Terbit: 20 April 2022 | Diperbarui: 28 April 2022
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Perkembangan teknologi memudahkan seseorang menyebarkan informasi dan konten yang dikehendakinya secara mudah. Sebagai dampak negatifnya, kasus kekerasan seperti revenge porn terus bermunculan. Apa itu revenge porn? Simak penjelasan lengkapnya dalam ulasan berikut!

Mengenal Revenge Porn, Tindakan Kekerasan Seksual Berbasis Gender

Pengertian Revenge Porn

Revenge porn adalah tindakan ketika seseorang menyebarkan konten seksual berupa foto atau video tanpa persetujuan orang yang terlibat di dalamnya. Tindakan ini biasanya dilakukan untuk mempermalukan korban dan membuatnya tertekan.

Sebagian besar korban adalah perempuan. Hal tersebut didukung oleh survei pada tahun 2013 yang bertajuk ‘Effects of the Revenge Porn’. Survei tersebut menemukan bahwa 90 persen korban adalah perempuan.

Oleh sebab itu, revenge porn atau ‘pornografi balas dendam’ menjadi bagian dari perilaku kekerasan terhadap perempuan.

Tak jarang, korban harus menanggung konsekuensi yang berlipat ganda. Pasalnya, bukan hanya merasa malu dan tertekan, korban juga kerap kali disalahkan oleh publik.

Menurut penelitian tahun 2020 dalam jurnal Psychiatr Psychol Law, korban pornografi balas dendam yang kebanyakan perempuan, dianggap ‘bebas’ dan ‘tercela’.

Hal ini juga berlaku di Indonesia yang masih erat dengan budaya patriarki. Sebagian masyarakat akan langsung mengecap perempuan yang menjadi korban pornografi balas dendam sebagai perempuan murahan dan lain sebagainya.

Penyebab Revenge Porn

Kebanyakan kasus dilakukan oleh mantan kekasih yang ingin merusak citra mantannya. Lantas, apa yang membuat pelaku menyebarkan konten seksual tersebut? 

  • Pelaku sakit hati

Penyebaran foto atau video porno dapat terjadi akibat pelaku yang merasa sakit hati terhadap korban, misalnya karena diputuskan secara sepihak. Tujuannya tidak lain adalah untuk membalaskan rasa sakit hati itu.

Selain itu, penyebab tindakan ini juga bisa terjadi akibat rasa sakit hati pelaku karena tidak direstui oleh orang tua korban. 

  • Berniat merusak citra korban

Tidak hanya karena alasan sakit hati, seseorang bisa menyebarkan konten seksual karena ingin merusak citra korban atau merusak nama baiknya.

  • Ingin mendapatkan kontrol terhadap korban

Motivasi seseorang menyebarkan konten seksual orang lain dapat terjadi ketika pelaku ingin memiliki kontrol terhadap korban. Konten bernuansa seksual tersebut akan digunakan sebagai alat untuk mengancam.

Pelaku biasanya menginginkan korban melakukan sesuatu yang dikehendakinya, seperti meminta uang, dan lain-lain. Kondisi ini bisa mengarah pada kekerasan seksual.

Baca JugaSeksisme, Diskiminasi Gender yang Jarang Disadari

Dampak Revenge Porn terhadap Korban

Dampak dari pornografi balas dendam bisa berakibat pada gangguan kesehatan mental korban. Pasalnya, korban akan merasa malu kepada keluarga, pasangan saat ini, teman, rekan kerja, dan masyarakat luas.

Menurut studi pada jurnal SAGE, korban pornografi balas dendam mengalami beberapa kondisi berikut:

  • Masalah kepercayaan.
  • Post-traumatic stress disorder (PTSD).
  • Gangguan kecemasan.
  • Depresi.
  • Kehilangan kendali.
  • Merasa tidak berharga.

Menurut penelitian yang sama, dampak negatif dari tindakan ini terhadap kesehatan mental korban serupa dengan korban yang mengalami pemerkosaan.

Apa yang Harus Dilakukan?

Menjadi korban dari pornografi balas dendam tentu sangat berat. Tak jarang, kasus ini berujung pada bunuh diri akibat korban tidak dapat mengatasinya. Hal ini dapat terjadi akibat rasa enggan korban untuk meminta pertolongan.

Selain karena takut akan pandangan orang-orang, korban enggan meminta bantuan karena khawatir terhadap diskriminasi jika melaporkan kasusnya.

Jika Anda dalam posisi korban, tetaplah tenang dan lakukan beberapa hal berikut:

  • Simpan barang bukti

Pastikan Anda menyimpan data postingan sebagai barang bukti. Ketika Anda siap untuk melapor, tetapi unggahan telah terhapus, Anda masih punya cadangan yang bisa membantu melaporkan kasus  kepada pihak berwajib, terlebih sekarang ada UU ITE untuk mengusut hal seperti ini.

  • Ceritakan kepada orang terdekat

Meski berat, meminta bantuan orang terdekat yang dipercaya adalah salah satu langkah yang sebaiknya Anda lakukan pada situasi ini.

Mungkin Anda khawatir jika orang-orang di sekitar Anda mengetahui hal ini. Namun, percayalah jika dukungan dari mereka bisa membantu.

  • Mencari bantuan

Sebagai korban, Anda juga bisa mencari bantuan organisasi-organisasi terkait, misalnya organisasi perempuan untuk mendapatkan dukungan emosional dan hukum.

  • Meminta bantuan psikolog

Tindakan ini berdampak pada kesehatan mental korban. Untuk itu, bantuan profesional seperti psikolog akan sangat membantu Anda menghadapi masa-masa sulit. Psikolog akan memberikan terapi sesuai dengan gangguan yang Anda derita.

Baca JugaPerbedaan Tipe Pasangan Posesif dan Protektif yang Mudah Dikenali

  • Menonaktifkan akun sosial media

Tindakan ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah Anda terpengaruh oleh komentar-komentar negatif dari orang sekitar dan publik.

Anda sebaiknya menonaktifkan seluruh akun sosial media, atau mengganti nomor bila memang perlu.

Namun demikian, pastikan untuk menyimpan rekaman percakapan Anda dengan pelaku.

Demikian penjelasan seputar revenge porn. Jika orang terdekat Anda mengalaminya atau bahkan hal ini menimpa Anda, jangan sungkan untuk segera mencari pertolongan.

 

  1. Anonim. 2015. Guidance Revenge Porn. https://www.gov.uk/government/publications/revenge-porn. (Diakses pada 20 April 2022).
  2. Baggs, Michael. 2018. Revenge Porn: What To Do If You’re A Victim. https://www.bbc.com/news/newsbeat-42780602. (Diakses pada 20 April 2022).
  3. Bates, Samantha. 2016. Revenge Porn and Mental Health: A Qualitative Analysis of the Mental Health Effects of Revenge Porn on Female Survivors. https://www.biscmi.org/wp-content/uploads/2016/08/Revenge-Porn-and-Mental-Health-A-Qualitative-Analysis-of-the-Mental-Health-Effects-of-Revenge-Porn-on-Female-Survivors.pdf. (Diakses pada 20 April 2022).
  4. Hall, Matthew., & Hearn, Jeff. 2017. Revenge Pornography: Gender, Sexuality and Motivations. https://www.researchgate.net/profile/Jeff-Hearn/publication/316239407_Revenge_Pornography_Gender_Sexuality_and_Motivations/links/5b12adeca6fdcc4611ddc72a/Revenge-Pornography-Gender-Sexuality-and-Motivations.pdf.  (Diakses pada 20 April 2022).
  5. Mckinlay, Tahlee., & Lavis, Tiffany. 2020. Why Did She Send It In The First Place? Victim Blame in the Context of ‘Revenge Porn’. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7534260/(Diakses pada 20 April 2022).
  6. Munir, Abdul., dkk. Studi Terhadap Seorang Perempuan Sebagai Korban Revenge Porn di Pekanbaru. https://journal.uir.ac.id/index.php/sisilainrealita/article/download/6382/3023/. (Diakses pada 20 April 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi