Terbit: 23 March 2022 | Diperbarui: 24 March 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Perkembangan emosi anak adalah bagaimana anak mulai memahami dirinya sendiri, seperti apa yang dirasakan dan apa yang diinginkan saat berinteraksi dengan orang lain. Simak penjelasan mengenai contoh dan berbagai faktor yang memengaruhi perkembangan emosinya di bawah ini.

Mengenal Tahapan Perkembangan Emosi Anak Usia Dini (6-9 Tahun)

Apa itu Perkembangan Emosi Anak?

Perkembangan emosi anak terus berkembang setelah mulai memasuki usia sekolah. Dari usia 5-11, anak mulai mengerti bahwa perasaan orang lain juga penting.

Anak-anak usia sekolah dasar mulai menjadi lebih baik mengontrol emosinya sendiri. Seorang anak bisa berbicara lebih mudah tentang apa yang dirasakan dan lebih mampu menerima saran untuk mengembangkan dirinya. Pada masa ini, anak akan mulai memilih temannya sendiri.

Perlu Anda ketahui, seorang anak membutuhkan waktu untuk belajar bagaimana bekerja sama satu sama lain dan ini bisa membuat persahabatan menjadi rumit.

Sebagai orang tua, Anda bisa membantu memahami bagaimana perasaan anak dan teman-temannya. Menjadi teman yang baik dan memiliki teman yang baik merupakan keterampilan yang penting untuk dipelajari anak.

Tahapan Perkembangan Emosi Anak Usia 6-9 Tahun

Pada dasarnya, anak adalah pembelajar yang antusias dan senang melakukan sesuatu dengan orang tua. Saat anak memasuki usia 7-9 tahun, memori dan konsentrasinya mulai tumbuh. Seorang anak mampu berpikir lebih cepat dan bisa mengingat lebih dari satu hal dalam satu waktu.

Berikut adalah tahapan perkembangan emosi anak yang penting diketahui oleh orang tua:

Usia 6 Tahun

Anak-anak biasanya berkembang dalam urutan alami yang dapat diprediksi dari satu tonggak perkembangan ke tonggak perkembangan berikutnya. Tetapi setiap anak tumbuh dan mendapatkan keterampilan dengan kecepatannya sendiri.

Beberapa anak mungkin berprestasi dalam satu bidang, seperti bahasa, tetapi tertinggal di bidang lain, seperti perkembangan sensorik dan motorik.

Perkembangan emosi anak pada usia 6 tahun menunjukan perilaku, seperti:

  • Terus memiliki ketakutan khas di tahun-tahun prasekolah, seperti ketakutan terhadap monster, penculik, dan hewan besar.
  • Meski orang tua adalah sumber kasih sayangnya, pada tahap ini seorang anak mulai senang bermain dengan teman dan orang lain yang dikaguminya.
  • Bermain dengan banyak fantasi dan imajinasi.
  • Biasanya suka menjadi orang dewasa dan merasa seolah-olah sedang merawat anak yang lebih kecil.
  • Suka bermain dengan teman yang berjenis kelamin sama.
  • Mulai memahami perasaan orang lain karena dorongan orang-orang di sekitarnya. Tetapi anak di usia ini masih banyak fokus pada dirinya sendiri.
  • Sedang mengembangkan rasa humor. Pada tahap ini, anak mungkin menyukai humor sederhana

Usia 7 tahun

Sebagian besar perkembangan emosi anak usia 7 tahun mulai memasuki lingkungan sosial, meliputi:

  • Menjadi lebih sadar dan peka pada perasaan orang lain (empati).
  • Sebagian besar anak takut bermasalah dengan orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Anak di usia ini biasanya khawatir tentang pendapat orang lain.
  • Mengembangkan persahabatan, biasanya dengan anak-anak lain dari jenis kelamin yang sama.
  • Terkadang bermain dengan kelompok yang lebih besar, tetapi juga membutuhkan waktu sendiri.

Usia 8 tahun

Sebagian besar perkembangan emosi anak di usia 8 tahun, meliputi:

  • Senang berada di sekitar teman-temannya. Pendapat teman-teman menjadi semakin penting dan tekanan teman sebaya bisa menjadi masalah.
  • Mendapatkan rasa aman karena ikut dalam kegiatan kelompok reguler.
  • Cenderung mengikuti aturan yang dibuat bersama teman-teman.
  • Memiliki emosi yang cepat berubah. Kemarahan adalah hal biasa, dan banyak anak yang kritis terhadap orang lain, terutama pada orang tuanya. Anak mungkin tampak dramatis dan terkadang kasar.
  • Tidak sabar, ini karena anak menyukai kepuasan langsung dan merasa sulit untuk menunggu hal-hal yang diinginkannya.
  • Tertarik dengan uang. Misalnya, beberapa anak mungkin menjadi terobsesi dengan tabungan dan rencana untuk membelanjakan uangnya.

Usia 9 tahun

Perkembangan emosi untuk sebagian besar anak di usia 9 tahun, meliputi:

  • Menyadari norma-norma sosial dasar dan perilaku yang sesuai.
  • Mengontrol kemarahannya hampir sepanjang waktu.
  • Memiliki perhatian, persahabatan yang solid.
  • Memiliki rasa empati yang kuat, yaitu memahami dan peka pada perasaan orang lain.
  • Memiliki emosi yang lebih stabil dibanding sebelumnya. Perubahan suasana hati mungkin masih terjadi, tetapi tidak sesering sebelumnya.
  • Mampu mengatasi sebagian besar ketakutan yang terjadi pada masa anak-anak sebelumnya.
  • Mulai sering mengalami kecemasan dari situasi stres yang umum, seperti prestasi di sekolah.
  • Ingin mengetahui tentang hubungan antara anak laki-laki dan perempuan.

Baca Juga: Pentingnya Kecerdasan Emosional dan Cara Melatihnya

Contoh Perkembangan Emosi pada Anak

Sejumlah contoh perkembangan emosi anak usia dini yang bisa dikenali orang tua, di antaranya:

  • Menunjukkan kasih sayang kepada orang lain.
  • Mengekspresikan kesadaran akan perasaannya sendiri dan perasaan orang lain.
  • Menunjukkan pengendalian diri dan pengelolaan emosi.
  • Memerhatikan orang lain.
  • Menjalin persahabatan yang sehat.
  • Mengungkapkan perasaan melalui kata-kata.
  • Menunjukkan kebanggaan dengan pencapaian.
  • Meminta bantuan apabila diperlukan tetapi menunjukkan kemandirian jika memungkinkan.
  • Memperlihatkan citra diri yang positif.
  • Belajar dari kesalahan sebelumnya.
  • Membangun hubungan yang sehat dengan orang dewasa.

Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Emosi Anak

Ada sejumlah faktor yang dapat memengaruhi perkembangan emosi pada Anak, berikut di antaranya:

  • Faktor keturunan.
  • Kedewasaan.
  • Pengalaman.
  • Kesehatan anak.
  • Kecerdasan.
  • Hubungan dengan keluarga.
  • Lingkungan sosial.
  • Kontrol atas emosi.

Baca Juga: Macam-Macam Emosi pada Manusia dan Pengaruhnya pada Kesehatan

Mengapa Mengajarkan Perkembangan Emosi Anak itu Penting?

Ingatkah Anda ketika pertama kali meminjamkan mainan kesayangan saat masa kecil kepada teman? Tindakan tersebut mungkin dilakukan karena Anda memperhatikan teman yang membutuhkan hiburan dengan mainan. Saat itu, Anda pasti melakukannya dengan sukarela.

Tindakan tersebut adalah langkah besar dalam pertumbuhan emosi dan pertumbuhan ini secara signifikan dipandu oleh orang dewasa dalam hidup Anda.

Menurut National Center for Safe and Supportive Learning Environments, perkembangan emosi yang kuat merujuk pada lima keterampilan utama, termasuk:

  • Kesadaran diri.
  • Kesadaran sosial.
  • Regulasi emosi.
  • Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
  • Membangun hubungan.

Keterampilan ini pada akhirnya akan memengaruhi prestasi di sekolah, di rumah, dan di masyarakat.

Di sisi lain, anak-anak yang tidak mendapatkan bimbingan emosional biasanya mengalami kesulitan secara emosional, akademis, fisik, dan perilaku. Apabila anak tidak dapat memperhatikan, mengekspresikan, dan mengontrol emosi, sangat sulit untuk fokus di sekolah, berteman, atau bekerja sama dalam kelompok.

Baca Juga: 13 Cara Mengendalikan Emosi (Mudah Penerapannya)

Tips Membantu Perkembangan Emosi Anak

Ada kiat-kiat yang bisa orang tua lakukan untuk membantu perkembangan emosi pada anak, berikut di antaranya:

  • Jadilah cerminan emosi dan perilaku pada anak. Orang tua adalah guru pertama untuk anak dan ia akan memandang Anda sebagai panutan.
  • Tanggap terhadap emosi dan perilaku anak. Menanggapinya akan membantu mengembangkan kepercayaan antara orang tua dan anak.
  • Berikan pertanyaan terbuka, seperti “Apa yang akan kamu lakukan?” Ini untuk membantu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.
  • Menggunakan cerita untuk berbicara dengan anak tentang situasi sosial yang berbeda dan bagaimana perasaan setiap orang.
  • Membantu anak-anak untuk mencoba hal-hal baru dan mempelajari seberapa banyak yang bisa anak lakukan.
  • Mengikuti perlombaan untuk mengajari anak-anak mengenai arti menang, kalah, berbagi, dan berunding.
  • Ajukan pertanyaan ketika anak sedang marah. Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin tentang mengapa ia kesal, atau menawarkan alternatif untuk memahami dasar ketidakbahagiaannya. Misalnya, “Mau gosok gigi atau mandi dulu?”
  • Duduklah bersama anak ketika menatap layar televisi atau perangkat elektronik lainnya (tidak disarankan sebelum 18 bulan) dan jadikan itu aktivitas sosial. Misalnya, mengajukan pertanyaan atau bermain game bergiliran.

 

  1. Anonim. What Is Social and Emotional Development. https://helpmegrowmn.org/HMG/HelpfulRes/Articles/WhatSocialDev/index.html. (Diakses pada 23 Maret 2022)
  2. Anonim. 2022. Social-Emotional. https://pathways.org/topics-of-development/social-emotional/. (Diakses pada 23 Maret 2022)
  3. Anonim. 2020. Milestones for 6-Year-Olds. https://www.mottchildren.org/health-library/ue5723#ue5723-sec. (Diakses pada 23 Maret 2022)
  4. Anonim. 2020. Milestones for 7-Year-Olds. https://www.mottchildren.org/health-library/ue5719. (Diakses pada 23 Maret 2022)
  5. Anonim. 2020. Milestones for 8-Year-Olds. https://www.mottchildren.org/health-library/ue5720#ue5720-sec. (Diakses pada 23 Maret 2022)
  6. Anonim. 2020. Milestones for 9-Year-Olds. https://www.mottchildren.org/health-library/ue5721. (Diakses pada 23 Maret 2022)
  7. Dutta, Jatin. Tanpa Tahun. What are the Factors that Affect Emotional Development in Children?. https://www.preservearticles.com/psychology/what-are-the-factors-that-affect-emotional-development-in-children/13090. (Diakses pada 23 Maret 2022)
  8. Mcilroy, Tanja. 2022. The Stages of Emotional Development in Early Childhood. https://empoweredparents.co/emotional-development-stages/. (Diakses pada 23 Maret 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi