Terbit: 11 March 2018 | Diperbarui: 5 September 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Bonding antara ibu dan bayi diperlukan karena memberikan banyak manfaat, salah satunya meningkatkan imun bayi. Namun, melakukan bonding bisa saja susah karena beberapa hal. Kenali penyebab ibu susah bonding dengan bayi di bawah ini!

7 Penyebab Ibu Susah Bonding dengan Bayi Baru Lahir

Penyebab Ibu Susah Bonding dengan Bayi

Bonding adalah keterikatan atau hubungan yang mendalam antara ibu atau ayah dan bayi baru lahir. Bonding mendorong untuk memastikan kebutuhan bayi selalu terpenuhi, dan apa yang membuat bayi tahu bahwa orang tua selalu ada untuknya. Namun, bonding bisa menjadi sulit karena berbagai hal.

Berikut ini sejumlah penyebab ibu susah bonding dengan bayi, di antaranya:

1. Adaptasi Ibu Baru

Saat bayi baru lahir, ibu segera dihadapkan pada tugas baru yaitu menyusui, mengganti popok, belajar memandikan bayi, dan sebagainya.

Meskipun sebelumnya para orang tua sudah mendapatkan pelajaran tersebut dengan mengikuti kelas prenatal, namun melakukannya pada anak sendiri tentu memberi pengalaman yang berbeda. Kegiatan ini pun tidak selalu lancar sehingga ibu dan bayi perlu saling beradaptasi.

2. Bayi Baru Lahir Memiliki Kakak

Kakak laki-laki balita dari bayi baru lahir membutuhkan banyak perhatian dari ibunya, terutama saat membawa pulang bayi ke rumah.

Antara waktu berkualitas untuk yang anak tertua, pemulihan dari persalinan, dan kembali ke kehidupan nyata, jumlah waktu yang dihabiskan dengan bayi mungkin jauh lebih sedikit daripada yang pertama kali.

3. Kelelahan

Ibu baru umumnya sering merasa kelelahan dengan tugas barunya sebagai ibu. Menyusui tengah malam dan mengganti popok, tentunya merupakan kegiatan yang menguras tenaga. Hal ini juga memengaruhi emosi ibu saat bersama si kecil.

Apabila diperlukan, ibu dapat menyampaikan pada ayah atau anggota keluarga lainnya untuk mengabarkan bahwa Anda tidak dapat menerima banyak kunjungan dari teman atau kerabat lain. Gunakan waktu istirahat sebaik mungkin demi menjaga stamina Anda.

Baca Juga: Manfaat Skin to Skin untuk Bayi dan Ibu, Jangan Dianggap Sepele

4. Kesulitan Menyusui

Menyusui memang merupakan hal yang alami, namun banyak juga para ibu yang tidak dapat melakukannya dengan lancar sejak menyusui pertama kali.

Ketika Anda merasa mengalami kesulitan menyusui, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter atau bidan yang merawat Anda agar kegiatan menyusui berjalan lancar.

5. Depresi Pascapersalinan

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan depresi pascapersalinan. Biasanya hal ini terkait dengan kondisi psikis ibu seperti tekanan dari diri sendiri, keinginan untuk memberi yang terbaik bagi anak, dan sebagainya.

Jika Anda mengalami hal tersebut, maka sebaiknya segera bicarakan dengan pasangan agar dapat saling menjaga si kecil hingga ibu terbebas dari rasa depresi. Dengan demikian, proses bonding ibu dan bayinya dapat dilakukan kembali.

6. Bayi Membutuhkan Perawatan di ruang NICU

Jika bayi baru lahir perlu menghabiskan waktu di ruang NICU atau neonatal intensive care unit (ruang perawatan intensif), si kecil mungkin disematkan kabel kabel atau alat lain di sekelilingnya.

Alat-alat tersebut membuat ibu tidak memungkinkan untuk menyentuh, menggendong, dan memberi makan bayi. Semua hal ini juga bisa menjadi salah satu penyebab ibu susah bonding dengan bayi dan mungkin juga menimbulkan perasaan cemas.

7. Perubahan Hormon

Normal jika wanita yang baru melahirkan mengalami penurunan hormon secara drastis tepat setelah persalinan. Kondisi ini dapat menyebabkan mual, gemetar, dan ledakan emosi yang tidak terkendali. Hormon yang tidak stabil – meskipun normal – dapat memengaruhi bonding antara ibu dengan bayi.

Yang perlu diingat, bayi pasti akan selalu membutuhkan ibunya. Anda perlu lebih santai menghadapi situasi ini dan menanamkan pikiran positif bahwa situasi tersebut hanya bersifat sementara. Seiring berjalannya waktu, ikatan antara ibu dan bayi akan terbentuk dengan baik dan perasaan ibu dan bayi akan menjadi lebih tenang. Jangan menyerah ya Bunda!

Baca Juga: Cara Memandikan Bayi yang Benar (Orang Tua Baru Wajib Tahu)

Efek Kegagalan Bonding Ibu dan Bayi

Banyak calon ibu membayangkan akan ada hubungan kosmik singkat antara ibu dan bayinya ketika mereka akhirnya bertemu. Kenyataannya adalah mungkin perlu waktu bagi orang tua untuk benar-benar merasakan ikatan yang kuat.

Waktu persalinan yang lama, persalinan yang menyulitkan, dan masalah kesehatan semuanya dapat menimbulkan efek negatif yang sangat besar. Dalam praktik klinis, dorong bonding dan kontak kulit ke kulit sedini mungkin. Namun, penting juga untuk memerhatikan tekanan yang diberikan banyak ibu pada dirinya sendiri untuk segera memiliki bonding yang luar biasa itu.

Seperti halnya semua hal, waktu dan kesabaran akan membantu Anda bonding dengan bayi. Untuk itu, cobalah meredakan kecemasan orang tua dan dengan lembut dorong kepercayaan diri dalam membangun boding yang penting bagi ibu dan anak.

Jika bonding antara ibu dan anak tidak terjadi atau sulit terjalin dengan baik, itu dianggap memiliki efek negatif bagi hubungan mereka. Ini juga dapat mengurangi perasaan ibu, yang mengarah ke tingkat iritabilitas ibu yang lebih tinggi dan kemungkinan penolakan dan penghindaran bayi. 

 

  1. Anonim. Tanpa Tahun. Consequences of poor bonding?. https://www.futurelearn.com/info/courses/neonatal-assessment/0/steps/51143#:~:text=If%20bonding%20between%20the%20mother,Kinsey%20%26%20Hupcey%2C%202013). (Diakses pada 1 Agustus 2023)
  2. Brune, Manu. 2022. Why Am I Not Bonding With My Baby? Here’s Why. https://hellopostpartum.com/not-bonding-with-baby/ (Diakses pada 1 Agustus 2023)
  3. Taylor, Marygrace. 2021. The Parent-Baby Bond: What If It Doesn’t Happen Right Away?. https://www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/week-1/postpartum-bonding.aspx (Diakses pada 1 Agustus 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi