Kehamilan mungkin membuat kehidupan seks menjadi berbeda. Anda dan pasangan tidak jarang menjadi ragu dan takut berhubungan seksual akan memengaruhi kehamilan. Salah satu keraguan yang sering dialami adalah mengeluarkan sperma dalam vagina. Simak faktanya berikut ini!
Apakah Boleh Mengeluarkan Sperma di Dalam Saat Hamil?
Banyak orang yang khawatir sperma yang dikeluarkan selama melakukan hubungan seksual bisa mempengaruhi pertumbuhan janin. Menurut survei, sebanyak 80 persen pria disebut khawatir akan menyakiti janin saat berhubungan seksual dengan istrinya.
Apabila Anda merasakan hal ini, maka tarik napas dan buang jauh kecemasan itu. Semen dan sperma yang masuk ke dalam vagina selama berhubungan seksual tidak akan menyakiti janin. Pada kebanyakan kasus, cairan yang keluar saat ejakulasi akan keluar dari tubuh wanita melalui vagina.
Dalam kandungan, janin dilindungi oleh plasenta, air ketuban, dan lendir yang menutup mulut rahim. Semua ini merupakan sistem perlindungan yang mampu melindungi janin dari berbagai material yang mencoba masuk ke dalam rahim.
Sistem perlindungan janin ini juga akan menghalangi sperma serta kontak dengan penis saat penetrasi. Dengan demikian, Anda tidak perlu cemas dalam berhubungan seksual pada saat hamil.
Jadi, selama Anda memiliki hubungan seksual monogami dengan partner yang tidak memiliki penyakit menular seksual, maka mengeluarkan sperma di dalam selama hamil tetap boleh dilakukan.
Selain itu, Anda juga bisa merasa lega jika ingin melakukan hubungan seksual tanpa pengaman saat hamil. Pasalnya, sangat kecil kemungkinan seorang wanita hamil untuk hamil lagi.
Memang, ada kasus di mana wanita diketahui memiliki kehamilan lain saat satu kehamilan sedang berjalan. Namun, hanya ada kurang dari 10 kasus yang dilaporkan. Oleh sebab itu, Anda tetap bisa tenang dan menikmati berhubungan seksual tanpa pengaman.
Meski tergolong aman dan boleh dilakukan, tetapi Anda perlu hati-hati jika ingin berhubungan intim saat usia awal kehamilan atau ada kondisi tertentu pada kehamilan. Sperma yang masuk ke dalam vagina bisa memicu kontraksi akibat kandungan zat prostaglandin. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur.
Apabila memiliki kehamilan dengan kondisi tertentu, Anda disarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan melakukan hubungan seksual.
Baca Juga: Cara Berhubungan Intim agar Tidak Hamil, Aman dan Anti Panik
Tips Berhubungan Seksual Saat Hamil
Berhubungan seksual saat hamil dapat meningkatkan kedekatan dengan pasangan. Selain itu, melakukan hubungan intim saat hamil juga mampu membuat tubuh lebih nyaman dan tidur menjadi lebih lelap.
Berhubungan intim saat hamil mungkin akan terasa berbeda daripada sebelumnya. Hal paling penting yang perlu diingat adalah Anda perlu melakukannya dengan posisi yang tidak membahayakan janin. Hindari posisi yang memberikan tekanan pada area perut.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan eksperimen dengan berbagai posisi baru yang bisa membuat Anda dan pasangan menjadi lebih nyaman.
Apabila diperlukan, Anda bisa menggunakan tambahan pelumas berbahan dasar air. Penggunaan pelumas bisa membuat Anda merasa lebih nyaman dan hubungan seksual tidak terasa sakit.
Munculnya bercak darah dari vagina setelah berhubungan seksual sebenarnya adalah hal yang normal. Namun, jika Anda mengalami pendarahan hebat pada vagina, mengalami rasa sakit yang tidak kunjung hilang, atau pecah ketuban, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
Jangan lupakan komunikasi jika ingin melakukan hubungan seksual saat hamil. Anda bisa memberitahu pasangan bagian mana yang membuat tidak nyaman atau terasa sakit. Anda juga bisa berbagi perasaan tentang seks selama hamil. Melalui cara ini, Anda dan pasangan bisa memahami satu sama lain.
Menjaga keintiman saat kehamilan tidak harus dengan penetrasi. Bila memang dokter tidak mengizinkan hubungan seks saat hamil, Anda bisa mencoba berbagai aktivitas yang tidak melihatkan penetrasi, seperti berciuman.
Secara umum, mengeluarkan sperma di dalam saat hamil boleh dilakukan dan tidak akan memengaruhi kehamilan. Pada kasus tertentu, dokter tidak memperbolehkan aktivitas ini karena dikhawatirkan bisa memicu keguguran atau kelahiran prematur. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan konsultasi dengan dokter terkait seks selama hamil.
- Crider, Catherine. 2020. What Happens to Sperm in a Pregnant Woman? https://www.healthline.com/health/pregnancy/what-happens-to-sperm-in-a-pregnant-woman. (Diakses pada 3 Agustus 2023).
- Mayo Clinic Staff. 2022. Sex during pregnancy: What’s OK, what’s not. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/sex-during-pregnancy/art-20045318. (Diakses pada 3 Agustus 2023).
- Robb, Jennifer. 2021. Sex During Pregnancy: Your Questions Answered. https://www.babycenter.com/pregnancy/relationships/sex-during-pregnancy-overview_390. (Diakses pada 3 Agustus 2023).