Terbit: 29 June 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Media sosial telah menjadi salah satu hal yang tidak terpisahkan dari dunia para anak muda belakangan ini. Selain bisa memberikan informasi yang cepat, media sosial memberikan keasyikan tersendiri bagi anak muda sehingga mereka bisa berlama-lama bermain dengan gadgetnya. Sayangnya, menurut sebuah penelitian terbaru, media sosial memberikan dampak butuk bagi para remaja dimana kini banyak remaja yang kehilangan kemampuan untuk bersosialisasi dengan baik di dunia nyata.

Pakar: Remaja Kecanduan Media Sosial Semakin Sulit Bersosialiasi Dengan Baik di Dunia Nyata

Penelitian ini sendiri dilakukan oleh tim yang berasal dari University of North Carolina dan NC State University dan dilakukan di Chapel Hill. Sebanyak 487 remaja dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan sepanjang satu tahun. Dalam penelitian ini sendiri, para remaja ini dipelajari cara berkomunikasinya dengan pasangannya baik itu dengan cara tradisional layaknya berkomunikasi secara langsung atau setidaknya bertelepon, dan juga saat mereka memakai media sosial atau aplikasi chat yang kini sedang populer. Selain itu, dipelajari pula cara bersosialisasi dan menjalani hubungan dengan sehat, khususnya dalam mengelola konflik atau mengeluarkan pendapat pribadi atau menyatakan kebutuhan pada orang lain.

Yang menarik adalah, mereka yang suka bermain dengan media sosial atau aplikasi gadget lainnya ternyata cenderung kesulitan untuk menjalai hubungan dengan sehat, tak peduli jenis kelaminnya. Seringkali saat ada konflik, yang terjadi justru adalah perkelahian dan buntunya komunikasi.

Pakar kesehatan Jacqueline Nesi dan Mitch Prinstein mengungkapkan jika penggunaan media sosial secara masif berimbas buruk pada cara bersosialisasi remaja modern mengingat media ini tidak mengeluarkan ekspresi wajah saat berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan, penelitian ini menunjukkan jika penggunaan media sosial berimbas langsung pada menurunnya ketrampilan berkomunikasi sehingga perbedaan cara pandang, menghentikan argumen, atau sekadar menyatakan pendapat menjadi hal yang bisa memicu masalah yang besar saat dilakukan secara langsung.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi