Terbit: 5 December 2014
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Tidak hanya pada pria, wanita juga dapat mengalami disfungsi seksual yang mengganggu suatu hubungan. Lebih lanjut kenali gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya dalam ulasan di bawah ini.

Disfungsi Seksual pada Wanita: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Apa itu Disfungsi Seksual Wanita?

Disfungsi seksual pada wanita mengacu pada sekelompok kondisi yang menghambat wanita untuk melakukan atau menikmati hubungan seksual. Kondisi ini dapat memengaruhi setiap tahapan seks, mulai minat seks, gairah seks, nyeri vagina, hingga kemampuannya mencapai orgasme.

Disfungsi seksual sangat umum terjadi, termasuk pada wanita. Sebuah studi di tahun 2018 memperkirakan prevalensi di seluruh dunia sebesar 41% di kalangan wanita usia subur.

Gejala Disfungsi Seksual Wanita

Gejalanya bervariasi tergantung pada jenis disfungsi seksual yang dialami wanita, antara lain:

  • Hasrat seksual menurun. Disfungsi seksual pada wanita yang paling umum ini melibatkan kurangnya minat dan keinginan untuk melakukan hubungan intim.
  • Gangguan gairah seksual. Hasrat seks untuk berhubungan seks mungkin masih utuh, tetapi Anda mengalami kesulitan dalam gairah seks atau tidak mampu terangsang atau mempertahankan gairah seks selama aktivitas seksual.
  • Gangguan orgasme. Wanita mungkin mengalami kesulitan yang terus-menerus atau berulang kali dalam mencapai orgasme setelah gairah seksual yang cukup dan rangsangan yang berkelanjutan.
  • Gangguan nyeri seksual. Wanita mungkin merasakan nyeri yang terkait dengan rangsangan seksual atau kontak vagina.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami masalah seksual yang memengaruhi hubungan Anda atau membuat Anda dan pasangan merasa khawatir, sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis andrologi untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat untuk Anda.

Penyebab Disfungsi Seksual Wanita

Seperti disfungsi ereksi, gangguan seksual pada wanita sering kali terjadi karena ketidakseimbangan hormon, misalnya setelah melahirkan atau saat menopause. Penyakit serius, seperti kanker, diabetes, atau penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular), juga dapat menyebabkan disfungsi seksual.

Beberapa hal yang mengganggu ketidakpuasan atau disfungsi seksual, meliputi:

1. Fisik

Sejumlah masalah kesehatan, seperti kanker, gagal ginjal, multiple sclerosis, penyakit jantung, dan masalah kandung kemih, dapat menyebabkan disfungsi seksual.

Obat-obatan tertentu, termasuk beberapa antidepresan, obat tekanan darah, antihistamin, dan obat kemoterapi, yang dapat menurunkan libido dan kemampuan tubuh untuk mengalami orgasme.

2. Hormonal

Kadar hormon estrogen yang lebih rendah setelah mengalami menopause dapat menyebabkan perubahan pada jaringan genital dan respons seksual pada wanita.

Penurunan estrogen dapat menyebabkan mengurangi aliran darah ke daerah panggul, yang mengakibatkan berkurangnya sensasi genital, serta membutuhkan lebih banyak waktu untuk membangun gairah dan mencapai orgasme.

Kadar hormon tubuh juga berubah setelah melahirkan dan selama menyusui, yang menyebabkan kekeringan pada vagina dan memengaruhi keinginan untuk berhubungan seks.

3. Psikologis dan Sosial

Kecemasan atau depresi yang dibiarkan dapat menyebabkan memicu disfungsi seksual, begitu pula stres jangka panjang dan riwayat pelecehan seksual. Merasa khawatir terhadap kehamilan dan tuntutan menjadi ibu mungkin memiliki efek serupa.

Pertengkaran yang berkepanjangan dengan pasangan terkait tentang seks atau faktor lain juga mengurangi respons seksual Anda.

Baca Juga: 10 Hal yang Harus Wanita Lakukan setelah Berhubungan Intim

Faktor Risiko Disfungsi Seksual Wanita

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita mengalami disfungsi seksual, meliputi:

  • Depresi atau kecemasan.
  • Penyakit jantung dan pembuluh darah.
  • Obat-obatan seperti antidepresan atau obat tekanan darah tinggi.
  • Kondisi neurologis, seperti cedera tulang belakang atau multiple sclerosis.
  • Kondisi ginekologi, seperti atrofi vulvovaginal, lichen sclerosus, atau infeksi.
  • Stres emosional atau psikologis, terutama yang berhubungan dengan keintiman Anda dengan pasangan
  • Riwayat pelecehan seksual.

Diagnosis Disfungsi Seksual Wanita

Mengingat disfungsi seksual pada wanita bervariasi, dokter mungkin akan melakukan serangkaian tes untuk mengetahui penyebab gejalanya dan memastikan diagnosis.

Tes akan dimulai dengan beberapa pertanyaan tentang gejala yang dikeluhkan, kapan gejalanya muncul, dan apakah ada hal yang membuat gejalanya menjadi lebih baik atau lebih buruk.

Dokter mungkin perlu memberikan pertanyaan pribadi, seperti seberapa sering pasiennya berhubungan seks, dan penyesuaian yang mereka coba untuk membantu mengatasi gejalanya.

Selanjutnya, dokter mungkin akan merekomendasikan tes diagnostik, meliputi:

  • Pemeriksaan panggul.
  • Tes penyakit menular seksual.
  • Pencitraan medis.
  • Tes hormon.
  • Tes kesehatan mental.

Pengobatan Disfungsi Seksual pada Wanita

Perawatannya tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Dokter atau pakar kesehatan seksual dapat memulai dengan mencari tahu penyebabnya, seperti riwayat pelecehan, trauma seksual, atau pemotongan kelamin wanita (FGM) di masa lalu atau saat ini.

Jika hal tersebut menjadi pemicunya, dokter mungkin akan merujuk pasiennya untuk mendapatkan perawatan yang secara khusus mengatasi dampak mental dan fisik dari pengalaman tersebut.

Jika hal tersebut bukan faktor pemicunya, dokter mungkin menyarankan perawatan berikut:

1. Edukasi Seks

Terkadang seseorang memiliki kekeliruan tentang seks sehingga menghalanginya untuk menikmati seks sepenuhnya.

Sebagai contoh, orang mungkin percaya bahwa tujuan seks adalah untuk mencapai orgasme atau bahwa sebagian besar wanita seharusnya bisa mencapai orgasme hanya dengan penetrasi vagina. Kesalahpahaman atau mitos ini harus diluruskan dan mempelajari teknik seksual, akan sangat sangat membantu.

2. Perawatan Gangguan Mental

Seorang terapis dapat membantu seseorang untuk mengatasi dan meredakan stres, kecemasan, depresi, rendahnya harga diri, gangguan stres pasca-trauma, dan rasa malu atau bersalah yang terkait seks.

3. Konseling Hubungan

Jika masalah hubungan dapat memengaruhi kepercayaan, keinginan, atau ketertarikan pada pasangannya, mengunjungi konselor mungkin dapat membantu. Konselor dapat bertindak sebagai mediator, memungkinkan pasangan melakukan percakapan yang produktif dan menyelesaikan masalah.

4. Terapi hormon

Bagi wanita yang memiliki hormon estrogen rendah, gunakan estrogen topikal atau terapi penggantian hormon oral. Ini bisa membantu mengatasi masalah hasrat atau gairah, seperti kurangnya pelumasan.

5. Latihan Dasar Panggul

Jenis latihan dasar panggul lainnya, seperti senam Kegel, bertujuan untuk memperkuat dasar panggul akibat cedera atau kelemahan. Senam kegel merupakan latihan fisik yang berfungsi menguatkan otot dasar panggul.

6. Obat-obatan

Obat-obatan tertentu seperti flibanserin dan bremelanotide, yang disebut ‘viagra wanita,’ bertujuan untuk meningkatkan hasrat seksual. Mengubah atau menghentikan obat yang sudah diminum seseorang yang mungkin dapat mempengaruhi fungsi seksualnya adalah pilihan lain. Konsumsi obat-obatan harus berdasarkan persetujuan dan pengawasan dokter.

7. Pembedahan

Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki masalah struktural di sekitar vulva atau di bagian dalam vagina. Hal ini mungkin termasuk komplikasi saat melahirkan, pemotongan kelamin wanita, atau prolaps organ. Terkadang pembedahan untuk mengetahui perbedaan struktural yang muncul sejak lahir.

Baca Juga: 11 Cara Efektif Meningkatkan Gairah Seksual untuk Wanita Menopause

Pencegahan Disfungsi Seksual pada Wanita

Kita tidak selalu bisa mencegah disfungsi seksual, namun ada cara untuk mengurangi kemungkinannya.

Terdapat tinjauan sistematis di tahun 2018 yang mengidentifikasi faktor-faktor dalam pencegahan terhadap disfungsi seksual wanita. Faktor-faktor yang mungkin dapat dilakukan, baik sendiri atau bersama pasangan, meliputi:

  • Mendapatkan edukasi seks yang memadai.
  • Berkomunikasi dengan jelas dan efektif tentang seks.
  • Menunjukkan kasih sayang sehari-hari pada pasangan.
  • Menggunakan alat kontrasepsi.
  • Memiliki citra tubuh yang positif.
  • Berolahraga.

Demikian ulasan lengkap tentang disfungsi seksual pada wanita yang perlu diketahui, apalagi Anda aktif secara seksual dan mungkin memiliki gejala yang telah disebutkan di atas. Oleh sebab itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar tidak mengganggu hubungan Anda. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. 2022. Female sexual dysfunction. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/female-sexual-dysfunction/symptoms-causes/syc-20372549 (Diakses pada 28 November 2023)
  2. Villines, Zawn. 2022. Types of sexual dysfunction in women. https://www.medicalnewstoday.com/articles/sexual-dysfunction-in-women (Diakses pada 28 November 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi