Terbit: 14 December 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Pada beberapa kondisi, seseorang bisa makan dengan tergesa-gesa. Meski hal ini terlihat tidak berbahaya, nyatanya jika Anda tidak mengunyah makanan dengan baik sebelum menelannya, ada sejumlah bahaya yang bisa terjadi. Apa saja efeknya bagi kesehatan? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Punya Kebiasaan Makan dengan Cepat? Ini Risiko yang Bisa Terjadi

Risiko Makan Terlalu Cepat bagi Kesehatan

Sibuk dengan aktivitas sehari-hari membuat sebagian orang menjadi terburu-buru melakukan segala sesuatu, termasuk aktivitas makan.

Padahal, kebiasaan ini justru akan mendatangkan sejumlah bahaya. Saat Anda menghabiskan makanan dengan cepat, ada berbagai risiko kesehatan yang bisa muncul, di antaranya:

1. Tersedak

Makan dengan cepat akan membuat makanan yang masih dalam kondisi kasar dipaksa masuk ke dalam saluran pencernaan. Kondisi ini memperberat kinerja pencernaan, khususnya bagian kerongkongan.

Pada banyak kasus, makanan yang masih kasar akhirnya tersangkut di kerongkongan dan memicu Anda tersedak. Tak hanya sensasi tidak nyaman pada leher atau dada, sesak napas juga bisa dirasakan.

2. Dysphagia

Kondisi ini terjadi ketika Anda kesulitan untuk menelan. Orang dengan dysphagia akan sulit menelan makanan padat, cair, bahkan air liurnya sendiri.

Salah satu faktor risiko yang disebut-sebut dapat meningkatkan kondisi ini adalah makan terlalu cepat.

Selain itu, kebiasaan makan buruk lainnya seperti makan dalam gigitan besar, makan sambil tiduran, atau kurang minum, juga turut memperbesar risiko Anda mengalami masalah kesehatan ini.

 Baca Juga6 Tips Makan Nasi Padang Tanpa Khawatir Kolesterol Tinggi

3. Asam Lambung Naik

Risiko makan cepat lainnya adalah bisa memengaruhi asam lambung Anda. Menurut penelitian, makan dalam waktu singkat bisa meningkatkan risiko refluks asam setelahnya.

Para peneliti juga mengemukakan bahwa mereka yang konsumsi makanannya lebih cepat lebih berisiko menderita penyakit gastroesophageal reflux (GERD).

Namun, menurut penelitian dalam Turkish Journal of Gastroenterology, pengaruh makan terlalu cepat terhadap serangan refluks asam pada pasien dengan GERD tidak begitu signifikan.

4. Kerja Sistem Pencernaan Melambat

Masalah pencernaan lain juga bisa muncul sebagai bahaya dari makan yang terlalu cepat. Ya, kebiasaan ini bisa menyebabkan kerja sistem pencernaan melambat.

Makanan yang belum dikunyah dengan sempurna mengakibatkan sistem pencernaan bekerja ekstra untuk mencernanya. Akibatnya, kerja sistem pencernaan menjadi lebih lambat.

5. Obesitas

Otak butuh waktu untuk mengirimkan sinyal kenyang pada tubuh. Jika terlalu cepat makan, Anda akan terus menambah porsi karena merasa belum kenyang. Pada akhirnya, porsi makan Anda berlebih.

Kondisi tersebut tentu saja akan meningkatkan berat badan. Bila terlalu sering, bukan tidak mungkin obesitas bisa terjadi.

Berkaitan dengan hal itu, penelitian tahun 2013 di Jepang menemukan bahwa makan lebih pelan berhubungan dengan menurunnya risiko obesitas.

6. Penyakit Jantung

Punya kebiasaan makan dengan cepat juga akan membahayakan kesehatan jantung. Hal ini telah diungkapkan oleh penelitian tahun 2017 yang dilakukan dr. Takayuki Yamaji, seorang ahli jantung di Hiroshima University, Jepang.

Penelitian tersebut menemukan bahwa partisipan yang mengonsumsi makanan dengan cepat lebih rentan terkena sindrom metabolik. Kondisi ini bisa berujung pada penyakit jantung dan stroke.

 Baca JugaMengapa Tidak Sarapan dan Makan Telat Berbahaya bagi Jantung?

7. Diabetes

Tak hanya penyakit jantung, penelitian yang dilakukan oleh dr. Takayuki Yamaji menemukan bahwa terlalu cepat makan bisa menyebabkan fluktuasi gula sehingga menyebabkan resistensi insulin.

Meski tidak menyebabkan diabetes tipe 2 secara langsung, kebiasaan makan cepat dapat meningkatkan risiko terkena penyakit gula ini.

Kini Anda sudah mengetahui bahaya dari kebiasaan makan terlalu cepat. Jika ingin mengurangi faktor risiko masalah kesehatan tersebut, mulailah untuk mengubah cara makan Anda menjadi lebih baik.

Idealnya, seseorang sebaiknya makan selama 20-30 menit. Ini adalah waktu yang cukup bagi otak untuk memproses apa yang Anda makan.

Tak hanya itu, lamanya waktu Anda mengunyah juga sebaiknya diperhatikan. Para ahli menganjurkan untuk mengunyah makanan setidaknya sebanyak 15-30 kali. Namun, hal ini bergantung pada makanan yang Anda makan.

 

  1. Anonim. 2003. Eating Food Too Fast Speeds Heartburn. https://www.webmd.com/heartburn-gerd/news/20030523/eating-food-too-fast-speeds-heartburn. (Diakses pada 13 Desember 2022).
  2. Anonim. 2018. Are You a Fast Eater? Slow Down to Eat (and Weigh) Less. https://health.clevelandclinic.org/are-you-a-fast-eater-slow-down-to-eat-and-weigh-less/. (Diakses pada 13 Desember 2022).
  3. Palsdottir, Hrefna. 2019. Does Eating Fast Make You Gain More Weight? https://www.healthline.com/nutrition/eating-fast-causes-weight-gain. (Diakses pada 13 Desember 2022).
  4. Hurst, Yumi & Fukuda Haruhisa. 2018. Effects of Changes in Eating Speed on Obesity in Patients with Diabetes: A Secondary Analysis of Longitudinal Health Check-Up Data. http://bmjopen.bmj.com/content/8/1/e019589. (Diakses pada 13 Desember 2022).
  5. Palsdottir, Hrefna. 2019. Does Eating Fast Make You Gain More Weight? https://www.healthline.com/nutrition/eating-fast-causes-weight-gain. (Diakses pada 13 Desember 2022).
  6. Sandoiu, Ana. 2017. Eating Too Fast May Lead to Weight Gain, Heart Disease. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320056. (Diakses pada 13 Desember 2022).
  7. Valitova, Elen R., dkk. 2013. The Effect of the Speed of Eating on Acid Reflux and Symptoms of Patients With Gastroesophageal Reflux Disease. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24557959/. (Diakses pada 13 Desember 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi