Terbit: 15 August 2022
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Terkadang, ada hal-hal yang membuat Anda merasa marah sampai tidak bisa berkata-kata. Bukannya memasang wajah murka atau berkata-kata kasar, Anda malah meneteskan air mata. Sebenarnya, mengapa seseorang menangis saat marah?

Mudah Menangis saat Marah, Kenapa Hal ini Bisa Terjadi?

Mengapa saat Marah Kita Menangis?

Pada umumnya, tangisan dapat muncul ketika seseorang merasa sedih. Menangis merupakan sinyal visual. Jadi, ketika Anda melihat seseorang sedang menangis, itu bisa menjadi pertanda bahwa orang tersebut sedang merasa sedih atau tertekan.

Namun, terkadang Anda juga bisa mengeluarkan air mata ketika sedang marah. Lantas, kenapa saat marah malah menangis?

Menurut Sabrina Romanoff, seorang psikolog klinis sekaligus profesor di Yeshiva University, New York, menangis merupakan respons umum terhadap kemarahan. Ini terjadi sering kali akibat perasaan terluka atau sedih.

Jadi, ketika mengalami situasi yang membuat Anda merasa terluka, atau Anda merasa diperlakukan tidak adil, dikhianati, mengalami penolakan, dan kondisi lainnya yang membuat emosi Anda memuncak, tangisan bisa muncul.

Tak hanya itu, menangis juga bukan merupakan bentuk ekspresi saat sedih atau ketika seseorang merasakan emosi negatif. Anda juga bisa menangis ketika sedang merasa senang atau terharu.

Menurut seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di University of Maryland, Robert R. Provine, menangis tidak bisa menjadi pertanda untuk mendeskripsikan perasaan seseorang.

Ingatlah, jangan merasa cengeng jika air mata Anda tak terbendung ketika sedang marah. Sebab faktanya, para peneliti menemukan bahwa menangis bisa merangsang produksi oksitosin dan prolaktin.

Keduanya merupakan bahan kimia yang dapat membantu menurunkan detak jantung dan meredakan rasa stres yang Anda alami.

Baca JugaAnger Management, Teknik Mengelola Marah dengan Tepat

Emosi Lain yang Mengekspresikan Rasa Marah

Selain tangisan, kemarahan juga dapat memunculkan tindakan-tindakan, seperti:

1. Agresi

Agresi merupakan tindakan dari rasa marah yang muncul ketika seserorang mengalami kekecewaan atau kegagalan. Kondisi ini adalah tindakan terbuka dari bentuk kemarahan tersebut. 

Agresi dapat berupa tindakan memecahkan barang-barang, meninju tembok, menggebrak meja, atau mengekspresikan kemarahan secara tidak langsung melalui sarkasme.

2. Kecemasan dan Depresi

Bentuk emosi lain yang kerap kali muncul akibat kemarahan: kecemasan dan depresi. Dua kondisi ini muncul sebagai akibat dari tidak tersalurkannya rasa marah ke dalam tindakan yang bersifat merugikan.

Sejak kecil, Anda mungkin diajari bahwa kemarahan tidak baik jika disalurkan dalam bentuk yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Oleh karena itu, untuk melindungi orang lain dari kemarahan, kerap kali rasa marah tersebut terpendam dan berakhir dengan timbulnya kecemasan dan depresi.

3. Kritis

Seseorang akan menjadi lebih kritis ketika sedang marah. Bukannya fokus untuk mengatasi masalah yang ada, seseorang malah akan mencari-cari kesalahan orang lain dan mengkiritsinya.

Cara Mengendalikan Tangisan saat Anda Marah

Meskipun menangis saat marah bisa mendatangkan manfaat berupa rasa lega, tetap saja Anda sebaiknya belajar untuk mengontrolnya.

Hal tersebut dilakukan agar Anda tidak menangis di tengah-tengah konflik atau situasi yang tidak seharusnya.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengendalikan tangisan Anda di waktu yang tidak tepat:

1. Atur Napas

Cara agar tidak menangis saat marah yang pertama adalah dengan mengatur napas. Kemarahan bisa menyebabkan dampak terhadap psikologis dan fisiologis pada tubuh, seperti peningkatan tekanan darah, detak jantung, dan adrenalin.

Dengan mengatur napas, Anda bisa memberi jeda kepada tubuh untuk tidak segera mengambil keputusan yang impulsif.

2. Membuat Jurnal

Tidak semua orang bisa mengekspresikan apa yang dirasakan. Bagi sebagian orang, emosi yang dirasakan akan diutarakan lewat tulisan, misalnya dengan journaling.

Dengan rutin membuat jurnal, Anda memiliki ruang untuk mengekspresikan emosi-emosi yang dirasakan.

3. Berlatih Mengungkapkan Emosi

Cara untuk mengendalikan emosi agar rasa marah tidak membuat Anda tiba-tiba menangis adalah belajar mengungkapkan emosi.

Perlu Anda ketahui, kemarahan adalah reaksi besar yang akan sulit Anda abaikan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali apa yang Anda rasakan.

Meskipun marah, hindari melampiaskan amarah kepada orang lain, misalnya keluarga atau teman. Alih-alih memuntahkan semua emosi, cobalah untuk merangkainya di dalam jurnal. Ungkapkan apa yang Anda rasakan saat itu.

Baca Juga: 7 Dampak Buruk Anak Sering Dimarahi (Orang Tua Wajib Tahu)

4. Minum Air Putih yang Cukup

Tahukah Anda jika hidrasi yang cukup dapat membantu meningkatkan suasana hati? Ya, kondisi dehidrasi ringan saja dapat memengaruhi suasana hati dan kemampuan berpikir seseorang.

Jika Anda sedang dalam situasi yang emosional, berhentilah sejenak dari hal yang membuat Anda dalam situasi tersebut, lalu minumlah air putih.

Menurut penelitian di tahun 2011, minum air putih memiliki sejumlah manfaat sebagai berikut:

  • Menurunkan kortisol (hormon stres).
  • Meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan.
  • Menurunkan detak jantung.

Demikian penjelasan mengenai alasan mengapa saat marah kita menangis. Jika Anda kerap kali merasakan emosi yang meledak-ledak tanpa bisa mengendalikannya, konsultasikan kepada psikolog untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

 

  1. Green, James A. 2011. Screaming, Yelling, Whining and Crying: Categorical and intensity differences in Vocal Expressions of Anger and Sadness in Children’s Tantrums. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3192404/. (Diakses pada 15 Agustus 2022).
  2. Gupta, Sanjana. 2021. Why Do I Cry When I’m Mad? https://www.verywellmind.com/why-do-i-cry-when-i-m-mad-5210854. (Diakses pada 15 Agustus 2022).
  3. Santos-Longhurst, Adrienne. 2019. What Are Tears Made Of? 17 Facts About Tears That May Surprise You. https://www.healthline.com/health/what-are-tears-made-of#. (Diakses pada 15 Agustus 2022).
  4. Stanborough, Rebecca Joy. 2020. Why Do We Cry When We’re Angry? https://www.healthline.com/health/crying-when-angry#. (Diakses pada 15 Agustus 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi