Petting adalah istilah untuk bermesraan tanpa berhubungan seksual secara penetrasi atau bentuk lain dari foreplay. Ketahui pengertian dan apakah petting apa bisa menyebabkan kehamilan dalam pembahasan ini.
Apa Itu Petting?
Petting adalah konsep dari bermesraan atau melakukan kontak fisik antar pasangan namun tidak ada hubungan seksual penetrasi. Petting adalah bagian dari foreplay yang tujuannya untuk memberi gairah dan rangsangan seksual pada pasangan.
Bila foreplay adalah pemanasan sebelum hubungan penetrasi seksual, petting artinya hanya sebatas “bersentuhan” tanpa tujuan penetrasi (penis ke vagina). Hubungan petting termasuk:
- Bermesraan dalam waktu lama
- Berciuman
- Berpelukan atau cuddling
- Belaian
- Sentuhan fisik
- Pijat payudara
- Cumbuan payudara
- Bersentuhan alat kelamin namun keduanya tetap menggunakan pakaian
Kontak fisik seperti itu akan menimbulkan gairah seksual, namun biasanya kedua belah pihak sudah menyetujui tidak akan melakukan penetrasi seksual. Petting dapat meningkatkan bonding, keterikatan secara emosional, kenyamanan, dan perasaan yang baik pada setiap pasangan.
Heavy Petting Apa Artinya?
Heavy petting adalah istilah untuk kontak fisik yang lebih berat dan dalam antar kedua pasangan. Biasanya, melibatkan sentuhan atau aktivitas pemanasan seksual dengan alat kelamin namun berhenti sebelum melakukan hubungan seksual penuh atau penetrasi.
Contoh heavy petting, termasuk:
- Seks oral
- Fingering
- Cunnilingus
- Blow jobs
- Hand jobs
- Masturbasi mutual
Kontak fisik tersebut cenderung menyebabkan rangsangan genital atau sensasi seksual tertentu. Jenis kontak fisik tersebut juga disebut foreplay bila pasangan melanjutkannya dengan hubungan seksual penetrasi.
Baca juga: Demiseksual, Ketika Hasrat Seksual Muncul karena Ikatan Emosional
Manfaat Petting bagi Pasangan
Pakar seks mengatakan bahwa sentuhan fisik tanpa penetrasi sungguhan adalah bentuk dari evaluasi pasangan tentang apa itu seks dan tujuan seks mereka. Gunakan momen tersebut untuk lebih mengenali pasangan lebih dalam.
Berikut ini beberapa manfaat petting untuk psikologi:
- Meningkatkan bonding dan keintiman pasangan.
- Meningkatkan komunikasi karena pasangan biasanya akan bisa mengobrol dari hati ke hati dalam suasana romantis seperti itu.
- Membangun hubungan emosional dengan pasangan.
- Menjaga hubungan yang lebih kuat.
- Menghilangkan stres satu sama lain.
- Mengevaluasi arti dari hubungan tersebut.
- Setiap pasangan akan saling mempelajari perilaku, keinginan, dan kepribadian satu sama lain.
- Menikmati rangsangan seksual tanpa risiko kehamilan yang tidak diinginkan.
Secara psikologi, sentuhan fisik dan ungkapan perasaan dapat meningkatkan perasaan sayang, cinta, tanggung jawab, dan semua esensial dalam berpasangan. Walaupun demikian, pahami konsekuensi bila Anda melakukan hubungan fisik sebelum pernikahan.
Tips Keamanan saat Petting
Berikut ini beberapa tips saat melakukan sentuhan fisik tanpa hubungan penetrasi (intercourse):
- Lakukan dengan Lembut: Salah satu kesalahan yang paling sering dibuat adalah menyentuh pasangan terlalu kasar sehingga pasangan malah tidak nyaman.
- Gunakan Sex Toy: Alat-alat pendukung untuk menstimulasi rangsangan seksual.
- Lubrikasi: Gunakan lubrikasi untuk meningkatkan gairah seksual saat heavy petting.
- Komunikasi: Jalin komunikasi yang baik dengan pasangan untuk memahami apa yang dia inginkan atau mungkin gunakan momen ini untuk mengenali pasangan lebih baik.
- Persetujuan: Harus berdasarkan persetujuan kedua belah pihak bila kemudian ingin melanjutkan ke hubungan penetrasi. Diskusikan juga bila pasangan wanita masih menggunakan pil KB, harus menggunakan proteksi, atau rencana kehamilan selanjutnya.
Pasangan juga dapat menciptakan momen romantis untuk meningkatkan kualitas hubungan, seperti dilanjutkan dengan makan malam romantis, mendengarkan lagu kesukaan, mengingat kejadian romantis saat baru menikah dulu, dan sebagainya. Sentuhan fisik dan ikatan emosional akan mengembalikan keindahan dalam hubungan.
Apakah Petting Bisa Menyebabkan Kehamilan?
Kehamilan hanya mungkin terjadi bila pasangan melakukan hubungan seksual penetrasi (penis ke vagina) dan ejakulasi. Sentuhan fisik apa pun yang tidak melibatkan penetrasi penis ke vagina tidak akan menyebabkan kehamilan.
Petting artinya hanya berupa sentuhan kulit ke kulit yang tidak menyebabkan kehamilan. Sementara heavy petting mungkin melibatkan sentuhan alat kelamin, namun tidak menyebabkan kehamilan selama tidak ada hubungan penetrasi, ejakulasi, dan pembuahan (sperma masuk ke dalam vagina dan bertemu sel telur).
Risiko kehamilan mungkin terjadi bila laki-laki menyentuh alat kelaminnya yang sedang ejakulasi, lalu memasukan jari yang sama ke alat kelamin wanita. Risiko kehamilan mungkin juga ada saat laki-laki ejakulasi (mengeluarkan sperma) di dekat lubang vagina wanita.
Walaupun secara teknis petting tidak berisiko kehamilan, tetap berhati-hati terutama bila melakukannya bukan dengan pasangan. Sebaiknya hindari kontak fisik dan seks bebas. Silakan konsultasi ke ahli kesehatan seksual bila perlu.
Bahaya Petting yang Harus Diwaspadai
Sentuhan fisik tanpa penetrasi memiliki risiko lebih kecil dalam penularan penyakit menular seksual, namun tetap ada risiko. Namun, meskipun berisiko kecil aktivitas petting masih memiliki risiko untuk mengalami penyakit menular seksual seperti:
- Herpes genital
- Sifilis
- Gonore
- Hepatitis A,B,C
- Herpes oral
- Klamidia.
Tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seksual secara rutin dengan pasangan guna mencegah penularan penyakit infeksi menular seksual. Dengan begitu, hubungan Anda dan pasangan akan semakin intim dan hangat.
- Britannica. 2019. Social And Cultural Aspects. https://www.britannica.com/topic/human-sexual-activity/Social-and-cultural-aspects#ref401961. (Diakses pada 25 Mei 2023).
- Gilmour, Paisley. 2019. Petting: What is It and Are There Any Health Risks?. https://www.netdoctor.co.uk/healthy-living/sex-life/a2231/what-is-petting/. (Diakses pada 25 Mei 2023).
- Kassel Gabrielle. 2021. Yes, You Can Contract an STD Without Having Penetrative Sex. https://www.healthline.com/health/healthy-sex/can-you-get-an-std-without-having-sex.(Diakses pada 25 Mei 2023)