ibu hamil terutama yang masih hamil muda, membutuhkan suplai darah yang jauh lebih banyak dari volume darah.

Ibu hamil membutuhkan suplai darah yang sangat banyak untuk tubuh dan janinnya. Melalui darah, sari-sari makanan dan oksigen didistribusikan untuk kebutuhan janin dan tubuhnya. Oksigen dan sari-sari makanan itulah yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

2. Ibu Hamil Mengalami Pengenceran Darah

Risiko donor darah saat hamil berikutnya dipengaruhi oleh kondisi darah ibu hamil. Selain karena kebutuhan suplai darah yang sangat banyak, darah pada ibu hamil mengalami pengenceran.

Hal ini dikarenakan cairan pada tubuh wanita hamil cenderung meningkat drastis sehingga memengaruhi kekentalan darah. Sari-sari makanan dan oksigen yang terkandung di dalam darah pun menjadi berkurang.

Bagaimana Jika Sudah Terlanjur Melakukan Donor Darah?

Bila Anda sering mendonorkan darah, mungkin saja mendonorkan darah saat Anda sama sekali tidak tahu sedang hamil. Ini mungkin terjadi selama fase awal kehamilan. Untungnya, tidak akan menimbulkan masalah apa pun jika Anda mendonorkan darah pada tahap ini.

Selain itu, sebelum mendonorkan darah, Anda harus melakukan tes cepat untuk memastikan bahwa tekanan darah, kadar hemoglobin, denyut nadi, dan suhu normal.

Oleh karena itu, mendonorkan darah pada tahap ini saat kondisi kesehatan normal tidak akan menjadi masalah. Bila Anda cemas karena terlanjur mendonorkan darah saat hamil, lebih baik berkonsultasi dengan dokter.

nah, itulah ulasan tentang donor darah saat hamil yang perlu Anda ketahui. Jadi, jika ada yang bertanya bolehkah ibu hamil donor darah? Anda sudah bisa menjawab pertanyaan itu dengan lengkap. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman sehat!

 

  1. Arora, Mahak. 2020. Can Pregnant Women Donate Blood – How Safe It?. https://parenting.firstcry.com/articles/can-pregnant-women-donate-blood-how-safe-is-it/ (Diakses pada 14 Juli 2023)
  2. Cinelli, Elisa. 2021. Can I Donate Blood While Pregnant?. https://www.verywellfamily.com/can-you-donate-blood-while-pregnant-5192826 (Diakses pada 14 Juli 2023)
  3. Johnson, Jon. 2020. Is it possible to donate blood during pregnancy?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/can-you-donate-blood-while-pregnant (Diakses pada 14 Juli 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi