Sterilisasi adalah kontrasepsi permanen untuk menutup akses sel telur menuju rahim. Metode ini cocok bagi pasangan yang merencanakan untuk tidak memiliki anak lagi. Namun, bagaimana efektivitasnya? Apakah wanita yang sudah steril masih bisa hamil? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Mengenal Prosedur Sterilisasi
Sterilisasi adalah metode kontrasepsi permanen yang dapat dilakukan oleh wanita ataupun pria. Pada wanita, sterilisasi dilakukan dengan tindakan bedah ataupun non-bedah. Sementara, sterilisasi pada pria dilakukan dengan vasektomi.
Pada wanita, sterilisasi dilakukan dengan menutup tuba falopi, yaitu saluran penghubung antara rahim dengan sel indung telur. Jika saluran ini tertutup, maka sel telur dan sperma tidak akan bertemu sehingga tidak terjadi pembuahan.
Sementara itu, vasektomi adalah tindakan pemotongan atau penutupan saluran sperma. Tujuannya adalah untuk mencegah sperma tercampur dengan air mani. Dengan demikian, air mani tidak dapat membuahi sel telur.
Sterilisasi pada wanita memiliki dua prosedur utama, yaitu tindakan bedah dan non-bedah. Berikut ini penjelasannya untuk Anda:
1. Tindakan Non-Bedah
Prosedur sterilisasi pada wanita yang satu ini dikenal sebagai implan tuba. Tindakan ini termasuk sterilisasi non-bedah.
Dokter akan memasukkan logam ke dalam tuba falopi. Logam tersebut berukuran kecil dan akan dimasukkan ke dalam saluran penghubung rahim dan indung telur melalui vagina dan serviks (leher rahim).
Efek dari tindakan ini adalah terbentuknya jaringan parut atau bekas luka. Pasalnya, logam akan menyebabkan peradangan pada tuba falopi.
Nah, jaringan parut tersebut lama-kelamaan akan menutupi tuba falopi sehingga mencegah sel telur dan sperma saling bertemu. Dengan begitu, pembuahan pun dapat dicegah.
Lantas, apakah wanita yang sudah steril masih bisa hamil? Hal ini tergantung dari efektivitas prosedur. Jika penutupan saluran tuba falopi masih belum sempurna, kemungkinan hamil tetap ada.
Oleh karena itu, demi meningkatkan efektivitas implan tuba, setelah tindakan biasanya dokter akan menyarankan wanita untuk tetap memakai alat kontrasepsi selama tiga bulan. Anda bisa memilih kontrasepsi seperti pil KB atau kondom.
Baca Juga: Mengenal Kehamilan Aterm dan Manfaatnya
2. Tindakan Bedah
Ligase tuba adalah tindakan sterilisasi pada wanita yang melibatkan pembedahan. Pada prosedur ini, dokter akan menutup tuba falopi, saluran penghubung indung telur dan rahim melalui operasi.
Penutupan saluran penghubung akan mencegah sel telur dan sperma bertemu sehingga pembuahan tidak akan terjadi.
Anda mungkin bertanya-tanya apakah wanita yang sudah steril masih bisa hamil? Ternyata tindakan ini cukup efektif, lho.
Melansir NHS, tingkat efektivitas sterilisasi pada wanita ini mencapai angka 99 persen. Bahkan, penelitian menemukan hanya 1 dari 100 wanita yang mengalami kehamilan dalam waktu 1 tahun setelah prosedur.
Kelebihan lainnya dari ligase tuba adalah tidak akan menimbulkan perubahan yang berarti pada wanita. Tindakan ini tidak memengaruhi hormon seks, kadar hormon, atau kemampuan dalam berhubungan seks.
Kendati demikian, sterilisasi pada wanita ini berisiko terhadap kehamilan ektopik. Namun, risikonya lebih rendah daripada wanita yang tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Baca Juga: Apakah Bisa Hamil Jika Ukuran Rahim Kecil?
Apakah Wanita yang Sudah Steril Masih Bisa Hamil?
Sterilisasi pada wanita terbilang efektif. Namun, wanita yang sudah steril apakah masih bisa hamil?
Mengingat sterilisasi pada wanita hampir menyentuh angka 100 persen, kemungkinan hamil setelah steril mungkin sangat kecil.
Namun demikian, Tennessee Reproductive Medicine mengungkapkan jika peluang seorang wanita untuk hamil setelah sterilisasi bergantung pada berbagai faktor.
Beberapa di antaranya termasuk jenis prosedur sterilisasi yang dilakukan, usia, riwayat kesuburan sebelumnya, dan riwayat kesuburan pasangannya.
Selain itu, ternyata ada beragam upaya yang dapat meningkatkan peluang kehamilan bagi seorang wanita yang sudah steril, yaitu operasi pengembalian ligase tuba dan in vitro fertilization (IVF). Berikut ini penjelasannya:
1. Operasi Pengembalian Ligase Tuba
Operasi ini bertujuan untuk menyatukan kembali kedua ujung tuba falopi. Dengan demikian, sel telur dan sperma memiliki kemungkinan untuk bertemu dan menghasilkan pembuahan.
Namun, sebelum melakukan tindakan ini, pemeriksaan air mani harus dilakukan guna mendeteksi adanya gangguan infertilitas pada pasangan pria.
Selain itu, dokter haruslah memeriksa riwayat operasi wanita sebelumnya untuk menilai kemungkinan keberhasilan tindakan.
Keuntungan dari tindakan ini, yaitu menghemat biaya dan waktu jika dibandingkan in vitro fertilization (IVF). Pasalnya, ketika operasi selesai dilakukan, kemungkinan pembuahan dapat terjadi sehingga kehamilan pun segera berlangsung.
Tingkat keberhasilan operasi berkisar antara 62-74 persen untuk wanita di bawah 34 tahun. Sebagian besar kehamilan terjadi dalam dua tahun pertama setelah operasi.
Namun, persentase keberhasilan dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia seorang wanita. Penurunan diperkirakan mencapai angka 46 persen pada wanita di atas 34 tahun.
Sayangnya, tindakan ini berisiko terhadap kehamilan ektopik atau kehamilan tuba. Sebanyak 1 dari 12 kasus kehamilan ektopik akibat operasi pengembalian ligase tuba bisa mengancam jiwa ibu.
Baca Juga: 11 Persiapan Kehamilan yang Wajib Diketahui Agar Bayi Terlahir Sehat
2. In vitro Fertilization (IVF)
Jika Anda masih penasaran, apakah wanita yang sudah steril masih bisa hamil? Jawabannya, kemungkinan besar bisa. Salah satu tindakan yang dapat mendukung hal ini adalah In vitro fertilization (IVF).
In vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung adalah prosedur pengambilan sel telur dari indung telur dan membuahinya dengan sperma. Sel telur dari ovarium akan dibuahi oleh sperma di laboratorium sehingga menghasilkan embrio.
Nah, embrio ini kemudian akan dikembalikan ke dalam rahim wanita untuk berkembang menjadi janin.
Melansir Tennessee Reproductive Medicine, IVF memiliki tingkat keberhasilan yang cukup besar daripada perawatan kesuburan lainnya.
Selain itu, jika dibandingkan dengan operasi pengembalian saluran tuba, IVF 10 kali lebih berisiko kecil untuk menghasilkan kehamilan tuba.
Pada akhirnya, setelah Anda mengetahui jawaban dari pertanyaan—apakah masih bisa hamil atau tidak jika sudah steril?—keputusan untuk menunda kehamilan harus dipertimbangkan dengan matang.
Jika ingin hamil setelah sterilisasi, konsultasikan juga dokter untuk menentukan program kehamilan yang sesuai dengan kondisi Anda.
- Anonim. Female Sterilisation. https://www.nhs.uk/conditions/contraception/female-sterilisation/. (Diakses pada 8 Juni 2022).
- Anonim. Getting Pregnant After Sterilization. https://trmbaby.com/library/treatments/getting-pregnant-after-sterilization/. (Diakses pada 8 Juni 2022).
- Anonim. 2019. Sterilization for Women and Men. https://www.acog.org/womens-health/faqs/sterilization-for-women-and-men. (Diakses pada 8 Juni 2022).
- Martell, Janelle. 2016. What Is In Vitro Fertilization? https://www.healthline.com/health/in-vitro-fertilization-ivf. (Diakses pada 8 Juni 2022).