Terbit: 19 May 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Terapi anak autis pada dasarnya dapat dimulai sedini mungkin untuk mencegah gangguan-gangguan yang lebih berat di masa mendatang. Meski tidak menyembuhkan kondisi, terapi dapat meningkatkan kemampuan dan mengurangi gejala. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

10 Jenis Terapi Anak Autis (Aman dan Efektif)

Mengenali Berbagai Terapi Anak Autis

Perlu Anda ketahui, seorang anak yang memiliki kondisi ini memiliki gangguan pada komunikasi sosial, perilaku, dan kemampuan kognitif. Oleh karena itu, rencana pengobatan biasanya multidisiplin. Berikut adalah berbagai terapi untuk anak autis yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. Terapi Okupasi

Terapi ini membantu anak menjadi lebih baik dalam melakukan tugas sehari-hari, seperti belajar, mengancingkan baju, atau memegang peralatan makan dengan benar. Terapi autis ini juga bisa melibatkan apa pun yang berhubungan dengan sekolah, permainan, atau tugas yang sedang dikerjakannya. Fokus tergantung pada kebutuhan dan tujuan anak.

2. Terapi Wicara

Terapi anak autis ini membantu anak-anak berbicara dan berinteraksi dengan orang lain. Caranya dapat melibatkan keterampilan nonverbal, seperti melakukan kontak mata, bergiliran dalam percakapan, dan mencoba untuk memahami gerakan.

Selain itu, seorang anak mungkin akan diajarkan untuk mengekspresikan diri menggunakan simbol atau bahasa isyarat. Agar efektif, terapis wicara perlu bekerja sama dengan orang tua dan guru untuk mempraktikkan keterampilan ini dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Mengenali Fenomena Savant Syndrome dan Kaitannya dengan Autisme

3. Analisis Perilaku Terapan

Jenis terapi ini menggunakan penghargaan untuk memperkuat perilaku positif dan mengajarkan keterampilan baru. Para orang tua dan pengasuh dilatih agar mereka dapat memberikan umpan balik waktu demi waktu kepada anak autis.

Cara terapi anak autis di rumah ini didasarkan pada kondisi anak, bisa terkait dengan komunikasi, keterampilan sosial, dan tugas sekolah. Sebuah studi menunjukkan, seorang anak yang lebih awal menjalani perawatan ini dapat meningkatkan kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan bisa bertahan lama.

Perlu diketahui, analisis perilaku terapan atau disebut juga applied behavior analysis (ABA) memiliki beberapa jenis, di antaranya:

  • Discrete Trial Training (DTT). Terapi ini memecah perilaku yang diinginkan menjadi langkah-langkah paling sederhana.
  • Early Intensive Behavioral Intervention (EIBI). Bentuk ABA ini dirancang untuk anak di bawah usia lima tahun. Terapi ini biasanya dilakukan selama beberapa tahun untuk membantu anak mengembangkan keterampilan komunikasi dan mengurangi perilaku bermasalah, termasuk agresi atau melukai diri sendiri.
  • Pivotal Response Treatment (PRT). Fokus terapi adalah pada area penting dari perkembangan anak, seperti manajemen diri dan tanggung jawab dalam situasi sosial.
  • Verbal Behavior Intervention (VBI). Tujuannya adalah meningkatkan keterampilan verbal anak.

4. Terapi Keterampilan Sosial

Tujuan terapi ini adalah untuk meningkatkan cara seorang anak berinteraksi secara sosial dan membentuk ikatan dengan orang lain. Seorang anak biasanya akan belajar melalui permainan peran. Sama seperti terapi ABA, orang tua memainkan peran penting untuk membantu anak meningkatkan keterampilan sosialnya.

5. Terapi Menunggang Kuda

Terapi yang sering juga disebut hippotherapy ini mengajarkan anak menunggang kuda di bawah bimbingan seorang terapis. Ini adalah salah satu bentuk terapi fisik karena anak perlu bereaksi dan menyesuaikan dengan gerakan kuda.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terapi anak autis ini membantu anak-anak usia 5 hingga 16 tahun meningkatkan keterampilan sosial dan kemampuannya berbicara. Cara ini juga dapat membantu anak agar tidak mudah tersinggung dan hiperaktif.

6. Picture Exchange Communication System (PECS)

Bentuk terapi ini mengajarkan anak-anak untuk menukar gambar dengan barang atau aktivitas. Metode dirancang untuk anak yang tidak dapat berbicara, tidak dapat memahami, atau sulit untuk dipahami.

PECS mungkin tidak berhasil untuk anak-anak yang tidak mencoba berkomunikasi atau tidak tertarik pada objek, aktivitas, atau makanan tertentu. Sebuah tinjauan penelitian tentang PECS menemukan bahwa seorang anak yang melakukan terapi ini mengalami peningkatan komunikasi tetapi sedikit kemajuan ketika berbicara dengan orang lain.

7. Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT) adalah jenis dari terapi wicara yang dapat digunakan sebagai terapi anak autis. Selama sesi CBT, anak belajar tentang hubungan antara perasaan, pikiran, dan perilaku. Teknik ini dapat membantu mengidentifikasi pikiran dan perasaan yang memicu perilaku negatif.

Sebuah studi mengungkapkan, CBT sangat bermanfaat membantu anak autis dalam mengelola kecemasan yang dialaminya. Cara ini juga dapat membantu anak untuk mengenali emosi orang lain dan mengatasi situasi sosial dengan lebih baik.

8. Terapi Sensori Integrasi

Autisme kadang-kadang membuat seorang anak memiliki sensitivitas sensoris yang tidak biasa, hal itu bisa terkait dengan penglihatan, suara, atau penciuman. Terapi autis ini mencoba untuk meratakan respons anak terhadap rangsangan sensorik.

Teknik ini biasanya dilakukan oleh terapis okupasi dan mengandalkan permainan, seperti menggambar di pasir atau lompat tali.

Baca Juga: Mengenal Diet GAPS, Pola Makan yang Dipercaya Bantu Atasi Autisme

9. Developmental and Individual Differences Relationship (DIR)

Terapi yang juga disebut floortime ini melibatkan terapis dan orang tua di setiap aktivitas yang disukai oleh anak. Namun, hal itu tergantung apakah seorang anak memiliki motivasi untuk terlibat dan berinteraksi dengan orang lain. Seorang terapis biasanya akan melihat keinginan anak dalam mengembangkan keterampilan baru.

10. Obat-obatan

Meski tidak ada obat yang dirancang khusus untuk mengobati kondisi ini. Namun, beberapa obat yang digunakan untuk kondisi lain mungkin dapat mengurangi gejala autisme. Beberapa obat yang bisa digunakan untuk membantu mengelola gangguan ini adalah antipsikotik, antidepresan, stimulan, dan antikonvulsan. Konsultasi dengan dokter diperlukan sebelum Anda memberikannya pada anak.

Nah, itulah berbagai terapi anak autis yang bisa Anda gunakan. Penting untuk dipahami bahwa autisme adalah kondisi kesehatan yang kompleks yang belum ada obatnya. Namun, ada berbagai pendekatan dan perawatan terapeutik yang dapat membantu mengelola gejalanya. Bekerja samalah dengan dokter untuk menentukan rencana perawatan yang paling efektif.

 

  1. Anonim. What Therapies, Besides Play Therapy, Also Help with Autism?. https://www.webmd.com/brain/autism/therapies-to-help-with-autism. (Diakses pada 26 Agustus 2020).
  2. Osborn, Corinne O’Keefe. 2020. Autism Treatment Guide. https://www.healthline.com/health/autism-treatment. (Diakses pada 26 Agustus 2020).
  3. O’Rourke, Christine dan Mark Bertein. 2020. Which Behavior Therapy Works Best for Children with Autism?. https://www.additudemag.com/which-behavior-therapy-works-best/. (Diakses pada 26 Agustus 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi