Terbit: 28 January 2021 | Diperbarui: 31 January 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Sarkasme adalah cara untuk memberi kritik ke seseorang dengan kata-kata dan nada humoris agar tidak terlalu menyakiti orang tersebut. Ketahui apa itu sarkasme, penyebab, contoh sarkasme, dan efek psikologis bagi orang lain. Semuanya lengkap dalam pembahasan ini.

Sarkasme: Penyebab, Contoh, dan Efek Psikologis bagi Orang Lain

Apa Itu Sarkasme?

Berdasarkan Cambridge Dictionary, sarkasme adalah adalah penggunaan kata-kata untuk menyakiti perasaan atau mengkritik seseorang dengan cara yang humoris. Sarcasm juga berupa ucapan ironis, tajam, pedas, dan pahit, untuk menyindir orang lain.

Contoh sarkasme, “kamu pasti sangat sibuk hingga tidak sempat membersihkan kamar” padahal maksud sebenarnya adalah “kamu sangat sangat malas untuk membersihkan kamar yang berantakan dan kotor“. Kalimat sarkasme memiliki arti terselubung, mode satir, dengan maksud tertentu tergantung konteksnya.

Sebagian besar orang mungkin menggunakan sarkasme untuk bahan lelucon belaka, namun tidak jarang kalimat sarkastik dapat benar-benar menyinggung hati orang lain. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang sarkastik percaya bahwa kalimat mereka tidak menyakitkan dan tetap lucu, namun korbannya berpikir itu cukup menyakitkan.

Penyebab Orang Suka Sarkasme

Sarkasme dianggap sebagai humor yang cerdas karena butuh pemikiran lebih tinggi untuk mengartikannya. Orang dengan sikap sarkastik juga dianggap lebih pintar, namun benarkah begitu?

Penelitian mengungkapkan bahwa seseorang yang yang sering mengucapkan lelucon sarkas tidak selalu orang yang pintar, mereka hanya menguasai Theory of Mind atau Teori Pikiran untuk mendeteksi kondisi mental, perasaan, dan pikiran orang lain. Sayangnya, sebagian orang menggunakan sarkasme untuk menyerang orang lain.

Kemudian, kenapa orang menggunakan lelucon sarkas? Berikut ini beberapa alasannya:

1. Mereka Merasa Tidak Aman

Ketidakamanan (insecurity) adalah salah satu penyebab seseorang menggunakan nada sarkastik untuk menghindari konfrontasi dari orang lain. Seseorang yang takut untuk meminta apa yang diinginkannya (atau menyadari dirinya akan ditolak) akan cenderung menggunakan kata-kata sarkastik.

2. Kemarahan

Kalimat sarkas bisa menjadi bentuk kemarahan. Menghindari kemarahan dengan emosi yang meluap-luap, seseorang bisa menggunakan ucapan sarkastik terselubung untuk menunjukkan dominasi dan rasa marahnya.

Contoh sarkasme, Budi lupa membuang sampah dan Ani mengatakan, “Ah, memang ya rumah yang banyak sampahnya sangat harum dan terasa nyaman”. Itukah salah satu contoh sarkasme.

3. Kecanggungan Sosial

Seseorang mungkin saja menggunakan kalimat sarkastik untuk mencoba mencairkan kecanggungan sosial, namun seringkali situasi tersebut menjadi salah konteks dan sama sekali tidak lucu. Misalnya, seorang teman datang terlambat dan teman lainnya mengatakan, “Wah, mungkin Budi sedang rapat dengan Presiden Argentina dulu…”

4. Menutupi Perasaan atau Sesuatu

Sering kali orang sarkastik mengeluarkan lelucon sarkas hanya untuk menutupi rasa marah, iri, tidak suka, kecemburuan, kritik atau ketidakcakapannya sediri tanpa terlalu terlihat jelas. Sarkasme dianggap akan lebih dihargai dan diterima oleh orang lain.

Efek Psikologi dari Sarkasme

Arti sarkasme adalah sindiran tajam dengan balutan humor, namun sering menyebabkan efek psikologi bagi orang lain. Bila kalimat sarkas mungkin terlalu pedas, bukan lagi jadi lelucon namun menyinggung orang lain.
Berikut ini beberapa efek psikologi saat Anda menyampaikan sarkas yang tidak tepat:

1. Menyakiti Orang Lain

Anda mungkin menganggapnya sebagai lelucon belaka, namun orang lain yang mengartikannya bisa merasa tersakiti. Sering kali candaan yang berlebihan malah menyakiti orang lain, sama sekali tidak lucu, dan cenderung menghina.

2. Menghancurkan Hubungan

Beberapa penelitian menyampaikan bahwa sarcasm berpeluang dijadikan cara menghina orang lain secara tidak langsung atau terselubung. Ada beberapa orang yang bahkan sengaja memikirkan ucapan sarkastik untuk menyerang orang yang tidak dia sukai, jauh dari konteks humoris. Akhirnya, satu-dua kalimat pedas bisa menghancurkan hubungan sosial dengan orang lain.

3. Misinterpretasi

Penelitian lain menunjukkan bahwa sarkasme mungkin disalahartikan secara negatif terutama bila dilakukan secara online atau melalui media elektronik. Sering kali akan terjadi kesalahpahaman atau misinterpretasi yang berakibat buruk bagi hubungan emosional antara keduanya. Kata-kata yang terlalu pedas dari orang lain juga dapat menghancurkan keadaan psikologi orang-orang.

Banyak peneliti menyebutkan bahwa kebanyakan sarkasme bersifat ringan, lucu, atau menggoda (Gibbs, 2000), tetapi banyak juga catatan tentang ucapan sarkastik yang sangat merusak dan merusak hubungan (Anolli & Infantino, 1997; Leggitt & Gibbs, 2000).

Cara Mengatasi Orang yang Sarkastik

Bila teman Anda bisa menyampaikan lelucon sarkastik yang benar-benar lucu dan menghibur, maka itulah cara yang benar. Sebaliknya, bila seseorang yang Anda kenal terus-menerus menyampaikan sarcasm yang tidak lucu dan menyakiti orang-orang sekitar, Anda harus tahu cara meresponnya.

Berikut ini cara mengatasi sarkasme dari orang lain yang tidak sesuai konteks:

1. Jawab Secara Harfiah

Seseorang mengucapkan lelucon sarkas untuk menutupi kritik pedas mereka dan tetap terdengar lucu. Bila Anda merasa cukup tidak nyaman dengan sikap sarkastik mereka, Anda bisa menjawabnya secara harfiah untuk mematahkan lawakannya tersebut.

Misalnya Anda baru belajar masak dan menyadari bahwa masakan Anda terlalu asin. Teman Anda yang mencoba makanan tersebut mengeluarkan kalimat sarkas seperti, “Wah, makanan asin memang makanan favoritku!”  Itulah contoh sarkasme yang kurang menyenangkan. Anda bisa mematahkannya dengan menjawab, “Wah, bagus sekali. Kalau begitu, silakan habiskan semua makanan asin ini! Kamu pasti suka!” 

2. Abaikan Saja

Anda bisa mengabaikan saja orang-orang yang terus mengganggu Anda dengan kalimat sarkas yang sama sekali tidak lucu. Bila Anda cukup mengenal orang tersebut, kalimat sarkas mereka mungkin tidak akan terlalu menyakitkan. Bila Anda terganggu, jangan ditanggapi dan simpan energi Anda untuk pekerjaan lain.

3. Berikan Saran

Sarkas yang benar adalah sarkas yang bisa membuat Anda tertawa bersama, bukan kalimat yang membuat Anda ditertawakan orang lain. Orang-orang sarkastik kadang merasa sangat percaya diri bahwa leluconnya sangat lucu, padahal itu menyakitkan. Anda mungkin bisa memberi saran secara langsung agar orang tersebut meningkatkan level humornya dengan cara positif.

 

  1. Cambridge Dictionary. 2020. sarcasm. https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/sarcasm. (Diakses pada 28 Januari 2021).
  2. Hendriksen, Ellen, Ph.D. 2016. 3 Ways to Stay Cool in the Face of Sarcasm. https://www.psychologytoday.com/us/blog/how-be-yourself/201609/3-ways-stay-cool-in-the-face-sarcasm. (Diakses pada 28 Januari 2021).
  3. Science of People. 2020. Sarcasm: What It Is and Why It Hurts Us. https://www.scienceofpeople.com/sarcasm-why-it-hurts-us/. (Diakses pada 28 Januari 2021).
  4. Lazarus, Clifford Ph.D. 2012. Think Sarcasm is Funny? Think Again. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/think-well/201206/think-sarcasm-is-funny-think-again. (Diakses pada 28 Januari 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi