Terbit: 6 April 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Masturbasi adalah kegiatan memberikan rangsangan pada diri sendiri dengan menyentuh alat kelamin. Namun, pria yang sering masturbasi dianggap sebabkan HIV. Benarkah anggapan demikian? Simak faktanya di bawah ini!

Sering Masturbasi Bisa Sebabkan HIV, Benarkah?

Benarkah Sering Masturbasi Sebabkan HIV?

Masturbasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk membangkitkan hasrat seksual dengan cara menyentuh dan memberikan rangsangan pada alat kelamin. Baik pria maupun wanita sama-sama bisa melakukan masturbasi. Solo seks ini bisa dilakukan sendiri atau bersama pasangan dengan cara saling memberikan rangsangan.

Meskipun memberikan kenikmatan seksual tersendiri, melakukan masturbasi dianggap dapat menimbulkan dampak negatif. Namun, anggapan ini tidaklah benar.

Masturbasi merupakan aktivitas seks yang aman dan tidak membahayakan. Masturbasi tidak akan menurunkan gairah seksual, tidak mengurangi jumlah sperma dan sel telur, serta tidak menyebabkan penyakit kelamin dan penyakit menular seksual (PMS).

Bahkan jika Anda dan pasangan sama-sama pernah melakukan masturbasi bersama dan salah satunya mengidap HIV. Sebab, hal ini sangat aman dilakukan selama tidak terjadi pertukaran cairan tubuh yang terinfeksi HIV seperti air mani, cairan vagina, nanah, dan lainnya. Sedangkan jika Anda melakukan masturbasi sendirian, kemungkinan tidak akan tertular HIV dari apapun.

Selain itu, masturbasi juga aman jika cairan pengidap HIV tidak terkena kontak langsung dengan luka terbuka yang Anda miliki.

Bagaimanapun, penularan HIV dengan kontak langsung dengan cairan tubuh pengidap HIV. Cairan ini termasuk sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan air susu ibu (ASI). HIV tidak menular melalui keringat, udara, air, air mata, air liur, gigitan nyamuk, dan sentuhan fisik.

Baca Juga:  10 Cara Melakukan Masturbasi untuk Wanita, Nikmat dan Aman

Efek Samping Masturbasi

Meskipun masturbasi tidak berbahaya, tetap beberapa orang mungkin mengalami lecet atau nyeri pada alat kelamin jika terlalu kasar. Namun, kondisi demikian biasanya akan sembuh dalam beberapa hari.

Jika pria sering melakukan masturbasi dalam waktu singkat, mungkin mengalami sedikit pembengkakan pada penis yang disebut edema. Pembengkakan ini biasanya hilang dalam beberapa hari.

Adapun efek samping potensial lainnya dari masturbasi, termasuk:

  • Merasa bersalah. Beberapa orang yang masturbasi mungkin merasa khawatir dan bersalah karena seks solo ini bertentangan dengan keyakinan agama, spiritual, atau budaya.
  • Sensitivitas seksual menurun. Masturbasi yang agresif atau berlebihan dapat menyebabkan berkurangnya sensitivitas seksual, baik pada pria maupun wanita.
  • Kanker prostat. Sebuah penelitian di tahun 2008 menemukan bahwa sering melakukan aktivitas seksual pada pria berusia 20-an dan 30-an meningkatkan risiko kanker prostat, terutama jika masturbasi secara teratur. Namun, ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
  • Mengganggu kehidupan sehari-hari. Melakukan masturbasi lebih dari yang inginkan kemungkinan menyebabkan bolos aktivitas (kerja, sekolah, atau acara sosial penting),  mengganggu fungsi sehari-hari, dan memengaruhi tanggung jawab dan suatu hubungan.

Masturbasi memang memberikan nikmat seksual, akan lebih baik lakukan secukupnya dan jangan berlebihan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. Tanpa Tahun. Can Masturbation Cause HIV? Check the facts here!. https://med-mash.ru/sex-romance/can-masturbation-cause-hiv-check-the-facts-here-10661 (Diakses pada 29 September 2023)
  2. Nichols, Hannah. 2023. Are there side effects to masturbation?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320265 (Diakses pada 29 September 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi