Saat ini sudah banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan kultur kerja, salah satunya adalah quiet firing. Apa yang dimaksud dengan quiet firing? Kenali seputar fenomena ini melalui ulasan berikut.
Apa itu Quiet Firing?
Sesuai dengan namanya, quiet firing atau dalam bahasa Indonesia berarti “pemecatan tenang” adalah tindakan pemecatan diam-diam. Istilah ini ditujukan pada kondisi seorang pekerja yang diam-diam dipecat oleh atasannya.
Tak hanya itu, quiet firing juga dapat berarti seorang atasan memecat bawahannya secara halus. Kondisi ini seolah-olah menggambarkan bahwa karyawan tersebut yang mengundurkan diri alias resign.
Salah satu cara yang bisa dilakukan atasan untuk melancarkan aksinya ini adalah dengan membuat pekerja merasa kurang kompeten dalam suatu pekerjaan. Pada akhirnya, pekerja tersebut tidak memiliki keinginan untuk bertahan.
Jika quiet quitting cenderung dilakukan oleh karyawan atau bawahan, quiet firing dilakukan oleh atasan.
Perlu Anda ketahui, adanya dua kondisi di atas bisa menunjukkan bahwa lingkungan kerja Anda toksik atau tidak sehat.
Baca Juga: Mengenal Quiet Quitting dan Pengaruhnya pada Kesehatan Pekerja
Mengenali Tanda Atasan Melakukan Quiet Firing
Berikut ini adalah sejumlah tanda yang bisa diamati saat seseorang melakukan quiet firing, di antaranya:
1. Tidak Memberikan Promosi kepada Bawahan
Seorang atasan dikatakan melakukan pemecatan diam-diam ketika tidak memberikan promosi dan peluang kepada bawahannya.
Pada lingkungan kerja yang sehat, sudah sewajarnya bagi seorang atasan untuk memberikan pengarahan kepada bawahannya. Hal ini mencangkup apa saja yang perlu dicapai oleh bawahan untuk naik ke tahap selanjutnya dalam kariernya.
Sayangnya, hal ini tidak berlaku bagi lingkungan kerja yang tidak sehat. Karier bawahan cenderung hanya di situ-situ saja.
2. Pekerjaan yang Biasa Dikerjakan Diserahkan ke Orang Lain
Quiet firing dapat diamati dari pekerjaan yang diberikan. Jika sebelumnya Anda biasa memegang suatu projek, tetapi beberapa waktu belakangan tugas tersebut malah diserahkan kepada orang lain, hal ini juga bisa menjadi tanda tindakan ini.
Sebaliknya, Anda malah diberikan tugas yang kurang menarik dan tidak menantang. Pada gilirannya, karier Anda akan terhambat.
3. Beban Kerja Meningkat atau Sebaliknya
Selain memindahtangankan tugas yang bisa Anda kerjakan, atasan yang melakukan pemecatan diam-diam juga dapat menambah atau malah mengurangi beban kerja Anda.
Atasan menambah beban kerja dengan harapan Anda merasa burn out sehingga memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaan.
Sementara itu, atasan bisa saja mengurangi beban kerja agar Anda merasa bosan karena tidak mengerjakan apa-apa.
4. Jarang Mendapatkan Respons Positif dari Atasan
Tanda perilaku quiet firing lainnya adalah kurangnya respons positif dari atasan. Padahal, respons atau feedback dari atasan ini sangatlah penting dalam pekerjaan.
Jika atasan hanya mengkritik dan berkomentar negatif, ini bisa dapat menjadi tanda bahwa Anda adalah korban dari quiet firing.
5. Sering Tidak Diikutsertakan pada Setiap Kesempatan
Jika sebelumnya Anda sering menerima broadcast email terkait pekerjaan dari atasan, lalu tiba-tiba berhenti menerimanya, hal ini bisa menandakan bahwa Anda adalah korban quiet firing.
Pasalnya, tanda pemecatan halus ini dapat berupa mengecualikan Anda pada setiap kesempatan.
6. Menerima Perilaku yang Tidak Adil
Tindakan yang dapat menjadi salah satu tanda quiet firing adalah ketika Anda kerap kali menerima perilaku tidak adil dari atasan.
Jika ini sering kali dialami oleh seluruh karyawan, maka bisa dipastikan jika lingkungan kerja memang tidak sehat. Namun, bila hanya sebagian karyawan yang menerima perlakuan tidak adil ini, kemungkinan besar atasan Anda sedang melakukan quiet firing.
Baca Juga: Kenali, Ini 9 Tanda Perilaku Bullying di Tempat Kerja
Dampak Quiet Firing bagi Kesehatan Mental
Lingkungan kerja yang tidak sehat faktanya berefek negatif terhadap kesehatan mental, termasuk tindakan quiet firing.
Pemecatan diam-diam berisiko membuat korban merasa dikucilkan akibat selalu dikecualikan dari berbagai kegiatan. Pada akhirnya, hal ini akan mengganggu kesehatan mental korban.
Menurut penelitian tahun 2021, lingkungan kerja yang toksik, misalnya kasus pelecehan, intimidasi, dan pengucilan, dapat menyebabkan korban merasa stres, kelelahan, bahkan depresi.
Oleh karena itu, jika menerima perlakuan yang mengarah pada tindakan quiet firing, Anda disarankan untuk berbicara empat mata dengan atasan. Dengan begitu, masalah yang dihadapi bisa segera menemui titik terang.
Demikian penjelasan seputar quiet firing dan sejumlah tanda yang bisa diamati. Jika menerima perlakuan tersebut di tempat kerja dan hal itu berdampak negatif terhadap kehidupan Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada psikolog.
- Anonim. 2022. Quiet Firing: What It Is and How to Spot It. https://teambuilding.com/blog/quiet-firing. (Diakses pada 29 September 2022).
- Castrillon, Caroline. 2022. 10 Signs Your Boss Is Guilty Of Quiet Firing. https://www.forbes.com/sites/carolinecastrillon/2022/09/11/10-signs-your-boss-is-guilty-of-quiet-firing/?sh=12880eb44818. (Diakses pada 29 September 2022).
- Rajesh, Anoushka. 2022. Off the Grind: Why Workers Are ‘Quiet Quitting’, and Bosses Are ‘Quiet Firing’. https://www.thequint.com/fit/mind-it/quiet-quitting-firing-burnout-workplace-trend. (Diakses pada 29 September 2022).
- Rasool, Sama Faiz, dkk. 2021. How Toxic Workplace Environment Effects the Employee Engagement: The Mediating Role of Organizational Support and Employee Wellbeing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7956351/. (Diakses pada 29 September 2022).
- Small, Jonathan. 2022. ‘Quiet Firing’ Is Taking the Workplace by Storm. What Is It Exactly? https://www.entrepreneur.com/starting-a-business/quiet-firing-is-taking-the-workplace-by-storm-what-is-it/435003. (Diakses pada 29 September 2022).