Makanan yang umumnya tersaji saat Hari Raya Iduadha adalah makanan yang bahan dasarnya adalah daging, bisa daging sapi atau kambing. Sayangnya, banyak yang tidak memperhatikan cara mengonsumsi daging kurban yang baik. Lantas, apa saja kebiasaan santap daging yang sebaiknya tidak Anda lakukan?
Kebiasaan yang Sebaiknya Tidak Dilakukan saat Makan Daging
Selama lebaran Iduladha, seseorang akan cenderung lebih banyak mengonsumsi daging merah, baik daging sapi maupun daging kambing.
Tanpa disadari, kebiasaan ini akan membentuk pola makan yang kurang sehat. Pasalnya, asupan zat gizi menjadi tidak seimbang sehingga kondisi kesehatan tubuh bisa terganggu.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui apa saja kebiasaan-kebiasan makan yang sebaiknya tidak boleh dilakukan saat Iduladha, di antaranya:
1. Langsung Mengolah Daging dalam Jumlah Banyak
Ketersediaan daging yang lebih banyak dari hari biasa, cenderung membuat Anda ingin segera mengolah seluruh daging menjadi berbagai sajian. Tentu, hal ini adalah sesuatu yang sebaiknya dihindari.
Pasalnya, mengolah daging dalam jumlah banyak akan membuat Anda cenderung makan lebih banyak.
Apalagi jika Anda mengolah daging dengan metode masak yang bervariasi, misalnya dengan menggoreng, memanggang, atau menjadikan makanan berkuah seperti santan. Bisa Anda bayangkan jumlah kalori yang masuk ke tubuh?
Cara mengonsumsi daging kurban yang baik salah satunya dengan membatasi jumlah daging yang diolah dalam satu hari.
Jika memang ada cukup banyak jumlah daging, Anda bisa menyimpan daging sisa tersebut dalam freezer untuk diolah di lain waktu.
Baca Juga: Berapa Banyak Porsi Makan Daging per Hari yang Dianjurkan?
2. Tidak Menghilangkan Bagian Berlemak pada Daging
Selain memperhatikan cara mengonsumsi daging yang baik, Anda juga sebaiknya memperhatikan cara mengolahnya.
Salah satu kesalahan saat mengolahnya adalah tidak menghilangkan bagian berlemak pada daging. Apalagi pengolahan ini dibarengi dengan situasi yang membuat Anda cenderung makan daging lebih banyak.
Konsumsi daging berlemak dalam jumlah banyak akan membuat Anda menambah asupan lemak yang tinggi. Hal ini akan meningkatkan kolesterol jahat dalam tubuh.
Tingginya kadar kolesterol dalam tubuh dapat menyebabkan timbunan lemak di pembuluh darah. Kondisi ini akan menyebabkan aliran darah terhambat.
Pada gilirannya, endapan dalam pembuluh darah dapat pecah tiba-tiba dan membentuk gumpalan yang menjadi penyebab serangan jantung dan stroke.
Oleh karena itu, pastikan untuk menghilangkan bagian berlemak yang terlihat pada daging (berupa garis atau serat putih) dan bagian gajih. Anda bisa memotong atau mengiris bagian tersebut.
3. Memilih Metode Memasak yang Tinggi Lemak
Mengolah daging sajian masakan yang bervariasi memang boleh-boleh saja. Akan tetapi, jika daging diolah dengan metode masak yang tinggi lemak, sebaiknya Anda perlu membatasi konsumsinya.
Beberapa contoh metode tersebut yakni menambahkan santan atau menggoreng dengan tepung.
Daging telah memiliki banyak kandungan lemak alami. Jika metode masak yang Anda pilih termasuk metode yang tinggi lemak, maka kandungan lemak dalam sajian daging tentu akan semakin meningkat.
Daging yang diolah dengan cara digoreng akan meningkatkan kadar lemak dalam makanan. Tambahan lemak ini berasal dari minyak goreng yang Anda gunakan.
Alternatifnya, Anda bisa memilih metode masak dengan merebus, kuah bening, panggang, atau bakar.
Namun, metode membakar daging juga ternyata bisa berbahaya. Cara ini akan menambah zat karsinogenik pemicu kanker.
4. Kalap Makan Daging Dalam Satu Hari
Momen Iduladha bagi beberapa orang adalah waktu di mana bisa mengonsumsi daging dalam jumlah banyak. Padahal, konsumsi daging kurban yang baik mencangkup porsi yang Anda makan.
Menurut Subdit Pengelolaan Konsumsi Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, kambing dan sapi (per 100 gram) mengandung sebanyak 0,0 gram karbohidrat, protein 24,9 gram, 268,9 kalori, dan lemak 18,0 gram.
Meskipun protein baik untuk kesehatan, Anda tetap harus memperhatikan porsinya. Anjuran untuk konsumsi protein yang berasal dari hewani sebaiknya bervariasi, misalnya saja telur, ikan, dan ayam.
Sementara itu, kebutuhan protein bagi orang dewasa menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013 rata-rata 65 gram per harinya. Daging dapat Anda konsumsi sebanyak 2-3 kali dalam seminggu.
Kelebihan konsumsi daging sapi dan kambing akan berdampak langsung pada tubuh, misalnya rasa mual dan pusing.
Tak hanya itu, konsumsi daging berlebihan yang dilakukan terus-menerus bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi, asam urat, dan kolesterol tinggi. Risiko kegemukan alias obesitas pun dapat meningkat.
Baca Juga: 12 Manfaat Daging Domba untuk Kesehatan dan Efek Samping
5. Tidak Dibarengi dengan Makanan Tinggi Serat
Sebagian besar sajian makanan khas Iduladha cenderung kurang mengandung serat—meskipun melalui metode masak rendah lemak.
Kondisi tersebut akan menyebabkan tubuh hanya mengonsumsi makanan berprotein hewani dan seakan melupakan serat. Padahal, serat penting untuk mengurangi lemak dan kolesterol dalam tubuh.
Jadi, selalu sajikan daging dengan makanan pendamping seperti sayur dan buah, misalnya kacang-kacangan atau umbi-umbian tinggi serat.
Nah, itulah beberapa kesalahan yang biasa terjadi ketika mengonsumsi daging pada Hari Raya Iduladha. Agar efek sampingnya tidak terjadi, perhatikan cara mengonsumsi daging kurban yang baik. Tak lupa, pilihlah metode memasak yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat.
- Anonim. 2021. High Cholesterol. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-cholesterol/symptoms-causes/syc-20350800. (Diakses pada 6 Juli 2022).
- Rokom. 2017. Cara Sehat Mengonsumsi Daging Kurban. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20170831/5122702/cara-sehat-mengonsumsi-daging-kurban/. (Diakses pada 6 Juli 2022).