Terbit: 27 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Masalah mental dapat ditangani dengan beberapa cara, salah satunya adalah psikofarmakologi. Terapi ini dapat membantu mengatasi simtom gangguan mental, asalkan dilakukan sesuai prosedur oleh psikiater. Berikut adalah penjelasan mengenai definisi dan penggunaan terapi psikofarmakologi ini.

Terapi Psikofarmakologi: Jenis Obat untuk Mengatasi Masalah Mental

Apa itu Psikofarmakologi?

Dilansir dari Psychology Today, psikofarmakologi adalah penggunaan obat-obatan dalam menangani kondisi kesehatan mental.

Psikofarmakologi juga didefinisikan sebagai studi mengenai substansi yang mempengaruhi kondisi mental. Misalnya perubahan mood, sensasi, pemikiran dan perilaku, akibat penggunaan herbal atau zat kimia yang dihasilkan di laboratorium.

Terapi psikofarmakologi digunakan dalam penanganan masalah mental seperti depresi, gangguan kecemasan dan psikosis, penggunaan obat-obatan untuk sakit akut dan kronis, serta gangguan tidur.

Sebagian obat yang digunakan berfungsi meredakan rasa sakit atau tidak nyaman pada pasien. Sementara sebagian lainnya meningkatkan kemampuan mental pasien.

Penggunaan Psikofarmakologi dalam Kesehatan Mental

Penggunaan psikofarmakologi dalam mengatasi penyakit mental dapat berdiri sendiri maupun dikombinasikan dengan terapi lainnya. Umumnya, riset menunjukkan bahwa keberhasilan penanganan adalah dengan mengkombinasikan obat-obatan dengan terapi psikologi.

Seorang psikiater harus terlibat langsung dalam pengobatan pasien menggunakan obat-obatan, serta harus memonitornya dengan ketat.

Terapi farmasi umumnya dianjurkan ketika terapi psikologi saja tidak cukup. Ditunjukkan dengan tidak membaiknya kondisi pasien, atau simptom yang terjadi justru memburuk.

Pasien akan dirujuk ke psikiater untuk evaluasi dan diskusi mengenai obat apa yang paling cocok untuknya. Obat-obatan ini hanya boleh diresepkan oleh psikiater atau tenaga kesehatan profesional yang memiliki izin.

Jenis Obat-obatan Psikiatri dalam Psikofarmakologi

Berikut ini jenis obat-obatan yang diresepkan dalam terapi psikofarmakologi:

  • Antidepresan

Antidepresan merupakan jenis yang paling umum diresepkan oleh psikiater. Obat ini bekerja melalui serotonin neurotransmitter yang juga berefek pada penggunaan dopamin dan norepinefrin.

Antidepresan digunakan terutama untuk mengatasi depresi dan sindrom kecemasan. Juga dipakai untuk perawatan pasien OCD, PTSD, fobia, dan bulimia.

Penggunaan antidepresan harus diawasi dokter karena dapat menyebabkan sejumlah efek samping. Misalnya mual, kehilangan berat badan dan hasrat seksual, aritmia dan disfungsi ereksi.

  • Benzodiazepine

Benzodiazepine adalah jenis obat yang diresepkan untuk mengatasi gangguan tidur, gangguan kecemasan, dan serangan panik. Obat ini juga digunakan untuk terapi putus alkohol dan penenang sebelum operasi. Penggunaannya dapat menyebabkan ketergantungan, karenanya harus dikontrol secara ketat.

Cara kerjanya adalah dengan meningkatkan aktivitas gamma-aminobutyric acid (GABA), neurotransmitter yang mengurangi keaktifan sel saraf otak. Karena itulah benzodiazepine menimbulkan efek lebih tenang pada pasien.

  • Stimulan

Digunakan untuk mengatasi ADHD. Cara kerjanya stimulan adalah dengan mendorong kesadaran mental dan energi.

Obat ini meningkatkan fokus dan atensi. Kafein sebenarnya adalah sejenis stimulan juga yang dapat ditemukan dalam kandungan kopi, teh dan minuman bersoda.

Otak penyandang ADHD kebanjiran dopamin, yang menyebabkan impulsivitas dan hiperaktivitas. Obat stimulan mengendalikan dopamin dan meningkatkan kinerja neurotransmitter, sehingga area otak yang mengatur fungsi eksekutif dan fokus dapat bekerja lebih baik.

  • Pengontrol mood

Umumnya digunakan pada masalah mood disorder, seperti bipolar dan depresi yang tidak tertangani oleh terapi psikologi. Beberapa jenis obat ini seperti lithium dan valproic acid dapat mempengaruhi tekanan darah.

Efek sampingnya hampir sama dengan antidepresan. Penggunaannya juga harus diawasi secara ketat karena dapat menyebabkan ketergantungan. Padukan penggunaan obat dengan olahraga dan diet makanan seimbang.

  • Antipsikotik

Antipsikotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan psikotik seperti skizofrenia dan schizoaffective disorder. FDA membolehkan obat ini untuk mengatasi bipolar disorder dan depresi. Halusinasi penderita schizophrenia disinyalir sebagai akibat dari dopamin yang membanjiri neurotransmiter.

Antipsikotik secara umum mengendalikan dopamin untuk menurunkan aktivitas tersebut. Karena dopamin juga mempengaruhi fungsi lain di otak, seringkali obat ini menyebabkan efek samping seperti kelambatan gerak dan refleks.

Batasan Terapi Psikofarmakologi

Seberapa lama terapi obat-obatan berlangsung? Jawabannya tergantung kondisi pasien. Penggunaan obat dapat berlangsung dalam jangka waktu panjang, tetapi bisa jadi hanya beberapa minggu atau bulan.

Keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan pengobatan dibuat oleh psikiater setelah berdiskusi dengan terapis melihat kondisi pasien. Pasien dan tenaga kesehatan yang menanganinya juga harus mempertimbangkan resiko yang diakibatkan oleh obat-obatan tersebut.

Pada beberapa kondisi seperti schizophrenia dan bipolar disorder, obat-obatan adalah satu-satunya cara untuk mengontrol gejalanya. Perawatan juga harus terus dilanjutkan secara konsisten untuk menekan gejala.

Sementara untuk gangguan kecemasan dan depresi, obat-obatan seringkali diberikan dengan durasi bervariasi untuk mencegah simtom/gejala akut. Bisa jadi dibutuhkan beberapa kali percobaan hingga mendapatkan obat yang cocok. Dosisnya harus disesuaikan secara periodik karena pengaruh internal dan eksternal pasien.

Seperti obat-obatan lainnya, obat psikoaktif juga memiliki efek samping. Beberapa di antaranya mempengaruhi kinerja neurotransmitter.

Namun karena sistem ini juga berpengaruh pada banyak fungsi pada tubuh, obat-obatan dapat mengakibatkan efek yang tidak diinginkan. Misalnya, mulut kering hingga gangguan metabolisme. Pengobatan harus diawasi secara ketat untuk menyeimbangkan manfaat dan resikonya.

Penggunaan psikofarmakologi umumnya dikombinasikan dengan psikoterapi untuk hasil yang lebih baik. Obat-obatan yang digunakan adalah antidepresan, benzodiazepine, stimulan, antipsikotik dan pengontrol mood.

Semua obat-obatan ini memiliki efek samping, karena itu penggunaannya harus diawasi ketat oleh psikiater. Konsultasi pada petugas medis profesional untuk penggunaan psikofarmakologi.

 

  1. Anonim. 2022. Psychopharmacology (Medication Management). https://www.columbiadoctors.org/treatments-conditions/psychopharmacology-medication-management. (Diakses pada 12 Februari 2022).
  2. Anonim. 2008. Psychopharmacological Treatment. https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/psychopharmacological-treatment. (Diakses pada 12 Februari 2022).
  3. Anonim. 2022. Psychopharmacology. https://www.psychologytoday.com/us/basics/psychopharmacology. (Diakses pada 12 Februari 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi