Terbit: 6 March 2018 | Diperbarui: 7 June 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Merasa gatal umum dialami selama hamil. Perubahan hormon serta peregangan pada kulit menjadi penyebab utama gatal. Namun, Anda perlu waspada jika merasa gatal yang parah karena ini salah satu gejala kolestasis obstetri. Ketahui penyebab dan pengobatan kolestasis obstetri di sini. 

Kolestasis Obstetri: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Kolestasis Obstetri?

Kolestasis obstetri merupakan masalah pada organ hati yang menyebabkan gatal-gatal parah pada trimester ketiga kehamilan. Rasa gatal umumnya dirasakan pada tangan dan kaki tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dirasakan pada berbagai anggota tubuh lainnya. 

Kolestasis sebenarnya adalah gangguan yang terjadi pada aliran empedu akibat adanya penyumbatan pada saluran empedu. Akibatnya, tubuh menjadi kekurangan cairan empedu. 

Cairan empedu mengandung bilirubin, yang merupakan zat berwarna kuning kecoklatan. Pada kondisi normal, cairan empedu akan mengalir menuju saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine. 

Namun, pada penderita kolestasis, aliran empedu ini akan terhambat dan bilirubin akhirnya menumpuk dalam aliran darah. 

Kolestasis obstetri adalah kondisi kolestasis yang terjadi selama kehamilan. Selain rasa gatal, ibu hamil yang mengalami kondisi ini mengalami masalah pencernaan. Kolestasis obstetri perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena dapat meningkatkan risiko masalah pada kehamilan. 

Baca JugaCacingan pada Ibu Hamil: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Gejala Kolestasis Obstetri

Merasakan gatal parah dan tidak tertahankan tanpa adanya ruam menjadi gejala utama yang dirasakan oleh penderita kolestasis obstetri. Umumnya, para bumil merasakan gatal di telapak kaki atau tangan. Tidak hanya itu, rasa gatal juga bisa muncul pada anggota tubuh lainnya. 

Rasa gatal ini bisa semakin parah pada malam hari sampai bisa mengganggu tidur. Rasa gatal ini umumnya muncul pada trimester ketiga kehamilan. Rasa gatal juga akan semakin parah mendekati waktu persalinan.

Namun, rasa gatal ini bisa hilang dalam beberapa hari setelah persalinan. 

Selain gatal, ada beberapa gejala lain dari kolestasis obstetri, yaitu:

  • Kelelahan
  • Tidak nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Urine berwarna gelap
  • Feses berwarna pucat atau terang
  • Nyeri perut bagian atas
  • Kulit dan bagian putih mata berubah menjadi kuning (jaundice).

Beberapa gejala tersebut bisa juga menjadi tanda dari masalah kesehatan lainnya. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter apabila mengalami kondisi tersebut. 

Penyebab Kolestasis Obstetri

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti dari kolestasis yang dialami ibu hamil (kolestasis obstetri). Akan tetapi rasa gatal yang dialami disebabkan oleh cairan empedu yang masuk ke peredarah darah. 

Para ahli menduga bahwa kolestasis obstetri memiliki kaitan erat dengan beberapa hal berikut, yaitu:

1. Perubahan Hormon

Cairan empedu dibuat oleh organ hati dan disimpan dalam kantung empedu. Kenaikan jumlah estrogen dan progesteron selama kehamilan dapat memengaruhi kemampuan hati untuk transportasi cairan empedu. 

Kondisi ini dapat membuat cairan empedu tidak bisa dialirkan ke seluruh tubuh, akhirnya menumpuk pada hati dan masuk ke dalam peredaran darah. 

Kolestasis obstetri umumnya dialami pada trimester ketiga kehamilan, yaitu saat hormon kehamilan berada pada level tertinggi. 

2. Genetik

Pada beberapa kasus, kolestasis obstetri dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami kondisi ini, maka peluang Anda untuk mengalami kolestasis juga akan meningkat.

Selain itu, wanita dari etnis tertentu juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hal ini ketika  hamil. Wanita di Asia Selatan diketahui lebih sering mengalami kolestasis obstetri.

3. Lingkungan

Sebuah studi menyatakan bahwa kolestasis obstetri memiliki kaitan dengan lingkungan. Wanita yang hamil pada musim dingin dan memiliki defisiensi selenium cenderung mengalami kolestasis obstetri.  Namun, hal ini perlu dibuktikan lewat penelitian yang lebih luas.  

Diagnosis Kolestasis Obstetri

Sebelum menegakkan diagnosis, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien terkait dengan gejala yang dialami, riwayat kesehatan, dan kondisi kehamilan. Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menetapkan diagnosis.

Beberapa pemeriksaan yang mungkin akan disarankan oleh dokter, antara lain:

  • Pemeriksaan kulit. Dokter akan memastikan Anda tidak mengalami penyakit kulit tertentu yang bisa menjadi penyebab gatal. 
  • Pemeriksaan darah. Melalui pemeriksaan ini, dokter bisa mengetahui jumlah empedu dalam darah. 
  • Ultrasonografi (USG). Dokter akan memeriksa kondisi hati dan empedu pasien. 

Pengobatan Kolestasis Obstetri

Tujuan utama dari pengobatan kolestasis obstetri adalah meredakan rasa gatal dan mencegah komplikasi pada janin dalam kandungan. 

Untuk meredakan rasa gatal, dokter akan menyarankan Anda untuk:

  • Konsumsi obat ursodiol untuk membantu menurunkan jumlah empedu dalam tubuh.
  • Mengoleskan krim dan salep khusus .
  • Mengompres area yang gatal dengan air hangat atau air dingin.
  • Mengenakan pakaian yang lembut dan longgar.
  • Banyak istirahat.

Selama hamil, Anda tidak boleh konsumsi obat sembarangan. Pasalnya, apapun yang dikonsumsi bisa sampai ke janin lewat plasenta dan dapat memengaruhi kondisi kesehatan janin. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter sebelum konsumsi obat apapun. 

Kolestasis obstetri berisiko untuk menyebabkan komplikasi kehamilan. Oleh sebab itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan terhadap detak jantung, gerakan, dan otot janin. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan terhadap jumlah air ketuban. 

Komplikasi Kolestasis Obstetri

Kolestasis obstetri dapat menyebabkan komplikasi. Ada mungkin akan memiliki masalah pada penyerapan vitamin K. Kondisi ini akan meningkatkan risiko pendarahan internal berat. 

Selain itu, kolestasis obstetri juga akan menyebabkan penyerapan lemak yang buruk, preeklampsia, serta diabetes gestasional

Sementara itu, komplikasi yang mungkin dialami oleh janin akibat kolestasis obstetri, yaitu:

Baca JugaPenyebab Payudara Gatal saat Hamil dan Cara Ampuh Mengatasinya

Pencegahan Kolestasis Obstetri

Hingga saat ini, sulit untuk mengetahui penyebab pasti ari kolestasis obstetri. Oleh sebab itu, sulit juga untuk mengetahui cara mencegah kolestasis obstetri. 

Namun, Anda disarankan untuk menjalani pola makan sehat selama kehamilan. Wanita yang mengalami kolestasis obstetri mengaku mengalami penurunan rasa gatal karena konsumsi makanan yang segar, rendah proses, serta bernutrisi tinggi. 

Selama hamil, Anda dapat memilih konsumsi sayuran hijau, buah, dan menghindari makanan tinggi proses. Selain itu, berhenti konsumsi alkohol dan merokok juga perlu dilakukan untuk mendukung kehamilan sehat. 

Kolestasis obstetri sebenarnya adalah kasus yang jarang dialami oleh ibu hamil. Namun, Anda tetap perlu waspada jika mengalami gatal parah tanpa adanya ruam. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter agar risiko komplikasi kehamilan dapat diturunkan.

  1. Anonim. Causes of Intrahepatic Cholestasis of Pregnancy. https://icpcare.org/intrahepatic-cholestasis-pregnancy/causes/. (Diakses pada 7 Juni 2023). 
  2. Brazier, Yvette. 2022. All You Need To Know About Cholestasis Of Pregnancy (Obstetric Cholestasis). https://www.medicalnewstoday.com/articles/173503. (Diakses pada 7 Juni 2023). 
  3. Cleveland Clinic. 2022. Cholestasis of Pregnancy. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17901-cholestasis-of-pregnancy. (Diakses pada 7 Juni 2023).
  4. Mayo Clinic Staff. 2022. Cholestasis of Pregnancy. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cholestasis-of-pregnancy/symptoms-causes/syc-20363257. (Diakses pada 7 Juni 2023). 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi