Terbit: 12 December 2014 | Diperbarui: 27 September 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

HIV adalah penyakit berbahaya yang kian bertambah jumlah penderitanya. Penyakit ini berisiko tinggi pada orang dengan kondisi tertentu. Simak kelompok orang yang rentan terkena HIV di bawah ini!

Penularan HIV

HIV bisa ditemukan dalam cairan tubuh orang yang terinfeksi HIV, misalnya dalam darah, cairan seksual, dan ASI ibu yang terinfeksi. Meskipun begitu, penularan HIV akan mudah terjadi apabila jumlah virus yang terdapat dalam cairan sudah cukup untuk masuk ke dalam aliran darah orang lain.

Penularan HIV dapat terjadi melalui beberapa cara, termasuk hubungan seksual, berbagi jarum suntik, transfusi darah, dan selama kehamilan atau persalinan atau melalui menyusui. Selain itu, ada faktor lain yang membuat orang dengan kondisi tertentu memiliki risiko terkena HIV.

Baca Juga: HIV/AIDS: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan

Kelompok Orang yang Rentan Terkena HIV

Siapa pun dari segala usia, etnis, jenis kelamin, atau orientasi seksual dapat tertular HIV. Namun, orang dengan kondisi tertentu lebih berisiko terkena HIV, berikut di antaranya:

1. Gay

Gay atau biseksual MSM (men who have sex with men) adalah kelompok yang  berisiko terkena HIV paling parah.

Misalnya di Amerika Serikat, MSM hanya mencakup sebagian kecil (sekitar 2 persen) dari total populasi AS, namun hampir dua pertiga dari seluruh infeksi baru terjadi pada kelompok ini di tahun 2009, dan setengah dari seluruh pengidap HIV di tahun 2008 adalah MSM. MSM dalam populasi etnis minoritas mempunyai risiko terbesar.

2. Orang yang Berbagi Narkoba Suntik

Penggunaan narkoba suntik telah lama dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan sekitar sepertiga kasus AIDS di Amerika Serikat.

Faktanya bahwa MSM hanya menyumbang 8 persen dari infeksi HIV baru di tahun 2010 dibandingkan 23 persen di tahun 1994-2000 menunjukkan kemajuan yang dicapai dalam pencegahan dan pengobatan HIV pada kelompok tersebut.

Namun, masih banyak hal yang harus dilakukan. Ini meskipun jumlah infeksi baru di kalangan msm mungkin lebih sedikit, di tahun 2009, hampir setengah dari mereka yang mengidap HIV tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi.

3. Wanita

Berhubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi HIV menyumbang lebih dari seperempat infeksi baru di tahun 2010. Ini juga merupakan cara utama perempuan tertular virus, terutama dalam etnis minoritas.

Variasi regional mengenai kejadian HIV pada perempuan telah berubah seiring waktu.

Meskipun penggunaan narkoba suntik telah menurun sebagai alat penularan HIV dalam beberapa tahun terakhir, tetapi hal ini masih menjadi penyebab atas 14 persen diagnosis HIV pada perempuan.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Masyarakat Massachusetts melaporkan 40 persen perempuan kulit putih tertular HIV melalui penggunaan narkoba suntik. Faktor lain yang memicu HIV pada perempuan adalah trauma, seperti trauma akibat pelecehan seksual atau fisik saat masa kanak-kanak atau dewasa.

4. Etnis Minoritas

Menurut data surveilans HIV menunjukkan bahwa tingkat infeksi HIV baru paling tinggi terjadi pada populasi etnis minoritas. Orang Amerika keturunan Afrika memiliki skala infeksi HIV yang lebih tinggi dibandingkan populasi lainnya pada semua tahap penyakit.

Selain itu, subkelompok minoritas tertentu mempunyai risiko tertentu. Hampir dua pertiga (64 persen) infeksi HIV baru di kalangan MSM terjadi pada laki-laki minoritas. Ini termasuk orang kulit hitam/Afrika-Amerika, Hispanik/Latin, Asia/Kepulauan Pasifik, dan penduduk asli Amerika/Hawaii).

Selain itu, laki-laki muda minoritas (usia 13-24 tahun) mengalami peningkatan infeksi HIV terbesar (53 persen) dari semua kelompok yang diteliti antara tahun 2006 dan 2009, dan sebagian besar terjadi di wilayah Selatan.

5. Remaja

Remaja atau anak muda juga berisiko tertular HIV. Sekitar 9.800 orang berusia 13-24 tahun didiagnosis mengidap HIV di tahun 2010,

Perilaku berisiko HIV tertentu dalam kelompok usia tersebut mencakup eksperimen seksual dan penyalahgunaan narkoba, yang sering kali dipengaruhi oleh teman sebaya.

Hal yang memperparah risiko ini adalah “generational forgetting.” Penelitian menunjukkan bahwa generasi muda saat ini mungkin kurang memahami bahaya dari HIV dibandingkan generasi lanjut usia.

6. Orang yang Lebih Tua

Jumlah orang yang diagnosis infeksi HIV mengalami peningkatan pada orang berusia di atas 50 tahun dan jumlahnya terus bertambah.

Beberapa orang lanjut usia (lansia) tidak yakin bahwa mereka berisiko dan sehingga tanpa beban melakukan aktivitas seksual yang tidak aman. 

Meningkatnya jumlah orang yang tertular HIV di kemudian hari, ditambah dengan kelangsungan hidup yang lebih lama yang dimungkinkan oleh HAART (highly active antiretroviral therapy), telah memicu peningkatan jumlah orang berusia di atas 50 tahun yang mengidap HIV.

7. Penderita Infeksi Menular Seksual

Banyak jenis penyakit infeksi menular seksual (IMS) menyebabkan luka terbuka pada alat kelamin. Luka ini menjadi tempat bagi HIV untuk masuk ke dalam tubuh Anda.

Human papillomavirus (HPV) adalah virus yang menyebabkan infeksi menular seksual. Virus ini bisa menular melalui kontak langsung atau hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi.

HPV bisa menyebabkan timbulnya kutil kelamin hingga perkembangan kanker leher rahim alias kanker serviks.

Baca Juga: 7 Cara Pencegahan HIV/AIDS yang Dapat Anda Lakukan

8. Orang yang Melakukan Seks Tidak Aman

Siapa pun yang melakukan seks tidak aman berisiko tinggi terkena HIV. Seseorang mungkin terinfeksi jika melakukan hubungan seksual melalui vagina, anal, atau oral dengan pasangan positif HIV yang darah, air mani, atau cairan vaginanya masuk ke dalam tubuh Anda.

Virus dapat masuk ke tubuh seseorang melalui luka di mulut atau robekan kecil yang terkadang muncul di rektum atau vagina selama melakukan hubungan seksual seksual. Ini terutama terjadi pada pasangan seks yang tidak menggunakan kondom.

9. Orang yang Melakukan Transfusi Darah

Dalam beberapa kasus, virus bisa menular melalui transfusi darah. Rumah sakit dan bank darah biasanya menyaring pasokan darah untuk mengetahui adanya HIV, sehingga risiko ini sangat kecil.

Risiko tersebut mungkin lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah yang tidak mampu menyaring semua darah yang didonorkan.

10. Bayi dari Ibu yang Terinfeksi HIV

Ibu yang terinfeksi dapat menularkan HIV kepada bayinya, baik melalui persalinan atau menyusui.

Ibu yang mengidap HIV positif dan mendapatkan pengobatan selama kehamilan kemungkinan dapat menurunkan risiko penyakit HIV secara signifikan terhadap bayi yang dilahirkannya.

Itulah ulasan tentang daftar kelompok orang yang rentan terkena HIV. Dengan mengetahui kelompok ini dapat membantu Anda dalam mencegah penularan HIV. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. 2012. Who Is at Risk for HIV Infection and Which Populations Are Most Affected?. https://nida.nih.gov/publications/research-reports/hivaids/who-risk-hiv-infection-which-populations-are-most-affected (Diakses pada 27 September 2023)
  2. Anonim. 2022. HIV/AIDS. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiv-aids/symptoms-causes/syc-20373524 (Diakses pada 27 September 2023)
  3. Anonim. 2022. Who Is at Risk for HIV?. https://www.hiv.gov/hiv-basics/overview/about-hiv-and-aids/who-is-at-risk-for-hiv/ (Diakses pada 27 September 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi