Terbit: 11 April 2022 | Diperbarui: 12 May 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Pernapasan paradoksal atau paradoxical breathing adalah gangguan pernapasan akibat diafragma bekerja tidak semestinya. Diafragma merupakan otot besar yang terletak di bawah paru-paru dan jantung. Selengkapnya kenali gejala, penyebab, hingga pengobatannya di bawah ini!

Pernapasan Paradoksal: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengobati

Apa Itu Pernapasan Paradoksal?

Pernapasan paradoksal adalah istilah yang digunakan untuk gangguan pernapasan yang terjadi ketika diafragma bergerak ke arah berlawanan dari yang seharusnya. Ini terjadi saat menarik dan mengembuskan napas.

Biasanya, ketika Anda bernapas, diafragma (otot antara paru-paru dan jantung) mendorong ke atas atau ke bawah untuk membantu mengontrol aliran udara.

Selama inspirasi (atau menghirup), paru-paru mengembang, dan diafragma menekan ke bawah untuk mengurangi tekanan di rongga dada dan memberi ruang bagi paru-paru untuk mengembang dengan udara.

Selama ekspirasi (atau mengembuskan napas), diafragma menekan atau bergerak ke atas, yang membantu mengeluarkan udara dari paru-paru.

Gejala Pernapasan Paradoksal

Gejala utama dari pernapasan paradoksal adalah perubahan pola pernapasan. Untuk melihat ada tidaknya gejala, Anda bisa berbaring telentang dan mengambil napas dalam-dalam. Dada dan perut harus mengembang ketika menarik napas dan berkontraksi saat mengembuskan napas.

Apabila dada dan perut berkontraksi saat menghirup dan mengembang saat menghembuskan napas, pasien mungkin mengalami paradoxical breathing.

Terkadang kondisi ini disertai gejala lainnya, termasuk:

  • Pusing dan kelemahan.
  • Kesulitan mengatur napas.
  • Tidak bisa bernapas dalam-dalam.
  • Detak jantung yang cepat.
  • Nyeri, ketegangan, atau kelemahan di dada atau perut.

Penyebab Pernapasan Paradoksal

Sejumlah pakar tidak sepenuhnya yakin apa yang menjadi penyebab kondisi ini. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat membuat orang lebih mungkin mengembangkan paradoxical breathing.

Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab pernapasan paradoksal, di antaraya: 

1. Obstructive sleep apnea

Obstructive sleep apnea adalah kondisi yang dapat mengganggu aliran masuk oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Dampaknya, dinding dada bisa berubah ke dalam bukan ke luar, kondisi ini bisa menyebabkan paradoxical breathing.

2. Gangguan saraf

Saraf frenikus mengatur pergerakan diafragma dan otot-otot penting lainnya di tubuh. Kerusakan saraf ini bisa mengganggu gerakan normal otot-otot di tubuh dan menyebabkan perubahan pada pernapasan.

Gangguan saraf dapat disebabkan oleh penyakit neurodegeneratif seperti multiple sclerosis, distrofi otot, dan sindrom Guillain-Barré. Keadaan ini juga dapat disebabkan oleh kanker paru-paru dan cedera di dinding dada.

3. Otot pernapasan lemah

Otot-otot yang menyangga jalur pernapasan dapat menjadi lemah, sehingga mengganggu pola pernapasan. Kondisi ini dapat terjadi pada kondisi neuromuskular seperti multiple sclerosis dan amyotrophic lateral sclerosis (ALS).

4. Kekurangan mineral

Kekurangan mineral tertentu, seperti kalium, magnesium, dan kalsium, dapat memengaruhi pernapasan Anda. Contohnya, kekurangan kalsium dapat mengganggu sistem saraf dan mengganggu pernapasan.

5. Trauma atau cedera pada dinding dada

Cedera atau trauma bisa memisahkan tulang rusuk dari dinding dada. Bagian yang terpisah ini tidak akan mengembang lagi ketika menarik napas. Terkadang bagian ini dapat mulai mendorong, menyebabkan pernapasan paradoksal.

Baca Juga: Kelainan atau Penyakit Pada Pernapasan Manusia

Diagnosis Pernapasan Paradoksal

Awalnya, dokter akan menanyakan seputar gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatannya. Dokter akan sering melakukan berbagai tes untuk menilai kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Dokter juga dapat mengukur oksigen dengan mengambil sampel darah atau menggunakan oksimeter.

Dokter mungkin juga akan merekomendasikan tes lain, termasuk:

  • Fluoroskopi, jenis sinar-X khusus.
  • Tes fungsi paru.
  • Tekanan inspirasi statis maksimal (MIP).
  • Mengendus tekanan inspirasi hidung (tes mengendus)

Ahli radiologi dan paru juga mungkin akan melakukan berbagai tes pencitraan batang tubuh untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang gangguan pernapasan. Tes ini termasuk ultrasonografi (USG), rontgen dada, elektromiografi diafragma, computerized tomography scan (CT scan), dan magnetic resonance imaging (MRI).

Pengobatan Pernapasan Paradoksal

Perawatannya akan bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Untuk beberapa orang, pengobatan mungkin berarti rencana yang menyeluruh untuk gangguan neurologis atau gangguan kesehatan lain yang serius.

Perawatan paradoxical breathing lain yang mungkin, termasuk:

  • Menggunakan masker oksigen atau sistem pengiriman oksigen lainnya.
  • Trakeotomi (tracheostomy), prosedur medis dengan membuat lubang di tenggorokan untuk memasang tabung pernapasan.pernapasan.
  • Obat untuk setiap kondisi medis yang mendasarinya.
  • Mengganti elektrolit yang hilang dengan cairan intravena (IV).
  • Memperbaiki kerusakan di dada atau diafragma.
  • Mengobati dan menghilangkan penyumbatan di jalan napas.
  • Pengobatan untuk sleep apnea, yang mungkin termasuk penurunan berat badan atau penggunaan mesin pendukung pernapasan pada malam hari.
  • Pemantauan di rumah sakit apabila penyebab pernapasan paradoksal tidak jelas.

Baca Juga: Perbedaan Pernapasan Dada dan Perut: Manfaat dan Cara Melatih Napas

Cara Bernapas dengan Lebih Baik

Bernapas adalah sebuah proses yang dikontrol dengan hati-hati oleh tubuh secara alami. Bahkan, orang tidak perlu memikirkannya secara sadar.

Ada cara yang lebih baik untuk bernapas, dan ini bisa membantu mendapatkan lebih banyak oksigen ke dalam tubuh dan menjaga paru-paru tetap sehat dan fleksibel.

Beberapa teknik pernapasan lebih baik yang bisa anda terapkan, meliputi:

1. Bernapas melalui hidung

Dibanding dengan pernapasan mulut, pernapasan hidung dapat membantu mengatur aliran udara dengan lebih baik. Cara ini juga membuat paru-paru bekerja lebih efisien.

Selain itu, bulu hidung dan hidung bertindak sebagai filter alami untuk alergen dan racun, dan lendir yang melapisi hidung melembapkan dan menghangatkan udara luar, yang membantu mencegah iritasi di saluran udara.

2. Berlatih bernapas lebih dalam

Ketika sedang tidak fokus pada napas, udara tidak mungkin memenuhi rongga dada secara penuh.

Namun, dari waktu ke waktu harus mengambil napas dalam-dalam dan menarik udara ke dalam perut (Anda akan tahu bahwa melakukannya dengan benar saat perut mengembang ketika menarik napas). Pernapasan yang lebih dalam ini membantu melatih paru-paru dan merangsang diafragma.

3. Jangan terlalu memikirkan pernapasan

Bernapas adalah proses yang mungkin tidak Anda sadari. Tubuh dapat menanganinya sendiri dengan cukup baik. Tetapi jika mencoba untuk mengganggu siklus alami, Anda dapat meningkatkan kecemasan dan menyebabkan pernapasan tidak teratur.

Hal tersebut dapat membuat pernapasan cenderung tidak nyaman dan menyebabkan kelelahan yang lebih besar.

 

  1. Brouhard, Rod. 2021. An Overview of Paradoxical Breathing. https://www.verywellhealth.com/paradoxical-breathing-overview-4587590#toc-treatment. (Diakses pada 11 April 2022)
  2. Duggal, Neel. 2022. What You Should Know About Paradoxical Breathing. https://www.healthline.com/health/paradoxical-breathing. (Diakses pada 11 April 2022)
  3. Villines, Zawn. 2017. What is paradoxical breathing?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/319924. (Diakses pada 11 April 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi