Terbit: 18 March 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Pria yang disunat biasanya bertujuan untuk kebersihan dan kesehatan organ intim secara keseluruhan. Namun, adakah pengaruh sunat dan tidak disunat pada seks? Lebih lanjut simak perbedaanya di bawah ini.

Sunat dan Tidak Disunat, Apa Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Seksual?

Pengaruh Sunat dan Tidak Sunat pada Seks

Perbedaan utama antara penis yang disunat dan tidak disunat adalah adanya kulup di sekitar kepala penis. Kedua pilihan tersebut dapat berpengaruh pada kebersihan, kesehatan, dan kehidupan seks secara keseluruhan.

Berikut ini pengaruh disunat atau tidak disunat pada kehidupan seks, di antaranya:

1. Sensitivitas

Sebuah penelitian di tahun 2016 menemukan bahwa penis yang belum disunat, kulup merupakan bagian penis yang paling sensitif terhadap rangsangan melalui sentuhan. Namun, penelitian ini mengklarifikasi bahwa hal tersebut tidak berarti bahwa kenikmatan saat berhubungan seks berbeda, baik disunat atau tidak.

Lain halnya penelitian di tahun 2011 yang mengklaim bahwa pria dengan penis yang disunat melaporkan lebih banyak kesulitan mencapai orgasme. Namun tanggapan di tahun 2012 terhadap penelitian ini mempertanyakan klaim tersebut.

Penelitian di tahun 2011 dianggap tidak menunjukkan hubungan langsung antara sunat dan kepuasan seksual. Para peneliti juga menyoroti beberapa faktor yang memengaruhi hasil penelitian.

2. Kenikmatan Seksual

Sebuah penelitian di tahun 2013 mengamati sensasi seksual ribuan pria yang tidak disunat dan pria yang disunat. Kelompok laki-laki yang disunat melaporkan tingkat sensitivitas lebih rendah pada kelenjar dibandingkan laki-laki yang tidak disunat.

Penelitian di tahun 2013 mengamati penelitian tentang pengaruh sunat pada pria terhadap fungsi dan kenikmatan seksual. Penelitian tersebut menemukan bahwa dalam penelitian yang paling akurat, sunat tidak memiliki efek negatif pada fungsi seksual, sensitivitas, rasa sakit, atau kesenangan selama hubungan intim.

Namun, penelitian di tahun 2012 menemukan bahwa tidak ada cukup bukti ilmiah dalam beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa sunat memengaruhi fungsi seksual. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa sunat tidak berdampak negatif jangka panjang pada fungsi seksual.

Sedangkan penelitian di tahun 2016 membandingkan sensitivitas penis dari puluhan pria yang disunat dengan pria yang tidak disunat. Penelitian ini menemukan adanya sedikit perbedaan antara sensitivitas penis pada pria yang tidak disunat dan yang disunat.

3. Penampilan Penis

Bagi penis yang tidak disunat, kulup akan menutupi kepala penis setiap kali penis dalam keadaan rileks. Kulup biasanya dapat ditarik kembali saat buang air kecil untuk mencegah percikan. Saat ereksi, kulup secara otomatis akan tertarik kembali dan memperlihatkan kepala penis.

Setelah disunat, pengangkatan kulup akan membuat kelenjar terlihat permanen. Hal ini dapat memperlancar buang air kecil dan mencegah penumpukan sel kulit dan minyak yang disebut smegma, yang memiliki konsistensi lembut, seperti keju, dan berbau tidak sedap.

Baca Juga: Manfaat Sunat Bagi Kesehatan, Bisa Turunkan Risiko Kanker

4. Rasa Sakit

Pria mungkin akan mendapatkan perasaan nikmat saat melakukan hubungan intim. Namun, wanita akan mendapatkan rasa sakit khususnya dengan pria yang disunat.

Ketebalan glans atau kelenjar pada penis pria yang disunat memberikan gesekan yang lebih besar pada wanita. Inilah yang menimbulkan rasa sakit saat berhubungan intim.

Untuk mengatasi rasa sakit, pria yang disunat disarankan menggunakan cairan pelumas yang terbuat dari bahan air. Kalau ingin yang lebih alami, pria disarankan merangsang wanita dengan lebih intens.

5. Memengaruhi Ukuran Penis

Pria tidak disunat memiliki kulup yang dapat membuat penis terlihat sedikit lebih besar saat rileks. Saat ereksi, kulup akan tertarik dan hampir hilang, sehingga tidak memengaruhi seberapa besar penis Anda saat ereksi.

Ukuran penis yang tidak disunat terutama didasarkan pada gen Anda. Ini menentukan fenotipe, atau ekspresi fisik penis.

Ukuran penis juga didasarkan pada aliran darah ke jaringan penis. Menghilangkan kulup tidak berdampak apa pun pada jaringan penis lainnya atau seberapa besar penis saat ereksi. Namun, ukurannya mungkin akan berkurang jika dalam keadaan rileks.

6. Kebersihan

Penis yang belum disunat memerlukan perhatian ekstra terhadap kebersihan. Jika tidak rajin membersihkan bagian bawah kulup, bakteri, sel kulit mati, dan minyak dapat menyebabkan penumpukan smegma.

Smegma dapat membuat penis berbau dan bahkan menyebabkan peradangan di kelenjar dan kulup. Kondisi ini sebabkan pria dewasa kesulitan menarik kembali kulup atau bahkan tidak mungkin dilakukan. Tentu ini akan mengganggu aktivitas seks Anda.

Berbeda halnya dengan penis yang disunat karena tidak memerlukan perhatian ekstra dalam kebersihan. Namun pastikan mencucinya secara teratur saat mandi.

Penting untuk diperhatikan, kulit penis yang disunat berisiko menjadi kering, lecet, atau teriritasi. Anda bisa mencegahnya dengan mengenakan pakaian dalam longgar dan menghindari celana ketat.

Baca Juga: 8 Risiko yang Mungkin Dialami Jika Penis Tidak Disunat

7. Pelumasan

Penis yang memiliki kulup memberikan pelumasan alami pada penis. Namun, tidak ada bukti konklusif bahwa sunat akan memerlukan pelumasan tambahan untuk mendapatkan kepuasan seksual yang sama dengan mereka yang tidak disunat.

Penis yang disunat mungkin terkadang membutuhkan pelumas tambahan saat pelumasan diperlukan, seperti saat melakukan hubungan seks anal. Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya perbedaan dalam kesehatan penis atau kepuasan seksual tanpa pelumasan alami yang diberikan oleh kulup.

8. Risiko Penyakit Menular Seksual

Terlepas dari kebersihan yang dilakukan, pria yang tidak sunat memiliki lingkungan penis yang tidak sehat.

Ruang di antara kulup dan kelenjar merupakan tempat yang cocok untuk berkumpul dan berkembang biak virus. Jika dibiarkan ini yang bisa menyebabkan penyakit menular seksual seperti sifilis, gonore, atau klamidia. Tentu ini kondisi ini akan mengganggu kehidupan seks baik bagi pria maupun wanita.

Pria yang disunat mungkin memiliki risiko lebih rendah tertular penyakit menular seksual seperti herpes genital. Mereka juga 50-60 persen lebih kecil kemungkinannya untuk tertular HIV dari pasangan wanitanya.

Itu dia pengaruh penis yang disunat atau tidak disunat pada kehidupan seks pria yang perlu Anda ketahui.

Namun, disunat atau tidak disunat tidak memberikan pengaruh yang cukup terhadap risiko pada sebagian besar kondisi untuk merekomendasikan prosedur ini secara umum. Itu tidak memengaruhi kesehatan seksual secara keseluruhan.

Perbedaan utamanya adalah jika belum disunat, penting mencuci bagian bawah kulup secara teratur untuk mengurangi risiko infeksi dan kondisi lainnya.

Mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko penyakit menular seksual, seperti menggunakan kondom saat berhubungan seks, adalah langkah penting, terlepas dari apakah Anda disunat. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Jewell, Tim. 2019. Circumcised vs. Uncircumcised: Pros and Cons to Consider. https://www.healthline.com/health/mens-health/circumcised-vs-uncircumcised (Diakses pada 1 November 2023)
  2. Myhre, James dan Dennis S. 2023. What to Know About Being Circumcised vs. Uncircumcised. https://www.verywellhealth.com/circumcised-vs-uncircumcised-7100837 (Diakses pada 1 November 2023)
  3. Sissons, Beth. 2023. What to know about circumcised and uncircumcised penises. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325713 (Diakses pada 1 November 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi