Terbit: 13 November 2023 | Diperbarui: 21 November 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Mandul adalah kondisi yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu kondisi yang bisa menyebabkan kemandulan adalah penyakit menular seksual. Lantas, apa saja penyakit kelamin yang bisa memengaruhi kesuburan? Simak penjelasan lengkapnya dalam ulasan berikut ini.

8 Jenis Penyakit Kelamin yang Bisa Menyebabkan Kemandulan

Penyakit Menular Seksual yang Menyebabkan Mandul

Secara umum semua penyakit di area kemaluan dan saluran reproduksi bisa memicu infertilitas alias kemandulan baik pada pria maupun wanita. Berikut beragam penyakit kelamin yang sebabkan kemandulan, di antaranya:

1. Klamidia

Klamidia adalah penyakit kelamin yang bisa berdampak pada pria dan wanita. Namun, efek pada wanita jauh lebih besar apabila penyakit tidak segera diatasi.

Saat mengalami klamidia, tuba falopi akan mengalami inflamasi. Hal inilah yang membuat sel telur akan susah bergerak sehingga kemungkinan terjadi pembuahan akan sulit terjadi.

2. Gonore

Orang yang menderita gonore berisiko mengalami komplikasi serius. Jika tidak mendapatkan pengobatan, penyakit ini dapat menyebabkan radang rahim dan menyebabkan kemandulan.

Wanita hamil juga dapat menularkan penyakit ini pada anaknya. Selain itu, infeksi pada wanita hamil juga dapat menyebabkan persalinan prematur serta kebutaan permanen pada bayi baru lahir.

Tidak hanya pada wanita, gonore juga bisa menyebabkan gangguan kesuburan pada pria, yaitu dengan menyebabkan gangguan pada testis dan saluran sperma.

3. Mycoplasma

Mycoplasma adalah bakteri yang menyebabkan radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID). Wanita dengan PID yang tidak menderita gonore atau klamidia mungkin menderita mycoplasma. Dibanding gonore,  mycoplasma lebih umum terjadi.

Infeksi mycoplasma juga dikaitkan dengan PID dan kemandulan pada wanita, meskipun tidak sesering klamidia atau gonore. Bahkan, bakteri ini juga dapat menyebabkan penurunan kesuburan pada pria.

4. Herpes

Herpes mungkin terlihat hanya dalam bentuk luka dan bisul pada area kemaluan saja. Namun, penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini juga memengaruhi kesuburan khususnya pada pria. Dari penelitian yang dilakukan ternyata ada hubungan antara virus herpes simplex dengan kualitas sperma.

Pria yang memiliki herpes di dalam tubuhnya akan memiliki sperma yang terkontaminasi virus. Hal ini menyebabkan sperma tidak berkualitas dan pembuahan jadi susah terjadi.

5. HIV

HIV juga bisa menyebabkan gangguan kesuburan, khususnya pada pria. Meski penyebab penurunan kesuburan tidak diketahui dengan jelas, kemungkinan besar masalah sperma muncul karena HIV. Virus yang ikut keluar dengan air mani dan sperma ini disinyalir bisa menyebabkan penurunan kesuburan pada pria.

Meski HIV bisa menyebabkan penurunan kesuburan, beberapa pria tetap bisa melakukan pembuahan. Hanya saja pembuahan pada pria yang positif HIV sangat berisiko.

Oleh karena itu, saat ini diciptakan beberapa jenis obat seperti PrEP yang bisa digunakan untuk mencegah penularan HIV pada pasangan.

6. HPV

Human papillomavirus (HPV) adalah infeksi menular seksual lain yang dapat mempersulit pria membuahi sel telur.

Pada wanita, jika muncul lesi dan meluas pada wanita, produksi lendir serviks mungkin terpengaruh. Kondisi ini akan membuat proses ovulasi menjadi sulit dan mengganggu terjadinya kehamilan.

Perlu diketahui, terdapat lebih dari 100 jenis HPV dengan 14 jenis diantaranya merupakan penyebab kanker.

7. Sifilis

Sifilis merupakan penyakit kelamin yang menular melalui hubungan seks vagina, anal, atau oral. Sifilis ditandai dengan munculnya luka seperti jerawat.

Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan masalah serius dan permanen (misalnya kerusakan otak, kebutaan, kemandulan, atau kelumpuhan). Sebagian besar penderita sifilis tidak menunjukkan gejala dan tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi.

Wanita dapat menularkan penyakit sifilis pada anaknya saat hamil atau melahirkan. Penyakit ini merupakan penyebab kelahiran mati dan dapat menyebabkan dampak buruk pada persalinan seperti kematian neonatal, cacat lahir, prematuritas, dan berat badan lahir rendah.

8. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah penyakit kelamin yang paling umum  dan dapat disembuhkan. Organisme Trichomonas vaginalis merupakan parasit yang hidup di saluran genital bagian bawah dan biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.

Baik pria maupun wanita bisa terkena trikomoniasis. Gejalanya bervariasi pada setiap penderitanya, namun banyak orang yang terinfeksi tidak menyadarinya sehingga berisiko menularkan infeksi tersebut.

Baca Juga: 10 Penyakit Menular Seksual (PMS): Gejalanya pada Pria dan Wanita

Mencegah Penularan Penyakit Menular Seksual

Menjaga kesehatan dari penyakit menular seksual berperan penting terhadap kondisi kesuburan seseorang. Beberapa hal yang bisa dilakukan agar terhindar dari infeksi menular seksual, di antaranya:

  • Melakukan seks yang aman. Dengan menggunakan pengaman seperti kondom saat berhubungan seks, kemungkinan terjadi penularan penyakit akan rendah. Beberapa penyakit seperti herpes atau HPV mungkin masih tetap bisa menular karena bisa hidup di luar saluran reproduksi.
  • Cek kesehatan secara rutin. Selalu melakukan pemeriksaan rutin terkait dengan kondisi tubuh setiap setahun sekali atau setahun dua kali. Dengan melakukan pemeriksaan ini Anda dan pasangan bisa tahu kondisi masing-masing.
  • Hindari seks oral tanpa kondom. Selama ini banyak orang menganggap kalau seks oral tidak akan menyebarkan penyakit seks. Faktanya, banyak penyakit seperti gonore yang menular melalui gaya seks ini. Untuk itu, gunakan kondom setiap melakukan seks oral.
  • Kenali tanda-tanda penyakit menular seksual. Begitu tanda penyakit kelamin muncul, segera lakukan pemeriksaan atau pengobatan.

Baca Juga: 8 Cara Mencegah Penyakit Menular Seksual, Mudah dan Ampuh

Cara Meningkatkan Kesuburan pada Pria dan Wanita

Terlepas apakah seseorang memiliki penyakit kelamin atau tidak, tingkat kesuburan pada pria dan wanita bisa mengalami penurunan.  Beberapa cara untuk meningkatkan kesuburan, di antaranya:

  • Mengonsumsi makanan tinggi antioksidan. Makanan dengan kandungan antioksidan yang tinggi dapat membantu sperma menjadi lebih sehat dan kualitasnya meningkat. Sementara pada wanita, sel telur juga lebih sehat saat terjadi ovulasi.
  • Hindari lemak trans. Setiap membuat makanan, sebaiknya gunakan lemak yang aman seperti minyak kelapa asli atau minyak zaitun.
  • Kurangi karbohidrat sederhana. Lebih baik konsumsi karbohidrat kompleks seperti ubi, singkong, atau nasi merah. Selanjutnya kurangi gula meja dan aneka pemanis lainnya.
  • Ganti protein hewani dengan protein nabati. Mengonsumsi makanan dengan kandungan protein nabati akan meningkatkan kesuburan khususnya pada wanita.
  • Lebih aktif secara fisik. Jika ingin aktif secara fisik, Anda tidak perlu olahraga terlalu intens. Cukup melakukan olahraga ringan asal rutin, misalnya jalan santai, yoga, atau bersepeda.
  • Kurangi kafein. Jika sering mengonsumsi minuman berkafein, cobalah untuk menguranginya secara perlahan. Perbanyaklah minum air putih.
  • Kendalikan stres. Kurangilah stres dan sesekali lakukan relaksasi. Stres yang berlebih juga dapat mengganggu kesuburan.
  • Berhenti merokok. Zat-zat beracun yang terdapat pada rokok dapat memengaruhi kesuburan baik pada pria dan wanita.

Pada akhirnya, apabila penyakit menular seksual muncul maka kemungkinan terjadinya masalah kesehatan akan besar; tidak hanya terkait gangguan kesuburan tetapi juga dapat membahayakan nyawa.

 

  1. Anonim. 2022. 6 Sexually Transmitted Diseases (STDs) that can make you infertile!. https://www.indiraivf.com/blog/6-sexually-transmitted-diseases-stds-that-can-make-you-infertile. (Diakses pada 6 November 2023)
  2. Boskey, Elizabeth. 2022. Can STIs Affect My Ability to Have Children?. https://www.verywellhealth.com/can-an-std-cause-infertility-3133182. (Diakses pada 6 November 2023)
  3. Drakeley, Andrew. 2017. 6 Common STIs That Can Cause Fertility Problems. https://www.thehewittfertilitycentre.org.uk/news-events/news/6-common-stis-that-can-cause-fertility-problems/. (Diakses pada 6 November 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi