Terbit: 17 May 2019 | Diperbarui: 22 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Apa itu multiple sclerosis? Multiple sclerosis adalah penyakit yang menyerang selubung sel saraf (myelin) otak yang diduga penyebabnya adalah autoimun. Myelin diketahui sangat penting karena fungsinya dalam proses penghantaran sinyal saraf. Pada penyakit multiple sclerosis (MS), myelin dirusak oleh sel yang sebenarnya adalah tentara pelindung tubuh yang bertugas untuk memerangi benda asing yang masuk dalam tubuh, seperti bakteri.

Multiple Sclerosis – Penyebab, Gejala, Diagnosis, & Pengobatan

Pada MS sel tersebut salah mengidentifikasi myelin dan menganggapnya sebagai musuh yang harus dilawan sehingga terjadi demielinisasi, sehingga sel saraf yang telah telanjang ini karena myelinnya dirusak (demielinisasi) akan mengalami gangguan fungsi.

Penyebab Multiple Sclerosis

Penyebab pasti dari MS sampai saat ini belum dapat dipastikan dengan jelas, sangat diyakini adalah masalah autoimun berperan disini. Diduga pula ada kaitannya dengan faktor genetik, ada perubahan gen tertentu yang menyebabkan imunitas tubuh sangat reaktif.

Musim diduga sangat memengaruhi karena banyak ditemukan pada negara dengan 4 musim. Virus juga diduga tetapi sampai saat ini belum ada jenis virus yang dapat diindentifikasi yang diduga berhubungan dengan MS.

Faktor risiko multiple sclerosis

Berikut ini faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami multiple sclerosis, seperti dikutif dari Mayo Clinic:

1. Usia

Multiple sclerosis dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi biasanya menyerang orang di suatu tempat antara usia 16 dan 55 tahun.

2. Seks

Wanita lebih dari dua hingga tiga kali lebih mungkin mengalami daripada pria yang mengalami penyakit multiple sclerosis.

3. Riwayat keluarga

Jika salah satu orang tua atau saudara kandung Anda menderita multiple sclerosis, kemungkinan Anda berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini.

4. Infeksi tertentu

Berbagai virus telah dikaitkan dengan penyakit ini, termasuk Epstein-Barr, virus yang menyebabkan infeksi mononukleosis.

5. Ras

Orang kulit putih, khususnya keturunan Eropa Utara, sangat berisiko terkena multiple sclerosis. Sementara orang-orang keturunan Asia, Afrika atau Asli Amerika memiliki risiko terendah.

6. Iklim

Multiple sclerosis jauh lebih umum di negara-negara dengan iklim sedang, termasuk Kanada, Amerika Serikat bagian utara, Selandia Baru, Australia tenggara dan Eropa.

7. Vitamin D

Memiliki tingkat vitamin D yang rendah dan paparan sinar matahari yang rendah berisiko mengalami multiple sclerosis yang lebih besar.

8. Penyakit autoimun tertentu

Mereka yang memiliki penyakit tiroid, diabetes tipe 1 atau penyakit radang usus, memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena multiple sclerosis.

9. Merokok

Perokok yang mengalami gejala awal mungkin menandakan penyakit multiple sclerosis.

Gejala Multiple Sclerosis

Sampai saat ini MS belum dapat disembuhkan dengan tuntas. Oleh karena itu, sangatlah bijaksana bila kita semua mengetahui gejala awal dari MS, walau tak dapat disembuhkan tetapi bila kita dapat mengetahuinya secara dini dan segera melakukan pengobatan akan menjadi lebih efektif sehingga kwalitas hidup akan menjadi lebih baik.

Wwal gejala multiple sclerosis biasanya adalah:

  • Pandangan kabur
  • Sering kesemutan atau rasa baal
  • Timbul ketidakseimbangan
  • Tremor atau gemetaran

Gejala multiple sclerosis lainnya yang sering dianggap remeh adalah:

  • Mudah lelah
  • Bicara tidak jelas
  • Pusing
  • Sensitif terhadap panas dan dingin
  • Gangguan berkemih (tidak dapat menahan buang air kecil)
  • Masalah terhadap fungsi seksual, usus dan kandung kemih
  • Sulit berkonsentrasi
  • Depresi

Karena MS merupakan penyakit yang berjalan lambat, maka gejala-gejala ini biasanya tidak menjadi perhatian sehingga pada tahap lanjut penderita dapat mengalami kelumpuhan.

Jenis-jenis Multiple Sclerosis

Penyakit multiple sclerosis memiliki empat jenis, berikut di antaranya:

  1. Clinically isolated syndrome (CIS): Ini adalah episode pertama, tunggal, dengan gejala yang berlangsung setidaknya 24 jam.
  2. Relapse-remitting MS (RRMS): Ini adalah bentuk yang paling umum, mempengaruhi sekitar 85 persen orang dengan MS dan melibatkan serangan gejala baru atau peningkatan.
  3. Primary progressive MS (PPMS): Gejala memburuk secara progresif, tanpa kambuh atau pengurangan dini. Sekitar 15 persen kasus adalah PPMS.
  4. Secondary progressive MS (SPMS): Setelah episode awal atau kambuh dan pengurangan, penyakit berkembang dengan kuat.

Diagnosis Multiple Sclerosis

Diagnosa penyakit multiple sclerosis diperlukan berbagai pemeriksaan seperti tes darah, spinal tap, dan evoked potential tests, semua ini bertujuan untuk mengetahui adanya gangguan pada fungsi saraf. MRI juga sangat diperlukan untuk melihat adanya kelainan (lesi) di dalam otak. Pemeriksaan cairan otak dengan pungsi lumbal untuk mengetahui apakah adanya peningkatan titer immunoglobulin.

Dokter dapat merekomendasikan tes untuk mengetahui multiple sclerosis:

1. Tes darah

Tes ini untuk membantu menghilangkan penyakit lain dengan gejala yang mirip MS. Tes untuk memeriksa biomarker spesifik yang terkait dengan MS saat ini sedang dikembangkan dan juga dapat membantu mendiagnosis penyakit.

2. Spinal tap (lumbar puncture)

Di mana sedikit sampel cairan dikeluarkan dari saluran tulang belakang Anda untuk analisis laboratorium. Sampel ini dapat menunjukkan kelainan pada antibodi yang berhubungan dengan MS. Ketukan tulang belakang juga dapat membantu menyingkirkan infeksi dan kondisi lain dengan gejala yang mirip MS.

3. MRI

Tes ini dapat mengungkapkan area MS (lesi) di otak dan sumsum tulang belakang. Anda mungkin menerima suntikan kontras bahan intravena untuk menyoroti lesi yang menunjukkan penyakit Anda dalam fase aktif.

4. Evoked potential tests

Tes ini dilakukan dengan merekam sinyal listrik yang dihasilkan oleh sistem saraf dalam menanggapi rangsangan. Tes potensial yang ditimbulkan bisa menggunakan rangsangan visual atau rangsangan listrik, di mana Anda bisa melihat pola visual yang bergerak, atau impuls listrik pendek diterapkan pada saraf di kaki atau lengan. Elektroda dapat mengukur seberapa cepat informasi mengalir melalui jalur saraf Anda.

Pengobatan Multiple Sclerosis

Tidak ada obat untuk MS, namun perawatannya berfokus untuk menekan respons autoimun dan mengelola gejalanya.

  • Obat-obatan:

Dan berikut beberapa obat yang disetujui untuk bentuk MS yang kambuh.

1. Kortikosteroid

Ini adalah obat yang paling sering diresepkan untuk MS. Obat ini dapat mengurangi peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh. Obat ini sebagian besar mengobati gejala akut pada MS jenis tertentu.

2. Interferon Beta 1a atau 1b

Obat ini dapat memperlambat perkembangan gejala, tetapi harus digunakan dengan hati-hati, karena dapat menyebabkan kerusakan hati.

Satu studi data untuk 868 pasien menyimpulkan bahwa Interferon Beta tidak membantu dalam mencegah kecacatan dalam jangka panjang.

3. Copaxone (Glatiramer)

Obat ini bertujuan untuk menghentikan sistem kekebalan tubuh dari menyerang myelin. Ibat ini ini disuntikkan sekali sehari. Sesak napas dapat terjadi setelah menerima injeksi.

4. Tysabri (Natalizumab)

Ini digunakan untuk pasien yang tidak dapat mentoleransi perawatan lain atau tidak mendapat manfaat dari obat sebelumnya. Obat ini dapat meningkatkan risiko pengembangan leukukoensefalopati multifokal, infeksi otak yang fatal.

5. Mitoxantrone (Novantrone)

Imunosupresan ini biasanya digunakan hanya pada tahap selanjutnya. Ini dapat merusak jantung, tetapi jika gejalanya memburuk dengan cepat, obat ini dapat membantu memperlambat perkembangan kecacatan.

6. Ekstrak ganja

Penelitian telah menunjukkan bahwa obat ini dapat membantu menghilangkan rasa sakit, insomnia, dan kekakuan otot.

7. Aubagio (teriflunomide)

Obat ini dalam bentuk tablet yang dikonsumsi sekali sehari untuk orang dewasa dengan bentuk MS yang kambuh.

  • Rehabilitasi:

Rehabilitasi bertujuan untuk membantu penderita MS meningkatkan atau mempertahankan kemampuan mereka untuk bekerja secara efektif di rumah dan di tempat kerja.

Rehabiliotasi untuk penyakit sklerosis multipel biasanya meliputi:

1. Terapi fisik

Terapi ini bertujuan memberi orang keterampilan untuk mempertahankan dan mengembalikan gerakan maksimum dan kemampuan fungsional.

3. Terapi okupasi

Penggunaan terapeutik untuk aktivitas, perawatan diri, dan aktivitas bermain untuk meningkatkan perkembangan dan mencegah kecacatan.

5. Terapi bicara dan menelan

Terapis bicara dan bahasa akan melakukan pelatihan khusus, untuk melancarkan bicara dan menelan makanan.

6. Rehabilitasi kognitif

Rehablitasi ini bisa membantu orang mengelola masalah spesifik dalam berpikir dan persepsi penderita sklerosis multipel.

7. Rehabilitasi kejuruan (vocational)

Ini membantu penyandang disabilitas membuat rencana karier, mempelajari keterampilan kerja, mendapatkan dan mempertahankan pekerjaan.

_

Bila Anda atau teman sekitar mengalami gejala yang mirip dengan MS, sangatlah bijaksana bila Anda segera berkonsultasi ke dokter terdekat.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi