Wanita pada dasarnya menghasilkan pelumas alami dari vagina saat seks, tetapi terkadang sulit keluar menggunakan pelumas tambahan. Sayangnya, terkadang menggunakan bahan pelumas seks yang berbahaya. Untuk itu, kenali pelumas yang berbahaya di bawah ini.
Bahan Pelumas untuk Seks yang Berbahaya
Walaupun vagina memiliki kemampuan menghasilkan cairan pelumas alami, ada kalanya cairan tidak bisa dihasilkan dengan maksimal sehingga vagina kering. Oleh karena itu, pasangan memiliki alternatif lain dengan menggunakan pelumas tambahan. Pelumas ini digunakan untuk membantu wanita melicinkan area dalam vaginanya agar penetrasi terasa nyaman.
Meski pelumas seks diperbolehkan, tetapi tidak disarankan menggunakan pelicin dari bahan yang berbahaya berikut ini:
1. Pelumas Berbahan Gliserin
Gliserin yang juga dikenal sebagai gliserol ini sering kali terdapat dalam pelumas berbahan dasar air, terutama yang dipasarkan sebagai pelumas penghangat atau rasa.
Gliserin adalah gula alkohol alami yang bening, tidak berbau, dan biasanya kental. Gliserin ditemukan di banyak produk termasuk pasta gigi, kondisioner rambut, dan banyak produk lainnya.
Meskipun gliserin banyak ditemukan pada pelumas, beberapa penelitian menunjukkan bahwa jika jumlah yang tinggi dapat merusak atau mengiritasi sel-sel di vagina dan rektum.
Data juga menunjukkan bahwa gliserin dapat meningkatkan penularan penyakit menular seksual dan mungkin terkait dengan bakterial vaginosis dan jamur.
2. Pelumas yang Mengandung Paraben dan Pengawet
Pengawet adalah zat yang biasa ditambahkan ke dalam makanan atau produk untuk mencegah atau menunda pembusukan. Paraben adalah bahan kimia buatan manusia yang biasanya digunakan sebagai pengawet pada makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetik.
Kedua bahan tersebut sering kali terdaftar sebagai bahan-bahan kimia, seperti methylparaben, ethylparaben, butylparaben, dan propylparaben.
Meskipun penggunaan paraben begitu luas, beberapa data menunjukkan bahwa bahan paraben dan pengawet dalam kosmetik dapat menimbulkan efek berbahaya.
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa bahan-bahan ini dapat mengganggu sinyal hormon, yaitu fungsi penting tubuh yang menargetkan sel-sel tertentu dan menyebabkan tindakan tertentu, termasuk siklus menstruasi.
Penggunaan paraben juga dapat berdampak negatif terhadap kesuburan dan dapat menyebabkan cacat lahir.
3. Pelumas yang Mengandung Wewangian Sintetis
Penambahan rasa atau wewangian mungkin menyegarkan, tetapi pastikan untuk memeriksa daftar bahan untuk mengetahui apa yang terkandung di dalam produk.
Wewangian sintetis sering kali disebut sebagai perfume, fragrance oil, atau parfum. Padahal terdapat banyak bahan kimia sintetis yang sebenarnya digunakan untuk menciptakan aroma atau rasa buatan.
Tidak hanya umum bagi orang yang sensitif terhadap beberapa wewangian buatan, namun penggunaannya dalam produk perawatan pribadi seperti pelumas dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, infeksi jamur, bacterial vaginosis, atau sensasi tidak nyaman lainnya.
Baca Juga: Vagina Kering: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan
4. Pelumas yang Memicu Terjadinya Alergi
Pelumas lain yang tidak boleh digunakan adalah pelumas yang membuat pria atau wanita alergi karena kemungkinan adanya kandungan silikon di dalamnya. Pelumas yang dijual di pasaran memiliki jenis yang berbeda-beda. Ada pelumas yang memberikan efek hangat dan dingin dan ada yang memiliki bahan lain yang kadang menimbulkan alergi.
Pelumas jenis itu mungkin aman digunakan dan memberikan tambahan kenikmatan pada beberapa orang. Namun, pada sebagian besar pasangan justru mengganggu aktivitas seksual yang mereka jalankan. Oleh karena itu sebisa mungkin untuk menggunakan pelumas yang aman seperti berbahan dasar air daripada yang berisiko.
Kalau pelumas yang dicoba di tangan menimbulkan rasa gatal, artinya Anda tidak bisa menggunakannya. Lebih baik menunggu dulu untuk membeli pelumas dengan bahan dasar air yang lebih aman dan nyaman saat digunakan.
5. Pelumas Berbahan Petrokimia seperti Propylene Glycol, Polyethylene Glycol, dan Petroleum
Sebagian besar pelumas dengan rasa atau sensasi hangat dibuat dengan petrokimia, yaitu zat kimia yang berasal dari minyak bumi, dan dapat ditemukan dalam produk seperti antibeku.
Ada kesalahpahaman tentang pelumas penghangat, yaitu merasa terbakar itu seksi, tapi seks yang baik tidak boleh membakar. Gairah yang sebenarnya menyebabkan pembengkakan dan pemanasan alami pada organ seksual, jadi tidak perlu menuangkan bahan kimia ke dalamnya untuk menimbulkan sensasi terbakar.
6. Pelumas Mengandung Benzocaine
Benzocaine adalah bahan bahan aktif yang dapat membuat Anda mati rasa di kulit dan dapat ditemukan dalam pelumas yang ditujukan untuk seks anal atau seks lainnya.
Namun, pelumas berbahan aktif tersebut berbahaya karena rasa sakit adalah respons tubuh terhadap bahan ini. Jika terus menggunakannya, kemungkinan dapat menyebabkan cedera, robekan mikro pada jaringan halus, dan masalah lainnya.
Baca Juga: 5 Jenis dan Manfaat Pelumas untuk Berhubungan Intim
Bahan Berbahaya Lain yang Kerap Digunakan untuk Pelumas Seks
Selain produk pelumas yang mengandung bahan berbahaya bagi organ intim, ada bahan atau produk lainnya yang sebenarnya tidak digunakan untuk seks. Akan tetapi bahan ini kerap digunakan sebagai pelicin saat berhubungan seks, antara lain:
1. Body Lotion untuk Perawatan Kulit
Bahan pelumas pertama yang tidak boleh digunakan oleh pasangan adalah body lotion. Lotion yang dijual di pasaran memang memberikan efek licin. Namun, bahan bakunya cukup berbahaya untuk organ internal dari vagina. Belum lagi kandungan pewangi dari sabun yang cukup berbahaya.
Lotion juga mudah kering dan menempel di kulit. Bila sulit dibersihkan setelah penggunaan, kemungkinan akan ada gangguan yang terjadi entah perubahan pH dari vagina atau adanya infeksi yang menyebabkan keputihan atau gangguan seksual lainnya.
Daripada menggunakan body lotion, ada baiknya pasangan untuk melakukan pemanasan yang jauh lebih intens. Dengan pemanasan yang lebih intens, cairan pelumas alami yang ada di dalam vagina bisa dikeluarkan dengan maksimal. Dengan begitu rasa sakit saat melakukan seks tidak akan terjadi.
2. Sabun Mandi Cair
Pelumas kedua yang mungkin sering digunakan oleh pasangan yang terlanjur tidak memiliki stok adalah sabun cairan atau sejenisnya. Sabun akan digunakan untuk melumuri penis sehingga agak berbusa dan licin. Selanjutnya pria melakukan penetrasi seperti biasanya untuk mendapatkan kepuasan.
Sabun memang membuat seks jadi lancar karena licin lebih lama. Namun, bahan dari sabun ada banyak dan efeknya berbeda-beda. Ada sabun yang memiliki efek dingin dan panas pada vagina. Selain itu, penetrasi yang dilakukan dengan intens ada kemungkinan membuat permukaan di dalam vagina menjadi rusak dan iritasi.
Kalau sabun cair atau sabun biasa sering digunakan bukan tidak mungkin flora normal yang ada di dalam vagina akan mengalami gangguan. Dampaknya, infeksi dari bakteri yang memicu masalah kewanitaan akan semakin mudah terjadi. Bukan tidak mungkin infeksi saluran kemih hingga bacterial vaginosis (BV) terjadi.
3. Minyak Kelapa atau Zaitun
Minyak kelapa mungkin juga sering digunakan sebagai pelumas alami oleh pasangan yang tidak memiliki pelumas berbahan dasar air. Minyak kelapa dipilih karena tahan lama dan tidak mengandung bahan yang berbahaya. Selain itu, minyak kelapa yang bening mudah didapatkan di pasaran.
Meski minyak kelapa dianggap aman, pasangan yang menggunakannya harus memahami beberapa hal. Pertama, minyak kelapa akan membuat kondom lateks jadi mudah rapuh, sehingga sangat rentan robek saat berhubungan seks.
Minyak kelapa juga susah dicuci dan bisa membuat pH dari vagina berubah. Kalau vagina berubah keasamannya, bakteri baik yang hidup di dalamnya bisa mati dengan cepat.
Selain minyak kelapa, minyak zaitun juga kerap digunakan untuk pelumas. Meski secara umum aman, efek yang ditimbulkan akan besar pada vagina. Apalagi kalau sampai minyak zaitun ini sulit sekali untuk dibersihkan. Kemungkinan besar akan memicu infeksi bakteri.
4. Saliva atau Air Liur
Pelumas darurat lain yang sering digunakan oleh pasangan adalah air liur. Air liur digunakan karena bisa memberikan efek licin dengan mudah. Namun, air ini justru berisiko sebabkan masalah yang cukup besar pada vagina dan penis. Air liur kadang mengandung bakteri dan penyakit lainnya.
Kalau air liur yang mengandung bakteri masuk ke vagina, kemungkinan terjadi infeksi cukup besar. Kalau pria melakukan penetrasi dengan intens, bakteri bisa masuk lebih ke dalam vagina sehingga infeksi jadi cepat terjadi.
Sedarurat apa pun saat akan melakukan seks, jangan sesekali menggunakan air liur sebagai pelumas baik itu milik pria atau wanita. Perpanjang waktu melakukan foreplay dengan pasangan. Kalau Anda bisa melakukannya, seks bisa berjalan dengan lebih lancar.
Demikianlah ulasan tentang pelumas yang umum digunakan untuk seks, tapi sebenarnya sangat berbahaya. Mulai sekarang hindari pelumas tersebut dan gunakan yang lebih aman. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!
- Anonim. 2023. 3 Lube Ingredients to Avoid in Your Personal Lubricant. https://natalist.com/blogs/learn/3-lube-ingredients-to-avoid-in-your-personal-lubricant (Diakses pada 16 November 2023)
- Barnes, Zahra. 2017. 6 Lube Ingredients You Might Not Want to Put in Your Vagina. https://www.self.com/story/6-lube-ingredients-to-avoid. (Diakses pada 29 September 2019).
- Hay, Mark. 2021. When Sex Lube Goes Bad: What’s Safe, What Works, and What to Avoid. https://www.mensjournal.com/health-fitness/when-sex-lube-goes-bad-whats-safe-what-works-and-what-to-avoid-w446463/. (Diakses pada 29 September 2019).
- Scaccia, Annamarya. 2018. Everything You Need to Know About Vaginal Lubricants. https://www.healthline.com/health/healthy-sex/vaginal-lubricants. (Diakses pada 29 September 2019).