Metode bayi tabung menjadi pilihan sebagian pasangan untuk memperoleh keturunan. Namun, ada dugaan bahwa bayi yang lahir dari prosedur bayi tabung lebih berisiko terhadap autisme. Benarkah demikian?
Hubungan Antara Bayi Tabung dengan Risiko Autisme
Bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) adalah prosedur mempertemukan sel telur dan sperma di laboratorium. Ini artinya, pembuahan akan terjadi di luar tubuh wanita.
Setelah pembuahan berhasil, pertemuan sel telur dan sperma tersebut akan membentuk embrio. Nah, inilah yang kemudian dikembalikan ke dalam rahim wanita untuk menciptakan kehamilan.
Banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui tumbuh kembang anak yang terlahir dari prosedur ini. Salah satunya menemukan bahwa bayi yang lahir dari program bayi tabung berisiko autisme.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Peter Bearman, Profesor ilmu sosial asal Universitas Columbia di New York City, menguak fakta mengejutkan tersebut.
Baca Juga: Benarkah Program Bayi Tabung Meningkatkan Risiko Kanker Payudara?
Penelitian yang terbit dalam American Journal of Public Health tersebut mengumpulkan data dari 5.9 juta kelahiran California, termasuk 48.865 bayi tabung dan 32.922 anak autis sepanjang tahun 1997-2007.
Hasilnya ditemukan bahwa peningkatan risiko autisme terlihat pada wanita yang hamil di bawah usia 35 tahun. Sementara itu, tidak ditemukan adanya risiko gangguan perkembangan saraf yang signifikan pada bayi yang terlahir dari wanita yang baru memiliki satu anak.
Ini artinya, prosedur bayi tabung yang hanya menggunakan transfer embrio tunggal memiliki risiko lebih kecil terhadap autisme dibandingkan dengan transfer beberapa sel telur.
Meskipun program bayi tabung berhubungan dengan risiko autisme, Anda tidak bisa mengabaikan faktor-faktor lainnya penyebab gangguan ini.
Terdapat berbagai risiko lain yang bisa meningkatkan kejadian autisme, seperti faktor lingkungan, biologis, dan genetik.
Persiapan Kelahiran Bayi Tabung
Seiring dengan kemajuan teknologi, risiko kejadian masalah genetik seperti autisme bisa dikurangi. Nah, salah satu tindakan yang mungkin dilakukan adalah penyaringan genetik praimplantasi. Metode ini akan membantu mendeteksi adanya kelainan kromosom.
Selain itu, ada juga metode diagnosis genetik preimplantasi. Metode ini dapat membantu mencari penyakit genetik tertentu pada orang tua yang memiliki risiko menurunkan penyakit tersebut.
Metode-metode tersebut dapat membantu dokter atau tenaga medis untuk mendeteksi adanya kelainan pada embrio bayi tabung. Adanya ‘ketidaknormalan’ embrio yang ditanamkan pada ibu kemungkinan akan mengakibatkan kegagalan kehamilan, bahkan cacat lahir.
Oleh sebab itu, jika embrio tergolong abnormal, dokter atau tenaga medis tidak akan menanamkannya pada ibu.
Metode penyaringan yang dapat dilakukan lainnya adalah amniosentesis. Metode ini dapat mendeteksi adanya kelainan yang kemungkinan terjadi akibat bayi tabung.
Baca Juga: Benarkah Demam Saat Hamil Menyebabkan Autisme Pada Anak?
Selain itu, Anda juga bisa melakukan sejumlah persiapan sebelum melakukan program bayi tabung untuk mendukung kehamilan yang sehat. Beberapa persiapan tersebut umumnya sama seperti kehamilan alami.
Anda dianjurkan untuk berolahraga secara rutin, mengelola stres dengan baik, dan menjaga berat badan tetap ideal.
American Heart Association merekomendasikan wanita yang akan menjalani program bayi tabung untuk melakukan latihan aerobik dengan intensitas rendah hingga sedang selama sekitar 30 menit. Lakukan sebanyak 5 kali dalam seminggu.
Jangan lupa, gabungkan latihan aerobik yang dilakukan dengan latihan kekuatan otot. Lakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu.
Demikian fakta seputar bayi tabung berisiko autisme. Sebelum memutuskan untuk menjalankan program kehamilan ini, Anda sebaiknya mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mengantisipasi adanya risiko yang dapat terjadi.
Selain itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda agar program hamil yang dijalani berjalan lancar. Semoga informasi ini bermanfaat!
- Anonim. 2022. ASD Diagnosis, Treatment, and Services. https://www.cdc.gov/ncbddd/autism/facts.html. (Diakses pada 27 Juni 2023).
- Anonim. 2021. IVF. https://www.nhs.uk/conditions/ivf/. (Diakses pada 27 Juni 2023).
- Davies, Malden. 2015. IVF Babies ‘may Be Twice as Likely to Develop Autism’, Study Claims. https://www.dailymail.co.uk/health/article-3007598/IVF-babies-twice-likely-develop-autism-study-claims.html. (Diakses pada 27 Juni 2023).
- Reinberg Steven. 2015. IVF Children May Have Higher Chance of Autism. https://www.cbsnews.com/news/ivf-children-autism-rate/. (Diakses pada 27 Juni 2023).