Terbit: 7 October 2021
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Venustraphobia adalah fobia yang muncul ketika seorang berhadapan dengan wanita cantik yang dikagumi. Kondisi ini menyebabkan kepanikan dan jantung berdetak cepat. Ketahui lebih lanjut tentang penyebab, diagnosis, dan penanganannya.

Venustraphobia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Perawatan

Apa itu Venustraphobia?

Istilah venustraphobia berasal dari kata Venus (dewi cinta, kecantikan, dan kesuburan) dari bahasa Romawi dan phobia yang artinya takut.

Seseorang yang menderita venustraphobia merasa takut saat berhadapan dengan wanita yang menurutnya cantik atau menarik. Bahkan kehadiran wanita cantik tersebut tanpa adanya interaksi langsung sudah dapat membuat penderita merasa takut dan cemas.

Fobia ini tidak selalu memiliki ketertarikan emosional atau seksual pada wanita cantik yang bersangkutan. Venustraphobia lebih umum ditemukan di kalangan pria heteroseksual, namun ada juga kasus-kasus tertentu di mana wanita homoseksual dan heteroseksual juga mengidapnya. Kondisi ini juga bisa terjadi pada anak-anak.

Gejala Venustraphobia

Gejala dari venustraphobia secara umum sama dengan gejala fobia pada umumnya. Rasa takut yang berlebihan dibarengi dengan munculnya kecemasan hebat dan rasa tidak nyaman. Selain itu, gejala yang muncul antara lain adalah:

  • Takikardia (detak jantung sangat cepat).
  • Bergidik.
  • Kaki gemetaran.
  • Keringat dingin.
  • Bicara terbata-bata.
  • Pikiran irasional tentang berbagai bahaya yang mungkin terjadi jika berdekatan dengan wanita yang menurut penderita sangat menarik.
  • Dalam kasus yang lebih serius, penderita juga menunjukkan gejala pusing hebat, mual, hingga muntah.

Baca Juga: Scopophobia: Gejala, Penyebab, hingga Penanganan

Penyebab Venustraphobia

Penyebab pasti dari fobia ini masih belum jelas, namun dipercaya sebagai akibat dari pengalaman traumatis di masa lalu.

Pengalaman tersebut bisa karena putus cinta dengan pasangan secara tidak baik-baik atau hidup bersama ibu yang melakukan kekerasan dan acuh tak acuh. Dalam kasus ini, kehadiran wanita cantik mengingatkan penderita venustraphobia akan rasa sakit, rasa tidak nyaman, dan penderitaan.

Sementara dalam kasus pria dan wanita heteroseksual, fobia ini sangat umum terjadi pada pribadi yang pemalu, merasa inferior, dan tidak percaya diri.

Fobia ini menganggap interaksi dengan wanita cantik adalah sesuatu yang memalukan karena takut akan dihina. Khususnya di kalangan wanita heteroseksual, venustraphobia adalah akibat dari rasa iri atau persaingan untuk menjadi lebih cantik.

Faktor Risiko Venustraphobia

Ada banyak hal yang bisa memicu munculnya fobia ini, antara lain:

  • Keturunan.
  • Tingkat stres berlebih.
  • Depresi.
  • Pengalaman buruk berkaitan dengan wanita cantik.

Diagnosis Venustraphobia

Diagnosis dapat diberikan melalui wawancara mendalam dengan si penderita tentang rasa takut yang ia rasakan setiap kali berhadapan dengan wanita yang menurutnya cantik atau menarik.

Petugas medis profesional juga akan mendalami gejalanya terutama bila rasa takut tersebut membuat penderita kehilangan fungsi hidup dan peran sosial secara signifikan.

Baca Juga: Philemaphobia, Fobia yang Membuat Seseorang Takut Berciuman

Perawatan Venustraphobia

Perawatan yang bisa diberikan untuk mengatasi fobia ini antara lain:

1. Exposure Therapy

Perawatan terbaik untuk kondisi ini adalah secara progresif menghadapi stimulus ketakutan. Penderita diminta menuliskan daftar situasi yang membuatnya tidak nyaman, mulai dari yang paling ringan hingga paling berat, lalu secara bertahap memandunya untuk menghadapi setiap situasi tersebut.

Seiring berjalannya waktu, penderita secara perlahan akan terbiasa dengan ketakutan yang muncul di situasi-situasi tersebut. Rasa takut ini akan memudar saat iamenyadari bahwa tidak satupun ketakutannya menjadi kenyataan.

Namun jika pada satu titik penderita tidak mampu menghadapi rasa takut yang muncul atau menderita serangan kecemasan, ia boleh menarik diri dari situasi yang ada. Akan tetapi cepat atau lambat penderita harus menghadapi situasi tersebut.

Ada atau tidaknya gangguan psikologis lain juga harus dipertimbangkan. Misalnya seperti depresi atau gangguan kecemasan sosial. Jika penderita juga memiliki gangguan lain, maka perawatan yang diberikan harus bisa memperbaiki berbagai gangguan lain yang ada.

2. Cognitive-behavioral techniques (CBT)

Perawatan ini fokus pada pelatihan napas dan relaksasi ketika mereka merasakan ketakutan yang besar. Ini adalah strategi untuk menghadapi rasa takut dan membuat penderita tidak menghindari dari situasi yang menyebabkan rasa takut tersebut.

Terapis juga harus memberikan edukasi pada penderita venustraphobia tentang ketakutan irasional yang membuatnya merasa berada dalam bahaya besar. Pikiran negatif tersebut dapat dihilangkan dengan teknik kognitif, yaitu dengan membantu penderita untuk berpikir secara lebih rasional ketika menghadapi situasi yang menakutkan.

Terapis akan membantu penderita untuk mencari bukti-bukti konkret untuk membuktikan kebenaran akan pikiran negatif yang dimiliki.

3. Obat-obatan

Obat-obatan yang bisa diberikan kepada penderita venustraphobia adalah antidepresan yang untuk mengurangi kecemasan yang muncul. Namun penggunaan obat-obatan saja tidak bisa menunjukkan efektivitas pada kondisi venustraphobia jika tidak dibarengi dengan terapi psikologis.

 

  1. Anonim. 2020. Venustraphobia: The Fear of Beautiful Women. https://exploringyourmind.com/venustraphobia-the-fear-of-beautiful-women/. (Diakses pada 05 Oktober 2021).
  2. Anonim. 2021. Venustraphobia (A complete guide). https://optimistminds.com/venustraphobia/. (Diakses pada 05 Oktober 2021).
  3. Anonim. 2015. Venustraphobia: symptoms, treatment and curiosities. https://www.lifepersona.com/venustraphobia-symptoms-treatment-and-curiosities. (Diakses pada 05 Oktober 2021).
  4. Olesen, Jacob. 2020. Fear of Beautiful Women Phobia – Venustraphobia or Caligynephobia. https://www.fearof.net/fear-of-beautiful-women-phobia-venustraphobia-or-caligynephobia/. (Diakses pada 05 Oktober 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi