Terbit: 8 January 2019
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Untuk beberapa kasus kehamilan, aborsi (menggugurkan kandungan) terkadang menjadi pilihan yang tidak dapat dihindari. Hal ini lantaran kehamilan tersebut bisa membahayakan ibu hamil atau kehamilannya sudah tidak bisa diselamatkan. Lalu, bagaimana cara menggugurkan kandungan saat kehamilan bermasalah? Simak di artikel ini!

Prosedur untuk Menggugurkan Kandungan saat Kehamilan Bermasalah

Aturan Menggugurkan Kandungan

Sebelum mengetahui berbagai cara menggugurkan kandungan, perlu diketahui lebih dulu tentang aturan tentang aborsi. Aturan tentang pengguguran kandungan telah diatur oleh negara dalam undang-undang tentang kesehatan. Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 pasal 75 ayat (1), aborsi dilarang untuk dilakukan setiap orang.

Meskipun begitu, pada ayat (2) disebutkan bahwa terdapat dua kondisi yang menjadi pengecualian yaitu adanya indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak dini. Kondisi ini termasuk juga kondisi yang dapat membahayakan ibu atau janin dan kondisi yang menyulitkan bayi hidup setelah lahir.

Selain itu, kondisi kedua adalah kehamilan akibat perkosaan, terutama jika menimbulkan trauma psikologis pada korban perkosaan tersebut. Sebelum melakukan aborsi, sebelumnya harus dilakukan lebih dulu konseling oleh ahli yang berwenang. Konseling tidak hanya dilakukan pada masa pra-tindakan, tapi juga setelah tindakan aborsi dilakukan.

Kesimpulannya, aborsi masih boleh untuk dilakukan jika kondisinya memenuhi kriteria di atas. Cara menggugurkan kandungan tentunya tidak boleh dilakukan sembarangan, tapi harus dilakukan oleh tenaga medis ahli dan harus dipastikan legalitasnya.

Baca Juga: Mengenal Ciri Rahim Bersih Tanpa Kuret Setelah Keguguran

Tindakan Medis Menggugurkan Kandungan untuk Kehamilan Bermasalah

Cara menggungurkan kehamilan biasanya bergantung pada usia kehamilannya. Semakin lama usia kandungan, maka prosedurnya juga akan semakin sulit dan risikonya semakin tinggi. Cara menggugurkan kandungan yang baik adalah melalui prosedur medis, namun sampai saat ini masih ada yang mencoba prosedur berbahaya. Untuk itu, berikut ini beberapa tindakan medis untuk menggurkan kandungan bagi kehamilan yang bermasalah:

1. Obat Penggugur Kandungan

Untuk menggugurkan kandungan bagi kehamilan bermasalah bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat penggugur kandungan. Cara satu ini umumnya menjadi pilihan utama jika kehamilan berada di usia 12 minggu pertama kehamilan (awal trimester pertama). 

Obat penggugur kandungan bisa bekerja efektif sampai 97% apabila digunakan dengan dosisi yang tepat. Selain itu, obat aborsi juga bisa menghambat kerja dari hormon progesteron yang dibutuhkan embrio untuk membantu tumbuh dan kembangnya. 

Di samping itu, obat ini juga dapat memicu kontraksi rahim sekaligus mendorong jaringan embrio untuk keluar. Obat aborsi seperti misoprostol dan mifepristone bisa dikonsumsi dengan cara diminum langsung (secara oral) dan dimasukkan ke vagina. 

Efek setelah mengonsumsi obat tersebut, umumnya reaksi yang terjadi adalah mengalami kram perut hingga pendarahan hebat. Butuh waktu sekitar tiga sampai empat hari sampai jaringan embrio yang ada keluar dari tubuh wanita. 

Cara menggugurkan kandungan dengan bantuan obat aborsi hanya bisa dilakukan di bawah pengawasan dokter. Jadi, jika terjadi pendarahan berlebih dan efek samping yang serius, bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter kandungan Anda.

Perlu Anda ketahui juga, obat penggugur kandungan tidak bisa diminum oleh semua ibu hamil untuk mengakhiri kehamilannya jika memiliki beberapa kondisi berikut:

  • Alergi terhadap obat aborsi
  • Menggunakan IUD (KB Sprial)
  • Kehamilan ektopik (hamil di luar rahim)
  • Punya riwayat ginjal, hati, dan paru-paru
  • Memiliki gangguan perdarahan atau mengonsumsi obat pengencer darah
  • Mengsonsumsi obat kortikosteroid dalam jangka waktu lama 

2. Prosedur Operasi

Untuk cara menggugurkan kandungan untuk kehamilan bermasalah lainnya adalah dengan melakukan tindakan operasi. Menjalani tindakan operasi untuk menggurkan kandungan bisa dilakukan beberapa cara bergantung pada usia kehamilan seseorang. 

Apabila usia kehamilan berada di trimester pertama, maka kemungkinan akan menjalani prosedur aspirasi vakum. Sedangkan trimester kedua kemungkinan akan melakukan prosedur dilatasi dan evakuasi. 

Sementara kehamilan yang masuk trimester ketiga, prosedur aborsi yang dianjurkan adalah dilatasi dan ekstraksi. Untuk mengetahui lebih lengkap simak tiga prosedur menggugurkan kandungan dengan operasi sebagai berikut:

Aspirasi Vakum

Untuk melakukan aspirasi vakum, biasanya dokter akan meminta ibu hamil untuk berbaring di tempat tidur khusus agar bisa menekuk lutut. Kemudian, dokter akan memasukkan alat bernama spekulum ke vagina. Alat tersebut berguna untuk melebarkan vagina agar dokter bisa melihat leher rahim. 

Setelah itu, dokter akan menyeka vagina serta leher rahim menggunakan larutan antiseptik. Kemudian dilanjutkan dengan menyuntikkan obat bius ke leher rahim. Lalu memasukkan tabung kecil yang menempel pada vakum (mesin isap) ke rahim. Setelah itu, isi rahim akan dibersihkan. 

Prosedur aspirasi biasanya dilakukan selama kurang lebih sekitar 10 menit dan hanya boleh dilakukan oleh dokter yang sudah terlatih di rumah sakit. 

Jika dibandingkan dengan cara aborsi lainnya, prosedur ini termasuk tidak begitu menyakitkan. Namun, Anda tetap akan merasakan kram pada perut akibat rahim mengalami kontraksi ketika jaringan diangkat.

Perlu Anda ketahui, cara ini tidak bisa dilakukan untuk semua kasus. Apalagi jika ibu hamil mengalami gangguan pembekuan darah, terjadi infeksi panggul, dan kondisi rahim tidak normal maka aspirasi vakum bukan pilihan yang bisa dilakukan.

Dilatasi dan Evakuasi

Prosedur operasi untuk aborsi selanjutnya adalah melakukan dilatasi dan evakuasi. Cara satu ini biasanya akan direkomendasikan oleh dokter saat usia kandungan memasuki trimester kedua, kemudian janin mengalami masalah yang serius. 

Prosedur satu ini merupakan kombinasi dari aspirasi vakum, alat penjepit khusus (forcep), dan dilatasi kuret. Saat hari pertama prosedur ini, dokter akan membuat serviks melebar sehingga menghilangkan jaringan kehamilan menjadi lebih mudah.

Lalu di hari kedua dokter akan menggunakan alat penjepit khusus untuk mengangkat janin dan plasenta sekaligus menggunakan alat kuret untuk mengikis lapisan rahim. 

Prosedur tersebut akan menyakitkan, namun dokter akan memberikan obat untuk membantu mengatasi rasa sakitnya. Untuk melakukan tindakan tersebut dokter akan membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit.

Baca juga: Faktor Penyebab Keguguran Berulang dan Cara Mencegahnya

Dilatasi dan Ekstraksi

Prosedur operasi satu ini dilakukan ketika terjadi masalah serius yang terjadi pada janin dan ibu di usia kehamilan lebih dari 21 minggu. Secara umum, cara ini tidak berbeda jauh dari dilatasi dan evakuasi. 

Yang membedakannya adalah prosedur ini melibatkan proses pembedahan untuk mengakhiri kehamilan.  Selain itu, dokter juga akan melakukan induksi persalinan, histerektomi, dan histerotomi jika dibutuhkan. 

Nah, itulah prosedur melakukan aborsi secara medis yang bisa dilakukan jika kandungan ibu hamil mengalami masalah. Selain itu, menggugurkan kandungan juga baik dilakukan jika itu menjadi salah satu cara untuk menyelamatkan ibu hamil. Sebelum melakukan hal ini, pastikan Anda sudah konsultasi dengan dokter kandungan untuk mendapatkan prosedur yang tepat.

  1. Anonim. 2020. Abortion. https://www.nhs.uk/conditions/abortion/what-happens/. (Diakses pada 5 Juni 2023). 
  2. Anonim. 2022. Abortion Care. https://www.acog.org/womens-health/faqs/induced-abortion?utm_source=redirect&utm_medium=web&utm_campaign=int. (Diakses pada 5 Juni 2023). 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi