Terbit: 15 September 2020 | Diperbarui: 18 January 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Imunisasi IPV adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit polio pada anak-anak. Ketahui apa itu imunisasi IPV, jadwal imunisasi, cara kerja, manfaat, efek samping, dll.

Imunisasi IPV (Vaksin Polio): Fungsi, Dosis, Jadwal, dll

Apa Itu Imunisasi IPV?

Imunisasi IPV adalah vaksin untuk mencegah penyakit polio. Polio (Poliomyelitis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan sangat rentang terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Polio menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan paling berbahaya untuk anak.

Cara mencegah penyakit polio adalah dengan vaksin polio, yaitu Inactivated poliovirus vaccine (vaksin IPV) atau Oral poliovirus vaccine (vaksin OPV). Sekarang ini, vaksin IPV yang direkomendasikan oleh Center for Disease Control and Prevention (CDC) sementara vaksin OPV sudah tidak lagi berlisensi di beberapa negara.

Vaksin IPV sudah terbukti efektif mencegah penyakit polio. Vaksin IPV ampuh untuk memberikan perlindungan tubuh dari 3 jenis virus polio berbahaya. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia juga mewajibkan vaksin IPV sebagai salah satu program imunisasi rutin lengkap untuk balita dan anak.

 

Cara Kerja Vaksin IPV

Vaksin IPV adalah vaksin suntik yang dibuat dari strain poliovirus tipe liar dari setiap serotipe yang telah diinaktivasi (dinonaktifkan) dengan formalin. Vaksin ini akan memberikan serum kekebalan tubuh untuk 3 jenis virus polio.

Itu berarti sistem kekebalan tubuh akan memberikan perlindungan maksimal untuk mencegah virus polio masuk ke dalam tubuh. Setiap anak direkomendasikan untuk memenuhi 4 dosis vaksin IPV demi proteksi penuh melawan virus polio berbahaya.

Bagaimana Cara Pemberian Imunisasi IPV?

Vaksin diberikan melalui suntikan intramuskular atau intradermal. Suntikan intradermal diberikan langsung melalui otot dan suntikan intradermal diberikan melalui lapisan kulit dermis.

Vaksin IPV dapat diberikan sebagai vaksin tunggal atau dikombinasikan dengan vaksin lain seperti vaksin difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan vaksin haemophilus influenzae. Dosis penguat vaksin juga dapat ditambahkan selama masa anak-anak.

Siapa yang Harus Mendapatkan Vaksin IPV

Vaksin IPV sangat dibutuhkan untuk bayi dan anak-anak. Vaksin IPV juga disarankan untuk orang dewasa yang memiliki risiko polio tinggi walaupun sudah pernah menyelesaikan dosis vaksin IPV saat masih kecil.

Berikut ini golongan yang wajib mendapatkan vaksin IPV:

1. Bayi dan Anak-Anak

Semua bayi harus diberikan satu dosis vaksin polio yang masing-masing diberikan pada usia:

  • 2 bulan
  • 4 bulan
  • 6 sampai 18 bulan
  • 4 sampai 6 tahun

Anak-anak yang akan melakukan perjalanan atau tinggal di wilayah dengan tingkat risiko polio tinggi dapat melakukan imunisasi lebih awal sebelumnya.

2. Dewasa

Sebagian orang dewasa sehat sudah memenuhi kebutuhan vaksin sejak kecil, namun beberapa kelompok orang dewasa harus mempertimbangkan melakukan imunisasi ulang bila:

  • Anda akan berpergian atau tinggal di negara dengan kasus polio tinggi seperti Afganistan atau Pakistan.
  • Anda bekerja sebagai petugas kesehatan yang merawat pasien polio.
  • Anda memiliki kontak dekat dengan pasien polio.
  • Anda bekerja di laboratorium yang menangani spesimen terkait virus polio.
  • Anda belum pernah divaksinasi polio.

Selain itu, orang dewasa mungkin membutuhkan dosis penguat IPV untuk seumur hidup.

Siapa yang Tidak Dianjurkan untuk Imunisasi IPV

Beberapa kondisi medis tertentu memiliki risiko tinggi untuk mendapatkan vaksin polio, yaitu:

  • Anak memiliki riwayat alergi parah terhadap vaksin.
  • Anak memiliki reaksi alergi parah terhadap antibiotik streptomisin, polimiksin B, atau neomisin.
  • Anak sedang sakit atau demam.
  • Anak sedang mengalami gejala flu, batuk, pilek, atau infeksi ringan lainnya.
  • Anak sedang sakit parah.

Kondisi tersebut tidak memungkinkan untuk melakukan vaksin. Anda disarankan untuk konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan terkait untuk menjadwalkan imunisasi ulang atau rekomendasi lain agar anak tetap bisa melengkapi semua vaksin yang dibutuhkan.

Jadwal Imunisasi IPV

Penyedia layanan kesehatan setempat seperti Posyandu, Puskesmas, atau rumah sakit tempat Anda kontrol kesehatan anak rutin akan memberi Anda buku panduan jadwal vaksin sekaligus catatan kesehatan anak Anda. Berikut ini jadwal imunisasi IPV:

  • Satu dosis pada usia 2 bulan.
  • Satu dosis pada usia 4 bulan.
  • Satu dosis pada usia 6-18 bulan.
  • Satu dosis pada usia 4-6 tahun.

Jadi, 3 dosis pertama diberikan saat bayi dan balita. Dosis keempat atau dosis penguat diberikan saat anak sudah di usia sekolah atau mungkin sebelum masuk sekolah. Umumnya, pihak sekolah dasar juga memiliki program khusus untuk imunisasi.

Sementara jadwal pemberian vaksin IPV untuk orang dewasa, yaitu:

  • Dosis pertama kapan saja dapat diberikan.
  • Dosis kedua dilakukan sekitar 1-2 bulan setelah dosis pertama.
  • Dosis ketiga dilakukan sekitar 1-12 bulan setelah dosis kedua.

Sementara itu, bila orang dewasa hanya memenuhi dosis pertama atau kedua saja di masa kecil, maka Anda harus melakukan imunisasi selanjutnya kapan saja. Dosis vaksin IPV selanjutnya dapat dilakukan walaupun dosis pertama dan kedua sudah lama sekali diberikan.

 

Efek Samping Imunisasi IPV

Vaksin IPV tidak menyebabkan efek samping parah, hanya berupa rasa nyeri ringan, bintik merah, atau sedikit pegal di area kulit yang disuntikkan. Umumnya, rasa nyeri tersebut hanya berlangsung beberapa saat.

Selesai imunisasi, sebaiknya tanyakan pada anak apakah dirinya merasa:

  • Pusing
  • Gangguan penglihatan
  • Telinga berdering
  • Nyeri yang lebih parah

Vaksin ini cenderung aman dan hanya 1 dari sejuta dosis yang mengalami reaksi alergi atau efek samping parah. Selebihnya, konsultasi pada dokter atau penyedia layanan kesehatan bila bayi atau anak Anda memiliki gejala berbeda setelah menerima vaksin polio.

Itulah pembahasan lengkap tentang jadwal imunisasi IPV dan cara kerjanya. Vaksin IPV sangat penting untuk semua orang terutama diberikan pada anak di bawah usia 5 tahun untuk mencegah penyakit polio yang merupakan penyebab kelumpuhan berbahaya. Konsultasikan kembali pada penyedia pelayanan kesehatan sekitar Anda untuk mendapatkan vaksin lengkap.

 

  1. CDC. 2020. Polio Vaccination: What Everyone Should Know. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/polio/public/index.html. (Diakses pada 15 September 2020).
  2. University of Rochester Medical Center. 2020. Poliomyelitis (Polio) in Children. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=90&ContentID=P02536. (Diakses pada 15 September 2020).
  3. WebMD. 2020. Polio Vaccine (IPV). https://www.webmd.com/children/vaccines/polio-vaccine-ipv#1. (Diakses pada 15 September 2020).
  4. WHO. 2020. Inactivated polio vaccine (IPV). https://www.who.int/biologicals/areas/vaccines/polio/ipv/en/. (Diakses pada 15 September 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi