Terbit: 11 April 2023 | Diperbarui: 9 August 2023
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Cherry angioma atau tahi lalat merah adalah salah satu kelainan pada kulit. Kondisi ini tergolong sebagai tumor jinak. Simak selengkapnya mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya di bawah ini.

Cherry Angioma: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan

Apa itu Cherry Angioma?

Cherry angioma adalah pertumbuhan kulit yang bentuknya menyerupai tahi lalat. Sesuai dengan namanya “cherry” yang berwarna merah, tahi lalat ini juga umumnya berwarna merah terang.

Kondisi ini sangat jarang ditemui pada anak-anak. Namun, kasusnya sering terjadi pada orang dewasa yang berusia di atas 30 tahun. Seiring bertambahnya usia, risiko kelainan kulit ini juga ikut meningkat.

Gejala Cherry Angioma pada Kulit

Beberapa karakteristik yang bisa diamati dari kemunculan tahi lalat merah ini, antara lain:

  • Meski umumnya berwarna merah terang, tetapi dapat pula berwarna kebiruan atau keunguan.
  • Saat tahi lalat ditekan, perubahan warna umumnya akan menjadi putih atau pucat.
  • Berbentuk bulat seperti lingkaran atau oval.
  • Ukuran bervariasi, tetapi kebanyakan tumbuh dengan diameter beberapa milimeter (mm).
  • Pertumbuhan bisa di bagian tubuh mana saja, tetapi paling sering di dada, perut, dan punggung.
  • Kondisi ini umumnya muncul secara berkelompok.

Penyebab Cherry Angioma

Hingga kini penyebab pasti keadaan ini belum diketahui dengan pasti. Meski begitu, beberapa ahli menduga bahwa kondisi ini cenderung bersifat genetik.

Selain itu, faktor usia ternyata juga berkontribusi besar terhadap munculnya kondisi ini. Pada beberapa kasus, seseorang yang berusia di atas 40 tahun berisiko lebih tinggi untuk mengalaminya.

Di sisi lain, beberapa penelitian menunjukkan paparan bromida dapat menjadi penyebab cherry angioma. Bromida adalah unsur kimia dalam banyak barang sehari-hari, termasuk bahan kue, obat resep, dan plastik. Meski begitu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan klaim ini.

Selain dikaitkan dengan paparan bahan kimia, sering kali kondisi ini juga dikaitkan dengan kehamilan, kondisi medis tertentu, dan iklim.

Baca JugaSering Dianggap Sama, Kenali Perbedaan Tumor Ganas dan Jinak

Diagnosis Cherry Angioma

Meski umumnya tidak membahayakan, Anda dapat memeriksakan kondisi ke dokter jika terjadi pertumbuhan di kulit yang abnormal.

Dokter akan mendiagnosis kondisi ini dengan melakukan pemeriksaan visual secara langsung pada kulit Anda. Jadi, tidak diperlukan tes khusus untuk membantu diagnosis.

Perawatan Cherry Angioma

Secara umum, kondisi ini tidak berbahaya. Oleh karena itu, tindakan untuk menanganinya tidak diperlukan.

Hanya saja, jika angioma mengganggu dari segi kecantikan, dokter dapat memberikan sejumlah rekomendasi perawatan untuk dilakukan, di antaranya:

1. Eksisi

Metode ini melibatkan pemotongan lesi dari kulit. Sebelum memulai prosedur, dokter biasanya akan memberikan anestesi lokal terlebih dahulu untuk meminimalkan rasa sakit.

Setelah prosedur, Anda mungkin merasakan nyeri dan ketidaknyamanan. Tak hanya itu, prosedur ini juga dapat menyebabkan jaringan parut.

2. Elektrodesikasi

Elektrodesikasi adalah metode yang juga dikenal sebagai elektrokauter. Tindakan ini melibatkan pembakaran pertumbuhan kulit.

Metode ini umumnya digunakan untuk mengatasi tumor jinak, kanker kulit yang serius, dan prakanker.

Dokter akan memulai prosedur dengan menyuntikkan anestesi lokal. Kemudian, dokter akan akan menggunakan jarum listrik untuk menghancurkan pembuluh darah dan mengikis angioma. Setelah itu, luka dari tindakan akan dibalut menggunakan kasa steril.

Sebagai efek sampingnya, elektrodesikasi biasanya meninggalkan bekas luka kecil berwarna putih.

Baca JugaSistem Peredaran Darah Manusia: Pengertian, Fungsi, Penyakit

3. Cryosurgery

Perawatan lain yang bisa digunakan untuk mengobati pertumbuhan kulit akibat cherry angioma adalah cryosurgery.

Metode dilakukan dengan membekukan jaringan. Dokter akan menyemprotkan nitrogen cair pada area tersebut untuk membekukannya.

Teknik ini membuat angioma melepuh. Dalam beberapa kasus, angioma mungkin menjadi keropeng sebelum diangkat.

Dibandingkan dengan perawatan lain, cryosurgery mungkin kurang efektif daripada metode yang lain.

4. Laser

Metode ini dapat membantu menghilangkan pertumbuhan di kulit yang mengganggu penampilan.

Laser bekerja dengan mengirim sinar kuat yang menembus ke lapisan kulit luar, bahkan sampai ke lapisan kulit dalam.

Setelah perawatan, angioma akan berubah warna menjadi abu-abu, warna lain yang lebih gelap, atau menghilang. Bekas perawatan akan memudar dalam waktu 2 sampai 4 minggu ke depan.

Biasanya hasil dari tindakan bisa dirasakan setelah dua kali perawatan. Namun, hal ini bergantung pada warna kulit seseorang. Bisa saja, satu kali melakukan laser mampu menghilangkan angioma yang berukuran kecil.

Agar mendapatkan hasil yang terbaik, hindari paparan sinar matahari selama 4 minggu setelah perawatan laser.

Cherry angioma umumnya merupakan kondisi yang tidak berbahaya. Namun, bila Anda merasa gatal di sekitar area kulit yang terdampak, hindari menggaruknya untuk mengurangi risiko iritasi dan terluka.

 

  1. Anonim. 2022. Cherry Angioma. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22786-cherry-angioma. (Diakses pada 22 Februari 2023).
  2. Delgado, Amanda. 2018. How to Get Rid of Cherry Angiomas. https://www.healthline.com/health/cherry-angioma. (Diakses pada 22 Februari 2023).
  3. Metha, Foram. 2018. Should I Worry About a Cherry Angioma? https://www.medicalnewstoday.com/articles/312594. (Diakses pada 22 Februari 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi