Bersin saat hamil mungkin terkesan sepele. Namun, jika keluhan ini kerap kali terjadi, apakah janin di dalam kandungan menjadi terancam? Daripada menduga-duga, simak penjelasan berikut ini!
Apakah Sering Bersin saat Hamil Membahayakan Janin?
Bersin-bersin saat hamil umumnya tidak membahayakan bayi. Pasalnya, calon buah hati Anda terlindung dengan baik oleh lapisan yang dikenal dengan air ketuban di dalam rahim.
Adanya tekanan otot pada saat Anda bersin mungkin menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi ibu hamil. Tekanan ini dianggap bisa menekan hingga membahayakan janin di dalam kandungan.
Padahal, anggapan tersebut salah. Meski menimbulkan ketidaknyamanan, bersin yang terjadi selama kehamilan umumnya bukan merupakan kondisi yang berbahaya. Jadi, Anda tidak perlu merasa khawatir secara berlebihan.
Namun, Anda tetap saja harus waspada. Bersin saat hamil bisa menjadi berbahaya dan menimbulkan masalah bagi bayi jika keluhan muncul sebagai gejala dari penyakit tertentu.
Baca Juga: Bolehkah Minum Paracetamol saat Hamil? Ini Aturannya
Penyebab Bersin saat Hamil yang Sebaiknya Diketahui
Wanita dapat mengalami bersin-bersin selama kehamilan. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya bagi janin dan kehamilan secara umum.
Kendati begitu, penting untuk mengetahui kemungkinan penyebab bersin yang dialami. Beberapa penyebab bersin-bersin saat hamil, di antaranya:
1. Rhinitis Kehamilan
Bersin-bersin saat hamil merupakan hal yang banyak dialami oleh sebagian ibu hamil. Kondisi ini disebut rhinitis kehamilan.
Gejala bisa menimpa kapan saja selama kehamilan, tetapi akan sembuh dalam waktu dua minggu setelah kelahiran bayi.
Beberapa gejala yang dapat Anda alami, antara lain:
- Hidung tersumbat.
- Meler.
- Bersin.
Penyebab pasti kondisi ini tidak diketahui. Namun, keluhan dugaan berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon kehamilan.
Hormon estrogen dapat memengaruhi saraf otonom yang dapat meningkatkan sejumlah faktor termasuk parasimpatik, asetilkolin, dan juga meningkatkan penghambatan sistem simpatik.
2. Pilek atau Flu
Penyebab lain bersin saat hamil adalah pilek atau flu. Kondisi ini berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh yang turun ketika hamil.
Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh menjadi lebih berhati-hati agar tidak salah mengira janin yang sedang tumbuh sebagai ‘penyusup’ berbahaya. Sebagai akibatnya, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi lebih lambat ketika ada ‘penyerang’ yang sebenarnya.
Pada akhirnya, saat bakteri dan virus menyerang tubuh ibu hamil, infeksi bisa terjadi dan memicu gejala flu, pilek, dan berbagai penyakit lainnya.
Pilek atau flu yang terjadi selama kehamilan umumnya tidak berbahaya, Namun, jika keluhan muncul sebagai akibat dari penyakit lain, Anda harus waspada. Hal ini bisa berisiko membahayakan ibu dan bayi.
3. Alergi
Ibu hamil yang sebelumnya memiliki alergi berisiko mengalami keluhan bersin saat hamil. Alergi yang dimaksud berupa alergi musiman (serbuk sari) dan alergi ruangan (debu, tungau, bulu hewan).
Menurut penelitian dalam The Journal of Allergy and Clinical Immunology In Practice, alergi yang menimpa selama kehamilan tidak meningkatkan risiko kehamilan tertentu, seperti kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah.
Baca Juga: Terkena Flu saat Hamil? Jangan takut, ini Cara Mengatasinya
Cara Mengatasi Bersin pada Ibu Hamil
Selama kehamilan, Anda harus lebih berhati-hati saat akan menggunakan obat untuk mengatasi bersin. Namun, umumnya beberapa obat pereda nyeri, antihistamin, dan obat alergi aman untuk ibu hamil.
Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat tertentu untuk mengobati bersin saat hamil.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan sejumlah penanganan untuk meredakan gejala bersin di rumah. Beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
- Jaga pola makan sekalipun Anda mengalami penurunan nafsu makan.
- Dapatkan istirahat yang cukup.
- Cukupi kebutuhan cairan dengan minum banyak air putih.
- Penuhi kebutuhan vitamin C dari sumber alami, misalnya jeruk, mangga, tomat, dan anggur. Vitamin C dapat membantu menjaga daya tahan tubuh.
- Gunakan humidifier (pelembap udara) untuk menjaga kelembapan udara di malam hari. Dengan begitu, hidung Anda tidak akan mengalami iritasi.
- Tetap bergerak aktif, seperti melakukan aktivitas sehari-hari atau rutin berolahraga untuk meningkatkan imun tubuh. Diskusikan dengan dokter terkait jenis olahraga yang aman untuk dilakukan.
- Gunakan air purifier (pembersih udara) untuk membersihkan udara dari pemicu alergi, misalnya debu.
- Hindari pemicu alergi, misalnya bulu hewan, debu, dan sebagainya.
- Cuci hidung dengan menggunakan larutan garam.
- Gunakan sabuk hamil jika bersin-bersin yang dialami memicu nyeri pada perut.
- Apabila Anda menderita asma, penting untuk mengelola penyakit. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk rencana pengobatan yang aman.
Kini Anda sudah mengetahui fakta seputar bersin saat hamil. Jika keluhan bersin disertai gejala lain, misalnya sesak napas, demam, nyeri dada, dan batuk berlendir, segera periksakan kondisi ke dokter.
- Johnson, Jon. 2018. Can Sneezing During Pregnancy Affect the Baby? https://www.medicalnewstoday.com/articles/321753. (Diakses pada 4 Juli 2023).
- Osborn, Corinne O’Keefe. 2017. Everything You Should Know About Sneezing During Pregnancy. https://www.healthline.com/health/pregnancy/sneezing-during-pregnancy. (Diakses pada 4 Juli 2023).
- Turkeltaub, Paul C., dkk. 2017. The Influence of Asthma and/or Hay Fever on Pregnancy: Data from the 1995 National Survey of Family Growth. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28550983. (Diakses pada 4 Juli 2023).